꒰ ∷ ─ chpt. 020˚ ꒱

1.2K 145 29
                                    

bughh

"yang jeongin!"

jeongin tertawa saat felix meninjunya main main. felix merengut kesal karena jeongin berani beraninya melempari wajahnya dengan—

"buat kak felix. kakak suka banget sama hiu kan?" ujar jeongin. felix berbinar menatap boneka hiu yang sejak tadi dia taksir di toko oleh oleh tapi malas karena harganya mahal.

"memangnya nggak papa? kamu kan sudah uga beliin onesie buat nagisa.."

"aku dapet kerjaan di agensi hiburan. habis lulus aku bakal nerusin kerja disana. tapi omong omong, kak felix ngelamunin apa tadi?"

jeongin bertanya namun felix hanya menggeleng dan berjalan keluar dari toko meninggalkan jeongin.

jeongin mengikuti langkah felix. entah kenapa ia jadi was was kalau felix pendiam seperti ini. pengalamannya selama ini felix akan bilang yang enggak enggak kalau dia sudah diam lama.

"kak felix nggak akan nyuruh aku pergi lagi kayak yang dulu kan?" tanya jeongin datar.

felix langsung memerah malu, "e-enggak kok!"

"bagus. karena kalau kakak gitu lagi aku nggak mau nurut dan bakal tetep disini sama kakak." kata jeongin meraih tangan felix dan menggenggamnya erat erat.

"uhmm jeongin..." panggil felix setelah berjalan beberapa lama.

"...halte busnya udah kelewatan" kata felix mengingatkan. 

jeongin hanya melirik sebelum terus berjalan tak peduli. felix kebingungan entah kemana jeongin mau mengajaknya.

mereka masih berjalan selama beberapa menit kemudian sampai di lobi sebuah hotel. felix menatap jeongin penuh tanda tanya karena ini tidak ada di jadwal rencana mereka.

jeongin terus menggandeng felix sambil memesan sebuah kamar untuk mereka berdua. jeongin bahkan membayar semuanya dengan uang dia sendiri.

"ohhh mentang mentang udah kerja sekarang ntraktir mulu ya" komentar felix.

"enggak kok, ini uang tabunganku. lagian aku udah kerja di agensi sejak seminggu lalu, kakak aja yang nggak tahu."

"lah kamu sih nggak pernah cerita."

"kakak sih nggak pernah nanya."

felix mendengus malas berdebat. sesampainya di dalam kamar, jeongin tak buang buang waktu dan mencium felix segera setelah pintunya di tutup. 

mereka baru berhenti berbagi ciuman panas itu setelah felix kehabisan napas.

"nghhhh jeonginhh" felix langsung tak berdaya digendong jeongin yang sudah telanjang dada. ia dijatuhkan ke ranjang dan lehernya diserang jeongin. 

tangan jeongin sibuk menanggalkan semua kain di tubuh felix. begitupun dengan felix yang melepas resleting celana jeongin.

jeongin menggeram dengan nafas berat di atas felix. tangannya memerangkap satu tangan felix di atas kepalanya, "gantian sekarang aku makan kak felix..."

"iahhh jeonginniee!!" felix menggelinjang merasakan lidah jeongin memasuki lubangnya.

baru kali ini felix merasa lubangnya dirangsang sedemikian rupa. penisnya mulai memuncratkan beberapa cairan bening. 

jeongin mendesis dan memakai tangannya yang bebas untuk mengocok milik felix.

"aghhh kak felix cantik banget" jeongin menyusurkan tangannya di sekujur tubuh felix yang telanjang bulat. 

seumur umur melakukan seks dengannya, jeongin tak pernah mengajak felix benar benar tanpa sehelai pakaian apapun.

melihat kulit mulusnya diterangi cahaya redup seperti ini, mengkilat dengan keringatnya, serta dengan wajah erotis yang seksi berhasil membuat jeongin keras seketika.

jeongin mendecakkan lidah. ia membuka bungkus kondom sembarangan. jeongin memasang benda karet itu tak sabaran ingin segera masuk. 

felix menahan jeongin saat ia sudah mensejajarkan dirinya dengan lubang felix.

"jeongin, tunggu..."

"kenapa kak?"

"jangan pakai kondom" felix berkata lirih dengan wajah memerah sempurna.

jeongin terdiam, "ini bakal sakit, kak."

felix membersihkan tenggorokannya yang terasa kering, "please.. aku mau kamu. aku pengen ngerasain semuanya. mau badan kita nyatu. mau kamu masukin yang dalem. muncratin semuanya buat aku"

"ssttt oke, aku ngerti. berenti bicara gitu kak felix, aku bisa gila." kata jeongin segera membungkam sebelum ia menyakiti felix karena saking nafsunya.

"j-jeongin aku sayang kamu. bukan cuman badanmu dan seksmu. aku sayang sayang banget sama kamu. maaf aku nggak nyadar dari dulu.." 

bisa bisanya lee felix confess di tengah jeongin mau masukin lubangnya.

jeongin mengangguk dan mengecup air mata felix, "iya iya kak felix. aku juga sayang kak felix."

"kamu dipecat." kata felix sok tegas walaupun air matanya mengalir.

"huh?" jeongin dikagetkan untuk kedua kalinya. 

mau ngewe aja susah bener, kasihan jeongin.

"berhenti jadi housekeeper. aku mau jeongin jadi pacarku. ayo, aku maksa." jeongin gemas sekali dengan felix yang menatapnya memaksa. bibirnya merengut dan pipinya merah sempurna.

jeongin mendengus, "dengan senang hati kak felix."

tentunya sebagai pacar yang baik jeongin akan memuaskan felix kan. ia mendorong penisnya begitu saja ke lubang felix. 

akhirnya. setelah ditunda dua kali.

"shh—ahhh! j-jeongiiiinhhhh"

malam itu tak akan pernah dilupakan oleh felix. merasakan jeongin mendominasinya dan keluar tiga kali di dalam lubangnya yang hangat.

begitupun dengan jeongin. ia tidak akan pernah melupakan felix yang mendesahkan namanya keras keras tanpa takut nagisa akan dengar. 

© ECLAIR, 080222

what a great way to celebrate jeongin's birthday :D

❪ 恋 ❫ ECLAIR • jeonglix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang