12. Puisi untuk Langit

28 2 0
                                    

"Seenggaknya jangan seenaknya ya kalau tau aku suka kamu"


🦋🪐

"Ngit, liat Rain gak ?" tanya Samudera yang terengah-engah sembari memegang kedua lututnya.

"Nih di belakang" ucap Langit sambil mengarahkan dengan kepalanya.

Sedangkan yang di maksud hanya bisa berdecak kesal dan memaki Langit dalam hati.

"Rain ?" tanya Samudera memastikan.

Rain pun beranjak berdiri menghampiri Samudera, "Eh kak Samudera. Iya kak kenapa ?" tanyanya.

"Lo ngapain disitu ?"

"Rain ? Oh Rain tadi nyari... Aduh apa itu namanya, bed nama iya bed nama. Tadi gak sengaja jatuh, trus sama kak Langit malah dibuang ke belakang. Jadi Rain cari deh heheh" jelas Rain menganggukkan kepalanya kecil.

"Parah banget sih lo ngit. Bukan di bantuin malah di tambah susah" gumam Samudera.

"Lah kok gu---akkhh" elak Langit tetapi tak tuntas, karena dengan cepat Rain menendang tulang kering nya.

"Ih iya parah kan kak. Udah ayo deh kak, kakak kenapa cari Rain" tanya Rain sembari berjalan menjauhi Langit dengan menuntun Samudera.

"Sial. Ini jatohnya kenapa jadi gue yang cemburu anjir" omel Langit pada dirinya sendiri.

🌃🌈

Rain sedari tadi sudah menunggu Langit di parkiran. Tak lama Rain melihat Langit dan Angkasa berjalan mendekat kearahnya. Iapun segera menghampiri kedua orang tersebut.

"Hai, kak Langit. Kata mama, Rain disuruh bareng kakak. Abis pulang langsung Les aja katanya. Soalnya nanti malem Rain ada acara keluarga" jelas Rain.

Langit hanya mendengarkan ucapan Rain tanpa membalasnya. Ia langsung melanjutkan langkahnya menuju parkiran. Sedangkan Rain, ia terdiam sesaat dan memandangi punggung Langit yang kian menjauh.

"Psstt... Lagi pdkt sama Langit ya, Rain ?" tanya Angkasa.

"Iya ni, tapi kak Langit nya gak ngerespon" eluh Rain.

Angkasa menganggukkan kepalanya, "eh btw Langit jadi guru les lo ? Emang belajar apa ?" tanya Angkasa.

Rain mengangguk, "iya, mama yang nyuruh. Kak Langit ngajar les bahasa Inggris, soalnya Rain ga pinter bahasa Inggris, enakan juga matematika" ujarnya.

Angkasa kaget bukan main, matanya beberapa kali mengerjap tak percaya mendengar perkataan Rain. "Demi apa si ? Ni anak dari pabrik mana asalnya" batinnya.

"Lo tau gak kalau Langit suka puisi ? Apalagi kalau puisinya pake bahasa Inggris" ungkapnya pada Rain.

Rain menggeleng, "Enggak, emang nya iya ya kak ?" tanyanya tak percaya.

Angkasa mengangguk-angguk meyakinkan, "iya serius. Tapi berhubung 'katanya' lo gak jago bahasa Inggris. Gue mau deh bantuin lo" tawar Angkasa.

Rain membelalakkan matanya, "serius kak ?" tanya Rain memastikan.

Angkasa mengangguk meyakinkan, "serius, gue bakal bantu lo buat puisi untuk Langit" ujarnya.

TINNN•••

Langit mengklakson Rain yang tak kunjung masuk kedalam mobil karena terlalu asyik berbicara dengan Angkasa.

"Gue tinggal lo ya !?" ancam Langit.

"Eh jangan-jangan, bye kak Angkasa, Rain duluan" pamit Rain seraya masuk kedalam mobil.

🌃🌈

SEMESTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang