FF-21410791482011203

558 72 54
                                    

Siaran keempat puluh tujuh tayang pada : 30 Desember 2021

Song recommended : Pupus – Hanin Dhiya

Song recommended : Pupus – Hanin Dhiya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-elnoveint-

Diandra mendengar jelas suara derit pintu besi ditarik paksa. Disusul desisan seseorang sambil berkata, "Hati-hati, Bego!"

"Iya, iya, maaf!"

Diandra merasa pipinya ditepuk pelan berulang kali. Dia sedikit membuka mata. Hal yang pertama kali dia lihat wajah penjaga yang menggendongnya. "Syukurlah, Mbak sadar!"

Kening Diandra mengernyit. Penjaga tersebut berkata, menjawab kebingungan Diandra. "Mbak, bisa turun tangga sendiri, nggak? Sebentar aja, kok. Saya nggak kuat gendong Mbak sambil turun tangga. Saya takut Mbak-nya nanti malah jatuh."

Diandra mengangguk lemah. Dia turun perlahan dari gendongan Si penjaga. Namun, lengan penjaga itu tetap setia merangkul pundak Diandra, membantu menjaga keseimbangan Diandra.

Tepukan dua kali Diandra rasakan pada pundak. Diandra menoleh ke kanan, melihat penjaga satunya tersenyum kemudian berkata, "Saya tunggu di sini, Mbak. Hati-hati ya Mbak, turunnya."

Saat itu Diandra tau, mereka tulus menolongnya.

"Ayo, Mbak. Kita nggak punya banyak waktu."

Diandra dibantu penjaga bernama Bam menuruni satu per satu anak tangga dengan hati-hati. Di anak tangga ke lima, Bal, nama Si penjaga satunya menutup pintu besi, membuat ruangan bawah tanah gelap tanpa pencahayaan.

"Bentar, Mbak."

Bam mengambil senter dalam saku celana, mengarahkan ke bawah agar mereka tidak meleset menapak anak tangga. "Yuk, lanjut jalan lagi, Mbak."

"Nggak usah, Mas."

Niat Bam melanjutkan langkah terurung. "Loh, kenapa, Mbak? Entar luka Mbak semakin parah."

"Biar saya lanjutkan sendiri misi saya."

Bam tambah bingung. "Maksud Mbak?"

"Mas, maaf ya."

"Hah?"

Bugh!

Diandra memukul keras tengkuk leher Bam hingga cowok itu tidak sadarkan diri. Dia berganti menahan badan Bam supaya tidak terjatuh. Perlahan, Diandra mendudukkan Bam di anak tangga yang dia tapaki. Menyamankan posisi duduk Bam biar kalau cowok itu sudah sadar, dia tidak sakit leher.

Diandra bergumam pelan. "Makasih, Mas, buat kebaikan Mas sama kembaran Mas."

Diandra mengambil senter dari genggaman lemah tangan Bam. Setelahnya Diandra menuruni tangga hati-hati. Melihat cahaya dari balik sebuah jendela kaca kecil pintu, Diandra melangkah mendekat.

Elnoveint✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang