Part 10

49.1K 725 18
                                    

' Love you so much' Kata-kata Willy yang menggangu pikiranku. Apakah dia sadar saat mengatakan itu? Ah mungkin dia hanya terbawa suasana. Suasana sehabis perang mungkin , perang dalam arti lain.

Bagi lelaki berhubungan intim tak perlu menggunakan perasaan cinta. Bisa saja hanya kebutuhan nafsu.

"Ngelamunin apa kamu? " Eh Willy tadi bilang kamu kan bukan Lo gitu? Wah parah pasti ni anak sakit deh. Aku menaruh tanganku di keningnya kemudian kutaruhkan di lututku.

"Ngapain sih kamu ? " Tuh kan dia sakit ! wah ini mah stadium akhir.

"Lo sehat kan ? lo nggak salah minum obat kan kemarin. Atau lo kemarin kejedot apa gitu ? " tanya ku beruntutan.

"Ya kejedot ke dada kamu kemarin saat bercin-- Aww" kucubit perutnya.

"Tunggu ya , gue panggil dokter dulu. Kemarin gue tau tempat dokternya deket dari sini kok. Jangan kemana-mana" Aku hendak pergi tapi sebuah tangan mencekal pergelangan tanganku.

"Kamu tuh kenapa sih? siapa yang sakit? "

"Lo sakit ! Kok lo logatnya ganti sih"

"Kita harus biasain ini. Gak baik juga kalau logatnya masih gitu. Kita kan suami istri , apalagi kalau kita nanti sudah punya baby. Ya kan sayang " Willy mengelus perutku yang tidak ada apa-apanya. Palingan juga lemak menumpuk, eh enggak perutku ini atletis. Gila ni anak emangnya sekali bikin langsung jadi gitu? Baru juga kemarin malam . Emangnya bikin mie instant cuma butuh 5 menit.

"Dasar sinting Lo! Gila kal-- hmmmppp " Willy membungkam mulutku dengan mulutnya. Apakah ini morning kiss. Tapi sayang hanya sebentar sungguh tidak rela. Ah aku menjadi pecandu ciuman gapapalah gak dosa sama suami sendiri lagian daripada menjadi pecandu narkoba. Yang ada hidupku berakhir di rehabilitasi buruknya di nusa kambangan.

"Itu hukuman. Karna kamu masih menggunakan logat lo gue denganku."

"Terus kalau el-- eh kamu yang melanggar gimana ? "

"Ya sama, kamu harus menciumku sebagai hukumanku"

"itumah maunya elo keenakan elo nya eh" Aku menutup mulutku keceplosan.

"Peraturan tetap peraturan .." Willy cengar cengir tak karuan lalu menyerangku. Dia menyambar bibirku lahap. Aku yang tak kuat menahan berat badanku yang sebentar lagi limbung karena serangan dadakannya , mengalungkan lenganku di lehernya. Ciuman Willy semakin Intens , Bahkan dewiku sudah basah dan menari-nari ingin dimasuki.

Willy memasuki ku dengan jari tengahnya. Bukan jarimu yang ku inginkan Willy.

Tok..Tok..

Suara pintu diketuk mengintrupsi kegiatan kami. Willy berdecak sebal, aku mengelus dadaku 'Selamat-selamat' Lirihku pelan. Sebenarnya rasanya kecewa dan sakit karena aku hampir memasuki zona nikmat. Aku melenggang ke kamar mandi melakukan mandi wajib karena ulah kami.

Sekarang aku tak perlu lagi malu-malu keluar dengan lilitan handuk. Buat apa malu sama suami sendiri?

"Tadi siapa? " tanya ku

"Itu jasa rental mobil. Aku ingin mengajak mu berkeliling di sini. Ini kan hari terakhir kita disini "

"Willy kamu keluar sebentar ya. Atau kalau nggak kamu mandi sana"

"Emangnya kenapa ? kamu mau mandi sama aku ? "

"Apa kamu nggak lihat aku baru saja selesai mandi. Ya aku mau ganti baju lah "

"Ngapain sih malu? Kan aku udah liat semuanya. Ya walaupun dalam keadaan kurang pencahayaan aku masih ingat kok lekuk tubuhmu. Bahkan aku tahu ukuran payudaramu sekitar 38 kan " Ku lemparkan bajuku ke wajahnya. Baju yang di koper ya bukan baju yang kupakai.

My beloved cousinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang