Bab Tiga Puluh Delapan

2 0 0
                                    


Tak lama kemudian Pak Bejo kembali lagi sambil membawa tiga kotak makanan dengan tiga botol minuman air putih satu liter juga.

"Nah yuk silahkan makan dulu sebelum pulang, biar nantinya pulang bisa langsung tidur hehe."

"Woah terimakasih!" Ucap anak gempal tersebut sambil langsung mengambil kotak makanan dan satu botol minuman air putih dengan cepat dari tangan Pak Bejo.

"Uhm, iya terimakasih." Balasku sambil menerima kotak makanan dan satu botol minuman air putih juga dengan pelan.

"Setelah habis makan, kotak makananya di buang ke tempat sampah ya."

"Iya." Jawab aku dan anak gempal tersebut hampir bersamaan.

Setelah aku membuka penutup kotak makanan tersebut ternyata berisi ada sendok lalu makanan ayam goreng, beberapa potongan mentimun, nasi dan juga sayur salad.

Aku agak bingung dan takut salah paham, mau aku makan pakai sendok seperti dulu atau memakan langsung menggunakan mulutku seperti sekarang. Kalau pakai sendok yaa wujud bukan manusia lagi, memakan langsung menggunakan mulut yaa jadinya merasa malu gimana di depan banyak orang lagi masih berada di area Monas.

Aku memilih memakan makananku menggunakan sendok sih tetapi kerasa agak gugup dan ragu juga di tengah keramaian area Monas ini.

Jadinya aku makan diam-diam secara agak cepat biar nggak terasa dilihat aneh dari banyak orang di sekitarku. Walaupun mereka memang sedang nggak melihatku, tetapi takut juga bila ada seseorang yang nggak sengaja melihatku memakan makananku dengan cara yang nggak seperti biasanya.

Pak Bejo melihatku seperti itu cara makan nya, ia berkata, "Udah tenang santai, nggak usah gugup." Sambil menepuk kepalaku.

"Uhm, ehe ... i ... iya pak."

Aku melihat anak gempal sedang memakan makananya sambil bermain hand phone nya.

"Kamu habisin dulu makananmu cepat, biar bisa langsung pulang." Kata Pak Bejo kepada anak gempal tersebut dengan halus.

"Ish, jangan ganggu pak, sinyal di sini lagi bagus buat main game ini!"

"Ish, dimarahin sama ibu kamu yang ada kalau main game terus."

Anak gempal tersebut hanya terdiam fokus kepada game di hand phonenya aja.

Beberapa saat kemudian makananku udah habis, si anak gempal tersebut masih menyisakan makanan tersebut di dalam kotak makananya dan ingin langsung di buang olehnya.

"Eh, nggak kamu habisin dulu?"

"Nggak, dah kenyang!" Jawab anak gempal tersebut dengan singkat dan langsung membuang kotak makanannya ke dalam tong sampah.

"Yaah, sayang." Ucapku di dalam hatiku, kayak kerasa kurang enak kalau udah dapat makanan malah ujung-ujungnya di buang juga ke tong sampah.

"Ayo syah, kita langsung pulang."

"Eh, i ... iya pak." Jawabku sambil membuang kotak sampahku lalu kita pun pulang kembali dengan berjalan kaki,

Beberapa saat kemudian di pertigaan hampir mau sampai di rumahnya Pak Bejo, anak gempal tersebut jalan berpisah sambil melambai tangan.

"Bye, dadah semuanya!"

"Dadah." Balasku sambil membalas lambaian tanganya.

Pak Bejo ikut melambai tangan dan tersenyum aja kepada anak gempal tersebut.

"Syah. Kalau misalnya apa yang kamu ceritakan itu benar apa adanya, aku berharap si DJ Neyyin nggak akan terkena racun pengubah mutant juga di sekolahnya." Ucap Pak Bejo dengan tatapan agak sayu.

"Amin."

"Ok. Hampir mau sampai, kita langsung tidur aja ya."

"Ok pak."

Kita pun lanjut berjalan lagi dan beberapa menit kemudian, kita pun sampai ke rumahnya Pak Bejo.

Pak Bejo langsung masuk ke dalam rumah sedangkan aku meminta izin untuk berada di luar sementara untuk rebahan di halaman depan rumahnya sambil belajar memainkan kekuatanku lagi.

Sempat aku melamun dalam pikiranku "Kalau memang guru di suap untuk membiarkan para muridnya di culik ... apa mungkin ya, sampai pak kepala sekolah nggak menyadari gitu? Atau emang dah janji? Tetapi aku lihat guru itu baik aja deh orangnya, mana ada juga guru membiarkan anak orang lain di culik begitu aja?"

"Kan tadi ada perkumpulan terus tiba-tiba ada gas bius, terus ketiduran ... terus siapa yang gendong semua muridnya? Terus di bawa pakai apa? Aku agak kurang percaya kalau yang melakukan semua itu adalah guruku yang dari sekolahku ... ih, mana mungkin lah!" Pikiranku masih terlalu polos untuk bisa menerima atau menduga oknum guru tersebut adalah orang jahat di pikiranku.

Aku tambah kepikiran lagi, "Bagaimana jika aku langsung terbang kabur aja dari sini pergi ke sekolah SD ku dulu? Hmmm bisa jadi sih, mumpung ini malam hari dan nggak ada orang yang akan melihatku terbang dari warna badanku ini."

Aku langsung bangun berdiri dan melihat ke atas langit, "Nggak ada pembatas di atas rumahnya kah?" Aku mencoba untuk terbang ke atas menduga mungkin ada pembatas kawat di atas rumahnya secara diam-diam.

Di saat aku melompat dan mengepakkan sayapku, tiba-tiba aku terjatuh, "Argh, masih belum terbiasa sayapku untuk terbang, tadi bisa sekarang malah jatuh lagi!"

Aku melompat dan mengepakkan sayapku lagi dan terjatuh lagi berulang kali sampai nggak kerasa wajahku mulai kotor karena terkena tanah dan rerumputan dari halaman rumahnya Pak Bejo.

Aku pun mencoba untuk naik ke atas atap rumahnya Pak Bejo yang lumayan agak tinggi untuk bisa aku lompati dan mengepakkan sayapku. Sempat aku cek atapnya bisa ku pijak atau nggak, ternyata masih bisa kuat untuk ku pijaki di atas atap rumah ini.

Aku pun melompat dari atas atap rumahnya lalu secepat mungkin aku mengepakkan sayapku, aku hampir aja gagal terbang dan aku langsung mengepak kan sayapku lebih kuat dan cepat agar nggak terjatuh lagi.

Aku pun akhirnya bisa terbang ke atas lagi, haah agak susah juga untuk terbang, kadang tadi bisa terbang, kadang terjatuh lagi bah.

setelah aku terbang tinggi-tinggi ke atas rumahnya Pak Bejo, aku nggak merasakan ada pembatas kawat atau sesuatu hal yang memang membuatku nggak bisa terbang kabur keluar dari dalam halaman rumahnya Pak Bejo.

Aku menjadi agak tersenyum sendiri ingin langsung pergi kabur sesegera mungkin untuk bisa langsung pergi ke tempat sekolah SD ku lagi.

Agak dilema juga untuk kabur, takut Pak Bejo akan marah atau aku bakal tertangkap lagi dan malah ketahuan dengan orang lain yang berada di sana, kalau sampai ketahuan dan di tangkap sama para penjahat penculik tersebut, nanti akh masuk kembali ke kerangkeng dan ntah apa yang akan mereka lakukan, mungkin menyakitiku, memutilasiku, membedahku atau di jual ke pasar gelap.

Ish, apa yang aku pikirkan. Aku akan menjelaskan dan meminta maaf ke Pak Bejo jika aku harus pergi dan kabur untuk menyelamatkan adekku sebelum semuanya terlambat, jika aku tertangkap lagi oleh orang lain atau ketangkap oleh para penjahat itu bukan salah Pak Bejo. Aku akan kembali lagi setelah aku berhasil menyelamatkan adek ku.

Mutant Dragon no Onnanoko (Gadis kecil Mutan Naga)  Finish season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang