Solo piano mengiringi perjalanan gadis itu ke altar. Senyumnya cerah, bertolak belakang dengan hujan badai di luar sana.
Hari itu, hari terakhir di bulan November, laki-laki terbaik yang ditemuinya sepajang hidup itu mengikat janji dengannya. Di hadapan Tuhan dan hanya disaksikan beberapa orang yang semuanya hanya petugas di kapel yang tidak terlalu mempelai kenal.
Dalam kilatan petir dan suara guntur yang menggelegar, mereka berjanji untuk saling menjaga lebih baik lagi dalam suka, duka, hingga maut memisahkan ... dan berharap tetap bersama setelahnya.
..............................................................................................
Terry keluar dari mobilnya dan buru-buru membukakan pintu untuk Gendhis. Mereka memasuki resort yang sudah dibooking VVIP itu. Ketika akan masuk sudah ada Mina dan Gege yang menggendong bayi berusia tida bulan mereka.
"Aww... cutie pie" Gendhis tidak bisa menahan kegemasannya pada bayi laki-laki itu , menurut Mina anaknya sangat kuat, bahkan sudah bisa tengkurap. Menurut teorinya ini karena sewaktu hamil dia sempat menghajar Shareema, tapi dia mengatakannya diam-diam karena hingga sekarang Gege tidak tahu alter ego seorang Minaya Lazuardi.
Mereka masuk ke dalam dan ternyata para tamu sudah datang, Syeden dan Tria juga ada di sana bersama Yuga yang masih setia jomblo – jomblo saja.
Semua anggota geng diundang dalam acara pemberkatan Gianna Hanafi dan Andress Dimitria. Untuk ukuran pernikahan pesohor tamunya sangat sedikit. Hanya orang-orang yang dirasa paling dekat. Mama –papa Syeden juga diundang, bagaimanapun Jayana juga harus menyaksikan anak sahabatnya menikah. Mereka duduk satu meja dengan Yohan Adhilaksana dan istrinya.
Gendhis sempat menghentikan langkah ketika Terry mengajaknya menyapa para tetua itu.
"Kenapa? Kamu masih tidak nyaman?" Terry bertanya
"Menurut kamu?" Gendhis balik bertanya
"Om Yohan dan istrinya sungguh berlapang dada dengan semua yang telah terjadi, Jehan salah dan dia sedang menjalani hukumannya, bersikaplah baik untuk membesarkan hati kedua orang tua itu, sangat tidak mudah bagi mereka" ucap Terry
Gendhis sempat menimbang , namun tanpa sadar kakinya melangkah mengikuti Terry.
"Ma, pa, Om , tante" Sapa Terry kepada mereka , kemudian dia mencium tangan ke empatnya diikuti oleh Gendhis yang masih agak ragu.
"Kalian baru datang?" Sapa Jayana
"Iya Ma, tadi aku lupa tempatnya di mana" Jawab Terry sambil menggaruk tengkuknya
"Untung belum terlambat" Sahut Denis Sumanjaya
"Ya sudah , kami permisi dulu" Terry tersenyum dan ketika mereka akan pergi, tangan istri Yohan menahan langkah Gendhis, mereka pun berbalik.
Ibu dari Jehan itu pun berdiri agar lebih dekat dengan Gendhis.
"Gendhis, maafkan kami, maafkan Jehan" Katanya sedih, perempuan itu tidak lagi bisa menunjukkan senyum bahagia sejak anaknya mengakui semua hal buruk yang telah dilakukannya kepada Gendhis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boo (Selesai)
General FictionTentang pertemuan dua insan yang kehidupannya seperti benang kusut. Akan kah persamaan membuat mereka memiliki kekuatan baru? Atau hanya akan menambah kerumitan baru?