9. Keputusan Bruce (1)

91 8 16
                                    

Setelah puas saling menatap dengan tatapan permusuhan, baik Bruce maupun Rocco membuang muka mereka. Ditatapnya Suri dengan tatapan nyalang lalu Rocco berjalan meninggalkan mereka berdua. Bruce menghela nafas lalu ia melepas paksa pelukannya pada Suri sehingga Suri terdorong ke samping. Suri yang kembali melamun karena memikirkan ekspresi Rocco yang tiba-tiba berubah menjadi terkejut, segera sadar dari lamunannya. Ia tatap si pemeluk dirinya dan tampak olehnya si pemeluk yang menatap ke depan dalam diam.

"Te-terima kasih telah menyelamatkanku dari Rocco."
"Terserah."

Setelah menjawab ucapan Suri, Bruce balik badan lalu pergi meninggalkan Suri yang terpaku sembari menatap kepergiannya. Suri pun berteriak ketika ia menyadari bahwa Bruce berjalan menjauhinya.

"Aku akan membalas jasamu! Siapa namamu?!"
"...."

Bukannya menjawab pertanyaan Suri, Bruce malah diam saja. Ia terus saja melangkah jauh meninggalkan Suri sementara Suri hanya bisa terdiam dengan raut wajah sendu. Bukan, bukan karena Bruce yang bersikap dingin padanya. Melainkan karena Brady. Setelah Bruce tidak terlihat lagi begitupula dengan Brady, Suri pun pulang jalan kaki. Beruntung ia pulang dengan selamat karena sepanjangan perjalanan, Suri merasa ketakutan karena ia berpikir Rocco akan tiba-tiba muncul di hadapannya dan mengganggunya sepanjang jalan, namun ternyata itu tidak terjadi.

Sesampainya di rumah, rupanya ada sang Ayah. Tampak ia sedang menenteng sebuah tas sembari berjalan ke pintu depan yang terbuka. Mengetahui sang anak sudah pulang membuatnya tersenyum sumringah. Ia sapa sang anak lalu ia rentangkan kedua tangannya guna memeluk sang anak sulung tercinta.

"Wah, lihat siapa yang sudah pulang. Itu anak ayah."
"...."
"Suri?"
"...."

"Suri, ada apa Nak? Kenapa wajahmu muram? Apa terjadi sesuatu?"
"...."
"Suri...."

"Ayah...." setelah cukup lama diam, Suri menengadah lalu ditatapnya sang ayah dengan tatapan sendu. Air matanya tidak sanggup ia bendung lagi. Jadilah ia menatap sang ayah dalam-dalam lalu ia berlari ke arah sang ayah sembari terisak lalu memeluk perutnya karena tinggi Suri memang sejajar dengan dada sang Ayah.

"Huwaaaaaa...... Ayahhh...."
"Suri, ada apa? Apa yang terjadi? Kenapa kamu menangis?"
"Huwaaaaaa......"

"Ceritalah pada ayah, Nak," pinta sang ayah lalu ia membalas pelukan putri sulung angkatnya ini.
"Brady.... Brady...."

"Rocco? Kenapa dengan Rocco?"
"Dia mengangguku...."
"Mengganggu bagaimana?"

"Dia mengejarku terus sembari menggodaku... aku risih dan merasa terganggu... aku sudah menegurnya tetapi dia tidak mau dengar...."
"Kurang ajar! Beraninya dia mengganggumu!" gerutu sang Ayah yaitu Neon kesal. Matanya berkilat tajam sementara Suri masih menangis.

"Beruntung ada seorang anak berambut ungu menolongku. Dia menarik tanganku saat Brady hendak memelukku dari belakang meski jatuhnya dia jadi memelukku...."

"Anak berambut ungu?"
"Um."
"...."

"Tetapi, gara-gara itu, Rocco tidak jadi menggangguku dan dia seolah marah pada anak berambut ungu dan juga aku. Dan selama perjalanan, aku takut Rocco tiba-tiba muncul lalu menggangguku karena sebelumnya, dia pulang duluan...."

"Lalu, apa anak berambut ungu itu mengantarmu pulang? Apa kau diganggu Rocco selama perjalanan?"
"Tidak...."
"Syukurlah."

"Anak berambut ungu itu pulang lebih dulu."
"Hm."
"Aku takut di sekolah Rocco menggangguku lagi...."

"Lapor saja pada wali kelasmu."
"Tetapi, kami beda kelas."
"Tidak masalah. Nanti, wali kelasmu akan memberi tahu wali kelas dia dan wali kelasnya akan menegurnya."

Five Loves for My Son Season 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang