"Apa layar ini?!"
"Apakah ini halusinasi?"
"Ini sangat bagus untuk dijadikan konten."
Semua orang disini kebingungan dengan apa yang sudah terjadi, lebih tepatnya setelah Ralph pergi meninggalkan kami semua.
Tepat sekali sesudah scenario pertama dimulai.
Gawat.
Ini benar-benar mirip seperti yang ada dibuku, bahkan scenario pertamanya saja seratus persen sama seperti buku yang ku baca.
Jika ini memang sebuah kenyataan, maka hal itu berarti kalau....
Aku adalah satu-satunya pembaca dari buku ini dan juga hanyalah aku yang tahu akhir dari cerita ini.
Dan jikalau begitu, berarti orang itu ada disini.
Iya, sang protagonist dari buku yang ku baca.
Dia bernama "Luke Salvatore".
Seseorang yang dingin dan akan menyelamatkan bumi setelah kehancuran dimulai.
Ia di deskripsikan sebagai pria tinggi dan tampan, memakai pakaian serba coklat, memiliki rambut dan warna mata coklat pula. Sebagai seseorang yang berasal dari Indonesia, dia tidak terlihat seperti orang Indonesia.
Tanpa sadar, aku menoleh ke kanan dan ke kiri, bukankah sang protagonist harusnya ada di sekitar sini? Dan juga, ia itu sosok yang berbeda dalam cara berpakaian dan tampilannya, jadi tidak akan sulit untuk membedakannya dengan yang lain.
Heran.
Keberadaannya dapat ku rasakan kalau dia tidak disini.
Tenggelam dalam pikiranku sesaat, aku melihat es batu yang turun dari langit.
Dingin, padat dan keras.
Bahkan itu sangat menyakitkan, rasanya seperti ditimpuk batu.
Ah, benar.
Itu adalah scenario pertama.
'Batu-batu yang berasal dari es akan berubah menjadi sesuatu yang mengerikan, lebih mengerikan dari tsunami.'
'Bahkan, sang protagonis itu sendiri tidak bisa menyelamatkan seluruh umat manusia.'
Kata-kata yang ku ucapkan dalam hati, merupakan kalimat di dalam buku 'Survival Destruction'.
Mengerikan, berpikir kalau sang protagonis saja tidak bisa menyelamati para manusia.
Namun aku, sang pembaca satu-satunya.
Aku akan melakukan dengan usaha terbaikku untuk menyelamatkan umat manusia yang pantas untuk melanjutkan hidup.
Tidak ada alasan untuk menyelamatkan mereka yang serakah, anggap saja kalau itu seleksi alam.
"Baiklah... Kalau begitu, mari kita pergi dari sini pertama-tama."
Hujan es batu ini perlahan-lahan akan turun banyak.
Dan es yang berbentuk bagaikan batu lama kelamaan pun akan berubah.
Sesuai buku 'Survival Destruction', es itu akan berubah menjadi tajam, bahkan setajam pisau.
Pisau-pisau tajam yang dingin dan runcing itu, akan turun bagaikan hujan dan membunuh umat manusia.
Membayangkannya saja, sudah sangat mengerikan.
Namun sebelum pergi, aku akan membeli beberapa ability.
Tanpa berpikir panjang, aku membuka system dan melihat bahwa disana terdapat informasi milikku.
YOU ARE READING
World Means Survival
FantasyKetika buku yang ia baca menjadi sebuah kenyataan dan hanya dialah yang tahu bagaimana cara untuk bertahan hidup.