•Kepercayaan•

1 1 0
                                    

Terkadang, tak semua manusia bersyukur diberikan rasa percaya. Inilah, kataku.

Ini menurutku. Untuk seseorang yang begitu sering patah, sepertinya memberikan rasa percaya itu tak mudah. Perlu waktu tentunya.

Lalu, apa yang terjadi jika kepercayaan tersebut dihancurkan kembali?

Setelah proses panjang, aku mulai memberikan rasa itu. Yang begitu jarang aku berikan untuk saat ini. Hingga akhirnya, membuatku semakin enggan percaya dengan manusia. Semesta sepertinya sedang bercanda saja rasanya.

Dalam benak, masih bertanya. "Benarkah? Apakah aku harus patah kembali, untuk kesekian kali?" Rasanya begitu berat percaya. Meski itulah, kebenaran yang sebenarnya.

Mungkin saja tidak. Hanya sudut pandang ku saja yang sudah begitu mulus karna terlalu percaya. Rasanya, menjadi sedikit menyakitkan.

Dengan ini, sepertinya aku kembali belajar melalui semesta dan waktu. Bahwa tak semua manusia bersyukur diberikan rasa percaya. Padahal itu mahal, tapi ia saja yang tak melihat.

Semuanya terasa semakin berantakan. Bukan karena dia, sebagai orang lain. Tapi karna diriku. Aku kembali hancur karena diriku sendiri. Aku yang kembali terlalu percaya. Hingga aku mendapat hasil yang tak ku harap. Memangnya, apa yang dapat diharapkan dari seorang manusia? Bukankah hanya akan ada rasa sakit?

Tak apa. Jika aku tak merasakan, aku tak akan tau. Aku tak akan belajar. Semua soal proses bukan? Kini, aku kembali meminta maaf pada diri.

Bukankah aku menjadi diri yang begitu egois? Tentu saja. Aku begitu egois dengan diriku. Meski aku selalu berkata, " Maaf, aku akan berusaha untuk lebih mengerti tentang diriku sendiri". Tapi nyatanya, semua terasa hanya ucapan belaka. Karna aku, kembali menyakiti diriku sendiri.

Mungkin, aku akan menjadi lebih sulit menerima orang baru. Menjadi pribadi yang semakin menyempit. Tak apa. Akan ku usahakan ini hanya akan sementara.

Sampai untuk aku mampu berdiri tegak kembali dan berkata pada semesta, "Semesta, aku telah membuktikan. Kini, aku sudah bisa kembali berdiri dengan tegak dan berkata dengan lantang. 'Aku bisa, dan aku kuat kembali'. Kini, aku tak akan kembali jatuh terlalu dalam. Terima kasih atas banyak sekali pelajaran yang kau tunjukkan. Sekarang, aku telah pulih".

Seperti biasa. Aku tak memaksamu untuk setuju dengan semua yang kutulis. Semua, hanya kataku.

Garis WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang