Memeluk Hampa

55 7 1
                                    

A Story by : happinessapr

Prompt: Sad Christmas number 1

Cast: Park Jihoon sebagai Jian, OC sebagai Nara, OC sebagai Kalia, Kim Junkyu sebagai Juna

Content Warning!
BXG

Happy reading!

•••

Entah sudah memasuki menit ke berapa Nara menatap film di layar televisi tanpa minat. Pandangan gadis itu kosong. Sesekali tubuhnya terlonjak ketika suara latar belakang film yang menegangkan muncul.

Itu membuat Jian, yang berstatus sebagai kekasihnya, heran karena bukan hal biasa jika Nara menjadi pendiam. Sejauh Jian mengenalnya, Nara adalah gadis paling 'meledak' dari gadis lain, atau mungkin dari manusia lain yang ia temui.

Dari cara gadis itu berbicara spontan dan dengan nada yang lebih sering naik. Lalu segala tindakannya tak pernah terpikir lebih dulu. Nara adalah gadis spontan yang bisa menimbulkan efek besar untuknya. Jian masih sering terkejut saat gadis itu tiba-tiba memeluk atau menciumnya ketika ia sedang bersusah payah melakukan apapun.

Tapi semua yang 'meledak' pada gadis itu seolah raib sejak sekitar dua atau tiga jam yang lalu.

Awalnya gadis itu mengetuk pintu apartemennya dengan wajah lelah dan berkeringat. Nara pasti berlari untuk sampai ke apatemennya, pikir Jian. Kemudian setelah mereka makan malam bersama, Nara menariknya untuk duduk di sofa dan memutar film action paling menegangkan yang Jian miliki. Tetapi sudah sejak satu jam film diputar, Nara sama sekali tidak bereaksi.

Ada tanda tanya besar yang muncul di benak Jian saat ini.

"Ra?"

Nara terlonjak kaget ketika telapak tangan Jian mendarat di puncak kepalanya dan menepuknya pelan.

"I-iya?"

Mereka kini sedang saling bersandar di atas sofa. Lengan Jian berada tepat di belakang kepala Nara. Ujung jarinya yang panjang menjuntai hampir ke ujung kepala sofa. Sedangkan Nara bersandar pada pundak kekasihnya yang lebar.

Seharusnya Nara tidak seterkejut itu ketika Jian menepuk puncak kepalanya.

"Kamu kenapa?" Tepukan di puncak kepala Nara kini berganti dengan usapan lembut.

"Aku? Aku gapapa. Iya gapapa."

"Jangan bohong."

Jian menunduk, menyembunyikan kepalanya di belakang tengkuk Nara. Sebelah tangannya yang tidak mengusap surai milik sang gadis kini melingkar untuk memeluk bahu gadis itu.

Nara menghela napas. Mengumpulkan keberanian diri untuk membuka suara.

"Tadi tante aku telfon. Tapi yang ada di telfon itu bunda. Katanya bunda kangen aku. Aku sebenernya mau aja ke Bandung buat nemuin bunda. Tapi aku takut kalo nanti bunda nyalahin aku lagi atas kepergian ayah."

"Tapi nada suara bunda tenang 'kan?"

Nara mengangguk sebagai jawaban. Pandangan gadis itu masih terlihat kosong.

Jian mengangkat wajah dari tengkuk gadisnya. Ia tarik pelan kepala gadis itu untuk bersandar penuh di dadanya.

"Kalo orang tua kamu kangen itu normal kok. Kamu udah dua tahun di sini bareng sama aku. Wajar kalo bunda kangen sama kamu. Percaya sama aku, bunda gaakan jahat sama kamu. Apalagi di sana ada tante kamu yang pasti lindungi kamu "

CHRISTMAS EVENT 🌼🎄 [GROUPCHAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang