CHRISTMAS EVENT 🌼🎄 [GROUPCHAT]

Beautiful Karma

A Story by : vaguwesh

Prompt: Bloody Christmas 1

Main cast: Juan Renandra (Park Jihoon Treasure), Kasih Anjani (Official Character)

Other Cast: Mahen (Takata Mashiho), Yoga (Kanemoto Yoshinori)

Content warning!
BxG, lokal

Happy reading!

•••

"Juan! Aku harus bicara denganmu!"

"Cukup Yog! Jika itu tentang teori bodohmu, siapa yang akan peduli?!"

"JUAN INI PENTING! JUAAN!"

Tuut... Tuuut... Tuuuttt

Aku memutus panggilan secara sepihak. Cukup muak mendengar Yoga yang terus saja membuat teori-teori tidak benar tentang Anjani. Masa bodo teori dia benar atau tidak, toh aku yakin 100% Anjani wanita yang sangat baik. Tidak mungkin ia melakukan tindakan sekeji itu.

Kuhabiskan secangkir kopi, yang hanya dengan tiga kali teguk kopi hitam tanpa gula itu telah bersarang di lambungku. Cangkir porselen putih bergambar kincir angin khas negeri Belanda bekas wadah kopi ku letakkan di atas meja. Tiba-tiba ponselku berdering. Lagi-lagi dari Yoga. Ku abaikan panggilan sialan dari si benalu Yoga.

Driiing driiing driiing

Ku usap kasar wajahku. Tak percaya Yoga masih saja pantang menyerah. Jika aku belum berubah, sudah kubuat Yoga secepat mungkin menemui tuhan. Aku memutuskan untuk mematikan data, belum sempat aku menekan ikon data saluler. Sudah terlebih dahulu aku melihat chat dari Yoga lewat notifikasi.

Ibu, ibumu! Anjani, BIANGNYA!

Gila, sungguh gila. Tak sekalipun aku percaya dengan omong kosong Yoga.

Aku ingin segera mematikan ponsel sialan itu. Aku sudah tidak tahan lagi dengan teori gila milik Yoga.

Ting

Satu pesan dari Yoga kembali terpampang jelas pada layar ponselku. Ini sebuah gambar. Aku tidak tahu itu gambar apa. Masa bodo! Buat apa peduli! Jika itu dari Yoga tak lebih dari sebuah teori omong kosong.

Juan! Kau lihat bukan? Aku sudah mempunyai bukti jelas! Anjani pelakunya!

Kuputuskan untuk tak melihat foto apa yang Yoga kirimkan untukku, tetapi rasa penasaran ini semakin menggila sehingga dengan terpaksa aku menuruti rasa penasaranku.

Terpampang jelas sebuah foto di mana Anjani memasukkan sesuatu kepada minuman ibu. Walaupun fotonya tidak terlalu jelas aku tahu betul itu Anjani dan yang lebih menyakitkan lagi... Ibu meninggal tepat saat aku tak sempat meminta maaf atas segala luka yang ada.

Jantungku berdegup sangat keras. Sangking kerasnya hingga terasa nyeri. Rasanya seperti ada cambuk besar yang terbuat dari tali neraka memukuli jantungku tanpa ampun. Sebentuk nyeri menyeruak merobek tiap ruang dalam hatiku, persis seperti apa yang kulakukan kepada seseorang di masa lalu.

Rasa sesak yang semakin mendalam menusuk-nusuk hati kecilku, rasanya dingin dan perih. Seperti jarum beracun yang berusaha menjahit setiap lobang dalam hati busukku. Namun bukannya menjahit, jarum ini justru mengoyak hatiku semakin dalam.

Dalam...

Dalam...

Sangat dalam...

Menusuk-nusuknya seakan tidak terjadi apa-apa.