Part 2 _ Mengejar Mantan

6 2 5
                                    

Jonathan Putra Pratama POV

Aku menunggu sopir menjemputku di bandara. Aku baru saja tiba dari perjalanan bisnis ke China cukup melelahkan. Tapi tidak akan pernah mengalahkan jiwaku yang lelah. Lelah karena ditinggalkan. Lelah karena penyesalan. Lelah karena rindu ini perlahan menjadi racun dalam hidupku.

Sudah lima tahun aku mencarinya. Mencari wanita yang aku tipu cintanya. Wanita yang ku sia-siakan sebab dendam yang tak beralaskan. Aku tidak akan pernah menyerah walau kuhabiskan seluruh hidupku hanya untuk mencarinya. Seandainya Tuhan memberiku kesempatan. Kesempatan menebus semua kesalahan yang kulakukan padanya. Aku pasti sangat berterima kasih.

Saat ku sadari aku kehilangannya, aku rasa hidupku tak kan pernah utuh. Sopir segera mendatangiku.

"Maaf Tuan, mobil sudah siap!" Kata sopir keluarga.
"Pak Alan antarkan saya ke Apartemen saja ya. Hari ini saya tidak pulang ke rumah."
"Baik Tuan."

Beberapa menit kemudian, mobil yang aku tumpangi terparkir di depan apartemenku. Setelah mengucapkan terima kasih pada Pak Alan, aku segera membuka pintu apartemen. Jam dipergelangan tanganku menunjukkan pukul 17.00 sore. Aku menuju kamar, dan membersihkan diri di kamar mandi. Aku perlu mandi, menyegarkan tubuhku yang lelah.

Setelah mandi dan berpakaian, aku mencoba berbaring di ranjangku. Mencoba memejamkan mata meski bayangan wajahnya tidak bisa kulupakan. Aku selalu melihat wajah cantiknya saat mataku terpejam. Setiap kenangan yang kulalui bersamanya terekam dengan jelas dalam ingatanku. Aku bersumpah suatu hari nanti jika aku menemukanmu sampai mati aku tidak akan melepaskanmu. Bayangan tiap kejadian yang ku lewati bersamanya selalu menghantuiku.

Flashback 5 tahun yang lalu

Hari itu 5 tahun lalu pertama kali aku melihatnya yang terburu-buru keluar dari perpustakaan kampus dari arah yang berlawanan, wanita cantik yang menghantui hidupku dengan tergesa keluar dari pintu perpustakaan tanpa melihatku yang berjalan didepannya. Tak sengaja menyenggol bahuku. Dengan panik dia meminta maaf padaku dan berlalu meninggalkanku.

"Ma...maaf....aku berjalan buru-buru tadi. Sekali lagi maaf ya!" Ucapnya gugup.
Belum aku menjawab perkataannya, dia segera berlalu pergi. Aku hanya mengangkat bahuku acuh.

Seminggu setelah pertemuan pertama kami, aku bertemu lagi dengannya saat kami sama-sama pergi ke kantin kampus waktu itu. Wanita cantik itu....Ananda Kesya Indrawan. Semua orang yang mengenalnya memanggil "Nanda" padanya. Tapi hanya aku satu-satunya orang yang memanggil namanya dengan sebutan "Sasya" sebutan unik yang ku ambil dari nama tengahnya "Kesya".

Jujur perasaan pertama melihatnya waktu kami tidak sengaja bertabrakan di depan pintu perpus adalah perasaan tertarik. Apalagi melihat wajah paniknya yang menggemaskan.

Sasya memang wanita yang tidak banyak mempunyai teman, tapi tentu dia memiliki beberapa sahabat yang setia menemaninya. Dengan pendekatan perlahan yang kulakukan padanya akhirnya kami bisa resmi berpacaran. Mulanya aku menikmati semua perasaan yang tumbuh dihatiku. Dulu aku memang tidak tahu perasaan apa yang kumiliki untuknya. Tapi sekarang aku tahu rasa yang ada dihatiku padanya adalah cinta.

Sebenarnya sebelum aku mengenalnya aku tidak pernah percaya namanya cinta. Namun setelah mengenalnya tanpa sadar aku telah jatuh cinta padanya. Dan sialnya aku jatuh cinta sejatuh-jatuhnya padanya. Memang selama kami bersama aku tidak pernah mengatakan aku mencintainya meski pernyataan cinta ini selalu dia tunggu dulu.

Saat aku tahu bahwa Sasya putri bungsu dari Roy Indrawan, mantan sahabat Ayahku yang berkhianat, aku mulai menaruh kebencian padanya. Ya...katakan kalau aku brengsek. Aku memang bajingan. Aku menipu cintanya, menjebaknya dan menghancurkan masa depannya.

mengejar mantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang