DUA PULUH LIMA-BYAKTA FAMILY

547 34 1
                                    

Dua puluh lima

Ogya tertidur di pangkuan Laqueta, padahal jam masih menunjukkan pukul delapan lewat dua puluh satu menit, tumben sekali Ogya tertidur secepat ini.

"Ogya tidur, ya? Sini aku bawa ke kamar," ucap Meesam lalu berdiri untuk menggendong Ogya dan membawa anaknya itu ke kamar agar tidurnya menjadi lebih nyaman.

"Cepat banget Ogya tidurnya." Ojwala berkomentar.

"Mungkin udah ngantuk banget," balas Laqueta. "Ojwala sama Ochi udah ngantuk?"

"Belum, Mi," jawab keduanya kompak.

"Ochi mau susu," pinta Ochi.

"Mami buatin dulu."

Laqueta berdiri lalu rasa nyerinya kembali membuatnya tidak nyaman setelah beberapa saat lalu rasa nyeri itu bisa dikuasainya. Sebenarnya Laqueta bisa saja meminta asisten rumah tangganya membuatkan susu untuk anak-anaknya, tetapi Laqueta merasa tidak enak jika harus merepotkan di malam hari seperti ini.

"Mami sakit? Kok Mami diam aja?" Ojwala yang menyadari perubahan Laqueta.

"Enggak, kok, Mami buat dulu susunya. Mau biskuit?"

"Mau."

Laqueta berjalan ke dapur dengan langkah seperti biasanya karena tidak mau membuat anak-anaknya menjadi takut, ketika tubuh Laqueta sudah terlihat lagi dari ruang keluarga barulah wanita itu berjalan dengan membungkuk.

Sesampainya di dapur Laqueta langsung membuat susu dengan cepat, untung saja air panasnya sudah tersedia. Saat mengaduk susu tersebut, Meesam datang dengan langkah lebar karena dia terburu-buru.

"Kenapa kamu berdiri? Kamu masih sakit, Ta," omel Meesam.

"Aku cuma buat susu, nggak apa-apa, kok." Laqueta menjawab ucapan Meesam tanpa menatap wajah pria itu karena tidak ingin Meesam melihat wajahnya.

"Boleh nggak kalau kamu yang bawa ini?" tanya Laqueta seraya menunjuk nampan.

Laqueta merasa bahwa dirinya tidak bisa membawa nampan itu, dia takut nampannya akan jatuh.

"Oke, aku antar ini dulu untuk anak-anak. Kamu di sini saja, jangan kemana-mana, oke?" pinta Meesam dan Laqueta mengangguk.

"Aku langsung nyuruh mereka ke kamar, ya? Jadi agak lama tapi kamu jangan kemana-mana."

"Iya."

Meesam kembali ke ruang keluarga dan langsung memberikan susu kepada Ojwala dan Ochi.

"Terimakasih, Papi."

"Sama-sama, cepat habisin susunya, terus langsung ke kamar, ya? Nanti Papi cek kamar kalian."

Keduanya mengangguk seraya menghabiskan susu masing-masing. Ojwala duluan yang menghabiskan susunya lalu kembali meletakkan gelas di nampan dan tidak lama setelah itu langsung diikuti Ochi.

"Ayo, cepat ke kamar, Papi liatin dari sini."

Ojwala dan Ochi berdiri lalu berjalan menuju tangga, tetapi baru menaiki dua anak tangga, Ojwala berhenti dan membalikkan tubuhnya.

"Mami kemana, Pi? Mami sakit, ya?"

"Mami masih di dapur." Meesam hanya menjawab satu pertanyaan yang diajukan Ojwala.

Namun Ojwala sepertinya sudah puas dengan jawaban itu. "Ayo, Abang."

Ochi menarik lengan Ojwala dan memeluk lengan abangnya dengan erat seraya menaiki anak tangga. Meesam memperhatikan keduanya dari bawah, Ojwala mengantar Ochi terlebih dahulu baru dia masuk ke kamarnya sendiri.

Byakta Family [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang