BAB 32 || Kebun Teh

31.4K 4.1K 187
                                    

HAPPY READING

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT!

***

“Shireeeeeen!” teriak Leora dari kejauhan. Ia berlari menghampiri temannya itu yang kini tengah berada di depan aula pesantren.

“Gila gue seneng banget!” ucap Leora kembali dengan penuh antusias. Shiren yang tidak paham terus mengerutkan dahinya heran.

“Ada apa sih, Ra?”

“Tau nggak? Cogan di pesantren sekarang bertambah!”

“Semua santri putra juga dari dulu kamu bilang cogan.”

Dengan tidak manusiawinya Leora langsung memukul lengan Shiren. Tidak begitu keras, namun tetap meninggalkan jejak rasa sakit di lengan Shiren.

“Awsh.... Sakit, Ra,” keluh Shiren sambil mengusap lengannya yang kesakitan.

“Lagian sembarangan banget kamu kalo ngomong,” sungut Leora kesal.

“Iya-iya, maaf, Ra.”

“Emang siapa sih cogannya? Ada santri baru?” sambung Shiren bertanya.

Leora pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. “Tiga sekaligus, Ren...” ujarnya dengan bola mata yang melebar.

Cogan yang dimaksud Leora itu teman Gus Farez yang merupakan anggota Vescorioz. Setelah shalat subuh jama'ah di masjid tadi, ia memang melihat tiga cogan yang dimaksud yang memang kebetulan juga baru keluar dari masjid.

Tiga cogan itu adalah Naufal, Kavin, dan Aldi. Sedangkan David yang statusnya nonis tentu saja tidak ikut shalat. Laki-laki itu masih bergelung diatas kasur dengan tidur lelapnya.

“Kok, aku nggak tau ya kalau ada santri baru?” tanya Shiren dengan heran.

“Ya jelas kamu nggak tau. Kamu kan lagi haid. Aku aja baru tau pas kelar jamaah subuh tadi.”

Shiren kini mengangguk paham.

“Aku mau gebet mereka, siapa tau aja ada yang kecantol satu. Pilih sambil merem aja nggak bakalan nyesel sih ini,” Leora berucap sembari mengarahkan matanya ke atas, seolah-olah tengah berkhayal.

***

Ketiga anggota Vescorioz itu sempat berjalan-jalan melihat sekeliling pesantren usai salat jamaah subuh. Setelah merasa lelah barulah mereka kembali ke salah satu kamar di asrama putra yang mereka tempati semalam. Pandangan ketiga anggota Vescorioz itu kini dengan kompak menatap ke arah David yang masih tertidur nyenyak diatas kasur.

“Vin bangunin tuh si David,” titah Naufal pada Kavin.

Kavin hanya melirik sekilas ke arah David yang tertidur, detik berikutnya ia bergidik ngeri.

“Mana berani gue bangunin David. Bangunin dia sama aja kaya bangunin singa yang lagi tidur,” ucapnya. Ia kemudian menoleh ke arah Aldi.

Aldi yang seakan paham sejurus kemudian langsung mengeluarkan suaranya. “Nggak! Gue nggak mau.”

Naufal punmenghela nafasnya pelan. “Yaudah lah nunggu dia bangun sendiri aja,” ucapnya.

David memang paling tidak suka jika tidurnya diusik. Laki-laki itu termasuk golongan orang yang sulit untuk tidur malam. Jadi jika dirinya bisa tertidur, itu adalah sesuatu yang patut untuk disyukuri dan dinikmati.

Setelah hampir setengah jam menunggu kini David mulai menggeliatkan badannya dan perlahan membuka kelopak matanya.

“Jam berapa?” tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur.

ALFAREZ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang