Helty

0 0 0
                                    

Ian yang hidup di bawah bayangan kakak nya hanya bisa berharap jika suatu keajaiban akan muncul dan menarik nya keluar dari bayangan tersebut.

Keluarga nya selalu bilang jika dia hidup hanya untuk kakak nya dia adalah jantung kakak nya.

Dan dia hanya meng iya kan karna itu satu satu nya jalan yang dapat dia tempuh sementara.

.
.
.
.

Mata sayu itu menoleh ke sekelilingnya yang telah kosong menandakan sekolah telah usai.

Ian, atau nama lengkap nya Raian riyu. Nama yang cukup aneh untuk anak yang selalu tersenyum bahagia tanpa beban sama sekali.

Jam telah melewati angka 3 sore yang berarti azan Ashar telah berkumandang sejak beberapa menit yang lalu. Ian pun memutuskan sholat di masjid dekat sekolahnya karna malas sholat di kos.
.
.

Di kos nya ia di sambut oleh Riri yaitu kucing betina milik nya buntut yang hanya se kutrut alis bulet kayak kelinci itu pun mengeong ke si pemilik dengan bahagia.

"Hemm..... Mau makan sayangku? " Riri yang seperti mengerti pun membalas mengeong.

Setelah memberi makan Ian pun memutuskan untuk mandi dan ber istirahat sejenak.

Tampa ia sadar jam telah menunjukan waktu 18:09. Ian pun menghela nafas dan segera mandi untuk melakukan sholat Maghrib.

Sambil menunggu azan lagi ia memilih untuk mengerjakan tugas sekolah agar bisa santai nanti.

.
.
.

01:00

Ponsel tipis Ian berdering nyaring menandakan ada yang menelpon dengan malas Ian mengangkat telpon tersebut.

"Ian lakukan tugas mu!! "

Tut...

Ia sangat mengenal suara berat tersebut. Sekilas ia menoleh ke jam dinding  ia menghela nafas dan bangkit dari kasur yang nyaman dan berangkat ke rumah sakit dengan motor beat kesayangan.

Darah nya mengalir melalui pipa kecil dan masuk ke kantong plastik. Ian men donorkan darah nya untuk Sang kakak yang mempunyai penyakit Hemofilia.

Kakak nya yang ceroboh itu selalu terluka karna bertarung di sekolah atau ikut tawuran. Tapi ia tak pernah peduli pada adik nya yang comel yang harus selalu memberikan darah pada nya yang tolol itu.
.
.
.

Pov Ian

Keluar dari ruang transfusi aku melihat Ayah ku yang sedang khawatir ke Andra si kakak anjing yang kagak tau diri itu.

Cih, bahkan mereka tak berterima kasih pada ku yang dengan gratis memberi dia darah berharga ku ini.

Aku memutuskan untuk tak mempedulikanya dan langsung pulang ke kos. Ngantuk Coy.

Pov end

.
.

SMKN Brawira. Adalah salah satu sekolah biasa aja yang ada di sekitar wilayah surabaya,tempat Ian menuntut ilmu sementara. Raian riyu anak jurusan Busana butik memang agak aneh tapi Ian menikmati ia tak bermimpi menjadi desainer tapi ia hanya ingin hidup dengan normal.

Hari praktek adalah hari yang tergolong membosankan tapi juga menyenangkan,Ian pun bingung mau bilang apa. Tubuh nya terasa lemas karna darah nya di ambil lumayan sedangkan ia tak makan malam yang membuat nya semakin lemas.

"Woy! Lemes bener lo abis di gilir tante-tante ya 👍" Canda Dyo teman sekelas nya. Oya di kelas nya ada 3 Laki-laki dan 23 perempuan dalam satu kelas itu.

" Apaan si, Kalo memang gue di gilir ya udah kaya sejak lama gue nya" Jawab Ian enteng. Ia kembali menutup mata sambil baring di tumpukan kain sisa yang memang lumayan buat kasur.

Dyo pun ngakak dengan jawaban yang ia dengar dari teman sekelas nya itu. mereka baru berteman sekitar 1tahun karna mereka dari SMP yang berbeda.

Ian tak peduli terhadap manusia gila di samping nya dan melanjutkan tidur nya yang terganggu.
.
.

Selang beberapa menit Trino teman sekelas berbatang nya ikut mendekat. Berbeda dengan Dyo Trino adalah teman SD Ian, Trino menaruh bekal nasi goreng yang ia buat di rumah.

"Minta gak lo Yan?" Tanya Trino pada Ian yang masih menutup mata nya.

"Mau lah" Ian langsung bangkit dan mengambil sendok yang memang Trino sediakan. Dyo hanya diam menunggu di tawari oleh sang pemilik bekal.

"Gue gak di kasih ni? " Tanya Dyo sambil menunjuk diri nya sendiri tapi tak dihiraukan oleh keduanya. Poor Dyo.
.
.
.

Pulang nya Ian dan Trino mampir ke warung mak Yah buat makan sayur lodeh yang emang mandul banget rasanya.

Yang bingung dimana Dyo dia merajuk gara-gara nasi goreng yang sampai habis ia tk di gubris:v.

Ian menatap ke depan dengan mata berbinar menunggu makanan siap.
.
.

Makan udah sholat udah yang belum cuma memilikimu :v
.
.

Trino dan Ian berpisah karna arah rumah mereka berbeda. Ian hanya berjalan santai sesekali menendang batu di jalan. Ia sampai di gerbang SMA TRISATYA tempat sang kakak anjing nya menuntut kebodohan. Ian yang malas bertemu dengan teman-teman kakak nya pun memilih langsung nyelonong pulang.

Yang tanya kemana si Jalu *motor nya si Ian jawabanya gak ada bensin. Sekarat tu si jalu abis di buat ngerodi malem-malam.
Kadang Ian selalu menggerutu.
'gak ngasih kasih sayang ya kasih lah uang bensin untuk pulang cih Kalo mau enak nya doang ya pakek la pengamanan. Pas jadi malah yang di sayang satu doang satunya buat tambal badan'
.
.

Sampai di kos ian langsung berbaring di kasur tampa melepas seragam. Matanya menatap genteng dengan lesu sampai tak terasa mata nya memberat dan ia kembali ke pangkuan sang Ilahi.

.
.
.
.
.
.

"Njeng cepet bener dah!!" Ian.

"Halah lo juga bakal mati to nanti di ending nya jadi gue percepat aja gitu lo, biar kayak one shoot" Author.

"Anak anjieng keluarga gue belum nyesel woy. Idupin gue lagi gak" Ian

"Wani piro?? "

"Cok!! "

"Awokaowkaowk"

.
.
.
.
.
.
.
.

Gak la santai mas bro.... Masi idup kok mungkin aowkaowkoaowk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HigabanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang