"I really don't deserve you, maaf kita harus selesai disini."
Vio masih menatap layar handphonenya, tertera dengan jelas kalimat itu ia kirimkan kepada seorang gadis yang beberapa waktu ini menemani hari-harinya. Helaan nafas yang berat Vio hembuskan sembari melempar ke sembarang tempat ponsel dengan case yang diberikan oleh seseorang yang hatinya baru saja Ia patahkan.
"Maaf, Chik."
Volume headphone yang kini tengah terputar sebuah lagu sedih dari band kesukaan Vio, Sheila on 7 dengan judul Dan itu memenuhi indera pendengarannya. Air mata yang sedari tadi Ia tahan kini tumpah juga membasahi pipinya bersamaan dengan sesak yang semakin menguasai dirinya.
Viona Athaya, gadis 21 tahun yang baru saja mengakhiri kisah cintanya dengan seorang gadis bernama Yessica Namira dipenghujung tahun 2021. Ya, kisah ini adalah kisah sepasang kaum hawa yang baru saja bersemi namun terpaksa untuk dituai mati.
Hubungan tersebut telah berjalan selama kurang lebih empat bulan lamanya, masih seumur jagung, namun tak bisa Vio sangkal bahwa perasaan sayangnya kian hari kian mendalam. Hubungan jarak jauh itu tercipta saat Vio intens mendekati Chika, begitu panggilan gadis itu, selama beberapa waktu. Ia sudah cukup lama mengenalnya, sehingga perasaan tertarik itu timbul seiring dengan intensnya kedekatan mereka lewat perantara media. Hingga pada akhirnya, Vio berhasil mendapatkan hati Chika untuk Ia kencani namun kini justru dirinyalah yang mematahkan hati itu.
"Gue jahat, Chik. Gue ga pantes lo maafin."
Vio merutuki dirinya sendiri sembari membayangkan nun jauh disana mungkin Chika tengah bersedih atas keputusannya yang terasa tiba-tiba malam itu.
Memiliki ketertarikan spesial terhadap sesama perempuan tentu saja bukan hal mudah untuk Viona jalani. Ia harus menyembunyikan 'identitas' tersebut agar dapat menjalani kehidupan dengan normal. Hanya segelintir orang diantara banyaknya teman Vio yang mengetahui fakta ini, walaupun terkadang Ia merasa ada beberapa orang yang mungkin curiga dengan orientasi seksualnya tersebut, namun Vio memilih untuk tidak terlalu memikirkannya.
Vio sering menghabiskan waktunya dengan bermain sebuah media sosial bernama twitter yang mengantarkannya pada seorang gadis yang tak pernah gagal membuatnya kagum. Chika, gadis tangguh itu sudah cukup lama Vio kenal sebelum akhirnya status mereka berubah menjadi sepasang kekasih.
Ada banyak cerita yang telah terukir antara dirinya dengan Chika selama kurang lebih dua tahun Ia mengenal gadis itu. Memiliki hubungan baik yang begitu dekat tentu akan sangat berisiko jika status itu berubah menjadi lebih serius, dalam hal berkencan misalnya. Ini semua telah Vio pikirkan secara matang sebelum Ia memantapkan dirinya untuk mengencani Chika. Entah karena telah dibutakan cinta hingga tidak bisa bersikap rasional, atau Vio yang kepalang nekat demi keegoisannya semata. Namun satu hal yang pasti, apa yang begitu Vio takutkan kini benar-benar terjadi.
Vio menyadari bahwa bisa saja Ia akan kehilangan Chika sepenuhnya jika mereka berpacaran. Entah itu Vio yang menyakiti Chika, atau sebaliknya. Dan ketakutannya itu benar terjadi, tepat pada 30 Desember lalu, Ia telah mematahkan hati gadisnya itu dan kehilangan sosoknya dari kehidupan Vio.
"Menurut kamu, hubungan ini punya masa depannya, gak?"
Pertanyaan itu Vio lontarkan sebagai kalimat pembuka pembangkit rasa sakit yang kini tengah dirasakan dengan begitu dahsyat olehnya, dan juga Chika.
"Enggak, hubungan kaya gini gapernah ada masa depannya, kalaupun ada hanya beberapa aja yang bisa."
Vio menghela nafasnya dengan berat. Bulat. Keputusannya bulat malam itu untuk mengakhiri hubungan tersebut.