5. 𝐂𝐚𝐧𝐝𝐫𝐚𝐦𝐚𝐰𝐚

97 49 415
                                    

|
|
|
|
|
♥︎
|
|
|
|
|
♡︎
|
|
|
|
|
♥︎
|
|
|
|
|
♡︎
|
|
|
|
|
꧁ 𝑹𝒆𝒕𝒊𝒔𝒍𝒂𝒚𝒂 ꧂








×÷×

Kita tidak dapat memuaskan semua orang di setiap peran, proses membuat keputusan yang tepat ketika hati dan logika memutuskan untuk menjadi Sekutu.

Ratapan yang tak henti atas keadaan diri, terkadang teratasi dengan singkat oleh beberapa baris tulisan.

Semua rasa sakit bersifat lampau.

Mengapa hanya aku? Kalimat yang bertumpuk dengan emosi yang tidak logis, bertanya dan menerka-nerka jawaban seorang diri seolah semua manusia emggan memberitahu.

Singkatnya kehidupan membuat beberapa orang untuk melakukan banyak hal, walau sedikit memaksakan namun mereka terkadang merasa puas.

Beberapa anak akan merasa terbebani dan kebingungan di antara kebahagiannya dan kepuasan orang tua.

Lantas dengan hati yang terlihat seperti secarik kertas mulai mencari sesuatu untuk mengisinya, ketika sudah penuh diri ini akan merasa tersesat dan mencari tahu apakah kebahagiaan dirinyalah yang penting ataukah kepuasan orang tua.

Hanya bersandar kepada ego yang tak mendasar, terus melangkah kaki walaupun semesta terlihat begitu gelap dan terkadang mempermainkan, ketika lelah terasa diri ini hancur begitu saja, seolah terlambat, seolah semuanya tak bisa di perbaiki.

Hendery, sikap bertahan dengan cara buruk adalah ciri khasnya, ketika ia lelah dan ingin tertidur namun alam bawah sadar tak kunjung mendatanginya maka ia akan melarikan diri kepada obat-obatan kecil yang selalu sukses memenuhi harapannya, untuk tidur dengan nyenyak.

Tak peduli dengan ketergantungan atau hal buruk lainnya, karena baginya obat tidur adalah hal terpenting yang tak bisa ia tinggalkan.

Ketika berhasil tidur dengan nyenyak dan sang bagaskara mulai menyapa, tubuhnya yang lemah terus menolak untuk kerja sama, dan hanya menyisakan puing-puing ingatan tentang hal buruk yang terjadi di hari kemarin, lalu di meriahkan dengan rasa sakit luar biasa di kepalanya.

Namun ia memaksakan diri untuk mengejar kepuasan sang ayah, tak pernah mengeluh dan terus maju, seolah tak di beri kesempatan untuk istirahat, dan seolah tak memiliki batasan diri sendiri.

Namun nyatanya hanya memaksakan diri.

Pagi ini Hendery tengah sibuk membersihkan darah di area telinga dan lehernya, namun ia kesulitan akibat darah yang keluar dari salah satu telinganya masih terus mengalir deras.

Lagi dan lagi Hendery dibuat kebingungan akibat kebiasaan buruknya, ketika ia lelah dan muak dengan segalanya, Hendery selalu melampiaskan segalanya kepada obat tidur dan musik bergenre rock, lalu ia akan memasang earphone di kedua telinganya dan memutar lagu dengan volume yang full selama tidur.

Akibatnya kini telinganya kembali terluka, sudah bertahun-tahun Hendery menderita seperti ini namun ia tak ambil pusing dan terus mengulang kebiasaan buruknya itu.

"Kenapa terus di ulang?" tanya Hanna yang membantu Hendery membersihkan noda darah di sekitar leher dan telinga Hendery.

Hendery hanya terdiam seraya memerhatikan luka sayatan di tangan kakaknya, "kakak juga, kenapa di ulang terus?" tanya Hendery tanpa mengalihkan pandangannya dari tangan sang kakak.

Retislaya || 𝐇𝐞𝐧𝐝𝐞𝐫𝐲 𝐖𝐚𝐲𝐕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang