PROLOG

6 0 0
                                    

LAPANGAN utama SMA Cendrawasih saat ini sudah ramai. Seluruh siswa dan siswi sudah berbaris dibagian kelasnya, menandakan bahwa upacara Senin akan segera dimulai.

Greisy berjalan menuruni tangga dengan tergesa-gesa karena takut terlambat ke lapangan sekolah. Sampai dibarisan kelasnya, XI MIPA 4, Greisy langsung disambut dengan tatapan tanya dari ketiga sahabatnya.

"Tumben telat, Sy?" tanya Melisha, gadis cantik dengan rambut sedada yang dicepol. Memang baru ini Greisy terlambat, untungnya tidak sampai pagar sekolah ditutup

"Huft, nyari topi tadi. Ternyata dikolong meja." jawab Greisy sambil menghembuskan nafasnya kasar. Capek.

"Untung aja belum mulai upacara, bisa mampus lo disuruh nyanyi Indonesia Raya di depan sana." ujar si Daena yang kini tengah merapikan ikat pinggangnya

Menyanyikan lagu Indonesia Raya adalah hukuman untuk siswa yang terlambat dihari Senin. Di depan banyak orang. Walaupun bersamaan dengan yang lain, tetap saja akan merasa malu karena difoto oleh guru BK sebagai dokumentasi dan diposting di Story Instagram sekolah.

Untuk hukuman hari Selasa sampai Jumat, berdiri di tengah lapangan tanpa hormat kepada Bendera Merah Putih. Meskipun tidak hormat, lapangannya bukan sembarang lapangan. Melainkan lapangan kecil yang dibuat khusus untuk menjemur siswa-siswi yang bebal, tentu dengan tidak ada pohon di sekelilingnya. Jadi panasnya bukan main.

"Syuttt, rapiin barisan kalian. Petugas upacaranya udah siap tuh." kata Anya menunjuk petugas upacara yang sebentar lagi akan berbicara.

"Upacara Bendera Merah Putih, SMA Cenderawasih segera dimulai, —"

Sang pembawa acara di depan sudah mengumumkan bahwa upacara segera dimulai. Greisy dan teman-temannya segera merapikan barisan mereka.

Upacara berlangsung khidmat selama 45 menit. Tidak ada yang pingsan, dan terlambat. Jadi tidak ada berdiri selama satu jam untuk melihat siswa yang dihukum bernyanyi. Hanya saja, menahan rasa pegal dikaki akibat berdiri lama.

Greisy dan teman-temannya melangkahkan kakinya menuju kantin indoor. Setelah upacara selesai pada pukul 08.45 WIB, siswa memang diberi waktu 15 menit setiap Senin untuk beristirahat sebelum memulai pembelajaran. Jika harus menonton siswa yang dihukum, maka waktu istirahat dimulai pukul 09.00 WIB.

Kantin di sekolah ini ada dua, indoor dan outdoor. Biasanya mereka akan ke kantin outdoor saat cuaca tidak terlalu panas. Saat ini mereka memilih kantin indoor agar bisa ngadem karena kantin ini memiliki AC.

"Perhatian, panggilan kepada siswa bernama Mahavir Karel Dirgananta kelas XI MIPA 5, dan siswi bernama Greisy Loisa Prakasa kelas XI MIPA 4 agar segera ke ruang Kepala Sekolah sekarang juga. Terimakasih."

"Mampus! Bikin masalah apa lo, Sy?" ucap Daena menatap Greisy tegang. Sahabatnya yang satu ini memang suka menakut-nakuti orang.

Ditatap seperti itu membuat Greisy ikut tegang dan panik juga. "Gue gak ada bikin salah apa-apa woi!" ucap nya panik.

"Ya dipanggil belum tentu bikin masalah kan?" Anya memberikan kalimat penenangnya. Memang, cuma Anya yang paling pengertian.

"Iya sih, terus gue harus gimana?"

"Ck! Ya datengin lah dongo! Ya kali lo mau diem-diem aja disini?"  semprot Daena.

"Biasa aja kali! Ya udah, gue pergi. Gak usah pesan apa-apa buat gue, takut nya gue lama," pesan Greisy.

"Iya, lagian siapa juga yang mau mesenin lo?"

"Ngeselin banget sihh."

"Udah, Greisy, buru gih. Malah dipanggil lagi nanti," Kali ini, sudah jelas Anya yang berbicara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HASA IMPOSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang