1;; Perubahan dunia

1.4K 143 61
                                    

[Joohyun's POV]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Joohyun's POV]

Tanggal 31 Desember 2021 dilingkari dengan spidol merah. Akhirnya, hari ini! Aku tidak sabar untuk perayaan tahun baru yang jatuh hari ini. Hari yang ku nantikan karena bisa makan enak dan berkumpul bersama keluarga setelah sekian lama. Kebetulan ponselku bergetar dan ku lihat tertera nama 'Eomma' di layar. Aku tersenyum, pasti ibuku juga tidak sabar untuk berkumpul keluarga hari ini.

"Ne, Eomma?" Jawabku sambil menempelkan ponsel ke telinga.

"Joohyun-a, eotteokhaji..." suara Ibuku terdengar gelisah, "...Eomma sepertinya tidak bisa hadir malam ini. Mianhae, Joohyun-a."

Aku terdiam cukup lama sambil memandangi standing kalender lalu beralih pada figura menampilkan aku saat berusia 17 tahun bersama kedua orang tuaku sedang tersenyum bahagia setelah kelulusan masa SMA-ku. Dan foto itu adalah foto terakhir ku bisa berkumpul bersama Ayah dan Ibu.

"Yah, mau bagaimana lagi." Aku mencoba memelankan nada suara agar tidak terdengar kecewa di telinga Ibu, "Kalau Eomma ada urusan, tidak apa-apa. Kita bisa merayakan tahun baru berikutnya."

"Eomma sangat menyesal, Joohyun-a. Maafkan Eomma. Eomma janji besok pagi, Eomma akan datang ke apartemenmu. Katakan saja, kau ingin makan apa, hmm?"

Mendengar suara Ibu ku yang tidak enak malah makin membuatku juga merasa tidak enak.

"Aniyo, Eomma. Gwaenchanayo, aku mungkin akan menginap di rumah temanku malam ini. Kebetulan, kami ada rencana pesta bersama. Yah, aku mungkin akan bergabung bersama mereka kalau acara keluarga kita nanti dibatalkan." Balasku berbohong. Nyatanya, tidak ada pesta perayaan bersama teman-teman. Aku sengaja bilang begitu agar Ibuku tidak semakin merasa tak enak.

"Ah, jinjja? Syukurlah. Kalau begitu, bersenang-senanglah! Sekali lagi, Eomma minta maaf, Joohyun-a."

"Aniyo, Eomma. Gwaenchanayo. Kalau begitu ku tutup teleponnya." Aku pun menyelesaikan percakapan singkat di telepon dengan Ibuku. Yah, hari yang ku nantikan akhirnya batal. Karena setelah Ibu membatalkan janji, Ayah pun mengirim pesan bahwa ada janji lain. Pada akhirnya sama seperti tahun-tahun sebelumnya, aku berakhir sendirian setiap tahun baru. Sementara Ayah dan Ibu ku tampaknya bersenang-senang dengan keluarga baru masing-masing.

Saat kelulusan SMA, Ayah dan Ibuku bertengkar hebat lalu memilih bercerai. Aku sempat tinggal bersama Ayah selama beberapa bulan saat Ibu keluar dari rumah. Tapi kemudian, Ayah pun keluar dari rumah dan menikah lagi dengan wanita lain yang memiliki anak perempuan masih SMA, sedangkan Ibuku juga menikah lagi dengan pria lain yang memiliki anak laki-laki yang juga masih SMA. Sungguh, ironis hidupku.

Ayah dan Ibu memiliki anak tiri yang masih sekolah, sementara aku yang sudah dewasa pun seperti tidak dipedulikan. Tiap janji selalu dibatalkan bahkan mereka tidak ada satu pun yang bertanya apakah malam ini aku sudah di rumah atau masih bekerja. Walau Ayah dan Ibuku tidak memberitahukan alasan mengapa kumpul keluarga dibatalkan, aku sudah tau kalau mereka lebih memilih merayakannya bersama keluarga dan anak tiri masing-masing.

Life Goes On [삶은 계속된다]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang