49. Deportasi

3K 296 141
                                    

"Galen!"

"Galen!"

"Ish! Galen!"

Akhirnya pria itu menghentikan langkahnya sampai Anin tidak bisa mengendalikan diri untuk berakhir dalam pelukan tak terduga karena pria itu malah menangkap badannya yang tidak seimbang.

"Kalo berhenti itu bilang-bilang!" omel Anin melepaskan pegangan Galen terhadapnya.

"Lo bawel banget sumpah!" celetuk Galen terlanjur kesal.

"Lagian lo mau bawa gue kemana? Gue itu manusia loh, bukan karung yang bisa lo seret-seret seenaknya."

"Ke pelaminan."

Seketika mata Anin membulat lucu merasa terkejut dengan jawaban Galen.

"Ih gue gak gak mau! Belum siap!"

Galen menyeringai. "Emang belum siap apa?" Pria itu malah memancing emosi Anin.

"Kata murid disini itu lo orang paling pinter loh di Adara. Masa gak tahu fungsi pelaminan itu apa!"

Tawa Galen meledak. Gadis ini jika sudah kesal memang bisa sekali menghadirkan mood Galen setelah ia memilih untuk bolos karena permasalahan keluarganya.

Violena tadi pagi menghubunginya terkait Ayra yang kembali mengemis ingin tinggal bersama Galen. Gadis itu terlihat babak belur setelah menerima siksaan dari pria yang sialnya adalah ayah Ayra sekaligus paman Galen.

Beberapa waktu lalu, papanya sempat berpesan untuk tidak meladeni keluarga adiknya. Pria itu terobsesi akan posisi Galen yang diutamakan oleh kakeknya sebagai penerus utama bisnis Daniar.

Ia jadi berpikir akan mengumpulkan bukti untuk menjebloskan pamannya ke penjara daripada dibiarkan berbuat yang seenaknya.

Mood Galen turun drastis sampai akhirnya gadis ini datang dan mengembalikan napasnya.

"Eiy! Kalian wahai dua sejoli. Gue cari ke mana-mana malah sibuk bucin dia!"

Suara Aciel terdengar begitu keras dari ujung koridor kelas sepuluh dimana Galen dan Anin tengah berdiri di antara dua kelas sepuluh.

"Musuh lo dateng tuh!" kekeh Galen saat melihat Aciel mendekati mereka.

"Hari ini lo harus lindungi gue dari dia."

"Kenapa?" tanya Galen bingung.

"Ya anggep aja sebagai balasan untuk gue udah ngeluarin lo dari kandang singa betina," jelas Anin lalu kemudian melangkah mundur bersembunyi di belakang Galen.

Mau tak mau Galen menghadap Aciel yang melongok ke arah punggungnya. Dengan cepat tangan Galen menghentikan usaha Aciel untuk melihat Anin.

"Aduh! Kenapa sih bos?!" kesal Aciel saat tahu Galen mencoba menghalangi dirinya untuk bertemu Anin.

"Cewek gue itu. Jangan diganggu!"

Raut Aciel berubah menjadi masam dan melemparkan tatapan ngeri kepada Galen.

"Sebucin itu lo sama dia? Heh! Anabel, lo kasih apa si Galen sampe mau ngasih punggungnya buat lo?"

Galen kembali menghalau Aciel yang memancing Anin untuk berbicara.

"Gue bilang sama lo, stop disitu!"

"Berani maju, bogem mentah sampe ke badan lo!" lanjutnya mengintimidasi Aciel.

"Gal, gue gak bakal nikung lo. Gue cuma bercanda kayak biasa sama dia. Iyakan, Bel?"

Anin terlihat memegang lipatan seragam Galen dan terus bersikap seolah Aciel adalah virus yang harus ia hindari hari ini.

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang