#34

198 32 5
                                    

#Si_Cewek_Gesrek
#Part34

***

"Untuk hadirin sekalian, hari ini sampai seterusnya gue memutuskan untuk jadi cewek kalem, jadi buat lu-lu pada, tolong banget nih, jangan ngajakin gue ngomong," kata Rini dengan senyum tipis-tipis kek irisan bawang merah.

"Wah, Rini mau jadi master Limbad!" cetus Nathan yang langsung dilempari sandal seharga ratusan juta milik Rini. Sekilas info, Rini mah gak pake swallow kayak kalian ya reader. Canda :v

"Terutama si dugong ... buat siapa pun yang deket sama tuh anak, tolong jauhin si tol*l ini dari gue, takutnya nanti dia merusak kekaleman diri ini." Rini menatap Nathan dengan mata melotot.

"Kira-kira motivasi anda mau menajadi wanita kalem karena apa atau siapa, ya Mbak?" tanya Leo menyodorkan mic yang entah muncul dari mana ke depan mulut Rini.

"Jadi, ada cowok ganteng banget di sekolah gue ... tapi, anaknya cuek gitu," Rini mulai menjawab sesi wawancara dadakan ini.

"Cowok? Namanya siapa? Kelas berapa? Tinggi berapa? Apakah ketampanannya telah melangkahi tuan muda kita?" tanya Devin seraya melirik Aldira.

"Iya cowok! Belum tau, ini baru mau pdkt ...  kalau gak salah dia kelas J3 deh, kalau tampan sih pastinya masih menang Aldira ya, tapi dia manis banget," jawab Rini seraya senyum-senyum salting.

"Jadi, kalian pertama berjumpa di mana? Apa kalian berdua pernah saling calling?" kali ini Kaivan ikut mewawancarai Rini.

"Ketemunya sih di depan toilet cewek, dia salah masuk toilet." Rini mencoba mengingat-ingat, "Terus kita pernah telponan sekali, suaranya sama walau dia bilang salah sambung."

"Jadi, apa kali ini anda benar-benar jatuh hati?" tanya Dito.

"Apakah anda benar-benar ingin menjalin hubungan dengannya?" serobot Salsa.

"Bagaimana tanggapan anda, Nona Rini?" Nathan ikut bertanya, tak lupa menyugar rambutnya. Tebar pesona. Aldira dan Angga memasang wajah datar, Kaivan yang memijat Rini pun tak luput.

"Wah kalau itu belum tau, gimana kalau sebelum mikir ke sana, gue hajar kalian semua dulu? Gimana?" tanya Rini seraya berdiri memasang kuda-kuda.

"Canda Rin, canda." panik mereka.

"Bentar, gue mau boker dulu ... sakit perut gue," Rini segera berlari menaiki tangga menuju kamarnya.

"Hati-hati, Rin ...." peringat Kaivan.

"Cowok yang disukai, Rini? Ckckck," decih Salsa tak suka.

"Rini dijodohin sama Aldira saja yang perfecto ini kita gak setuju, apalagi sama seseorang yang belum kita kenal," kata Kaivan.

"Heh, ujung-ujungnya aku lagi," Aldira memutar bola matanya malas.

"Apa perlu kuselidiki?" Dirga meminta persetujuan.

"Selidiki semuanya," perintah Salsa tegas.

"Rini itu punya kita," kata Angga pelan.

"Wah-wah, kalian kok pada obsesi gitu sama Rini," kata Devin. "Soalnya aku juga gitu."

Mereka semua terdiam, lalu secara bersamaan menatap ke arah Rini yang baru turun dari tangga, ada senyum samar di wajah mereka.

"Wah, pada bahas apa nih?" tanya Rini seraya menepuk pelan kepala Nathan.

"Sialan lu, Rin! Datang-datang nepuk pala gue, pake tangan sebelah mana tuh?" tanya Nathan.

"Sans Nas, pake tangan kiri kok," jawab Rini seraya memasang wajah tanpa dosa.

"Asli Nath, pomade alami," tawa Leo.

"Awowkowkok ... Nath, kuning-kuning apa tuh di kepalamu?" tanya Dirga seraya menunjuk kepala Nathan.

"Apa tuh man?" tanya Nathan mengacak-ngacak ramburnya.

"Buwung puyuh," jawab Angga lalu tertawa diikuti yang lain.

"Heh ngadi-ngadi," kata Rini ikut tertawa. Mereka semua menatap Rini yang tertawa dengan penuh arti.

"Untuk rencana kalemnya, beneran?" tanya Leo.

"Hooh beneran dong," jawab Rini pendek.

"Yaudah, semangat," kata Dirga.

"Ngokheyy."

****






Si Cewek GesrekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang