Di hari kedua, Wianna sudah bangun lebih pagi untuk mempersiapkan kegiatan ospeknya nanti, ia tak ingin ospeknya berjalan dengan buruk lagi. Keadaannya sudah jauh lebih baik dari hari sebelumnya, ia rasa hari ini akan berjalan dengan baik.
Ketika Wianna keluar dari kamarnya, tiba-tiba ia dipanggil, "Win, sini." Panggil Nindy ke arah dapur lalu menghampirinya.
"Kenapa?" Tanya Wianna setelah sampai berada di dapur.
"Nih, kita dikasih mie ayam sama Kak Dafa. Lo belum sarapan kan?" Wianna hanya menggelengkan kepalanya.
"Yaudah, nih." Ketika mie ayam itu diberikan Wianna, Wianna mengerutkan dahinya, "Buat lo?"
"Gue udah makan tadi, itu buat lo." Setelah itu Wianna segera makan dan beranjak pergi ke kampusnya.
*
Wianna sampai di kampusnya bersama dengan Nindy dan terus berjalan ke arah lapangan seperti biasanya.
"Eh, lo udah tau kelompok lo belum?" Wianna bingung sudah pasti ia tak tahu menahu dengan kelompoknya.
"Belum. Emang ada?" Tanya Wianna.
"Ada. Yaudah ikut gue." Nindy menarik tangannya ke arah kakak pengurus ospek itu.
"Permisi kak. Saya Ella Anum Wianna jurusan Sastra Inggris yang kemaren sakit jadi belum tau masalah tentang kelompok. boleh minta tahu saya kelompok berapa?" Tanya Wianna dengan formal.
"Eh, kamu yang sakit ya? Bentar-bentar. PAN!" Wianna bingung kenapa tidak langsung menyebutkannya saja dan malah memanggil temannya yang lain, "Sini!"
"Apaan Yan?" Tanya Nevan yang sudah menghampiri temannya itu.
"Ini lo urus dua anak ini. Gue ada urusan mau ke Sekre bentar. Lo nganggur kan, yaudah urus." Perintah temannya sambil menepukkan bahu Nevan sebelum pergi.
Setelah kepergian temannya itu, Nevan langsung mengalihkan perhatiannya ke mahasiswa baru di depannya ini, "Iya ada apa?" Pandangan Nevan menuju ke Nindy. Nindy yang merasa dilihat itu kaget, "Bukan, bukan saya Kak. Tapi temen saya yang butuh, hehe." Nevan langsung menoleh ke arah sebelah Nindy.
"Saya Ella Anum Wianna yang kemaren sakit kak, jadi saya tidak tau kalau ada kelompok untuk hari ini." Tanya ulang Wianna lagi kedua kalinya.
"Punya WhatsApp, kan? Kalo punya kenapa nggak dilihat kalo ada grup yang nge-share daftar kelompok, pasti temenmu share grup di grup WhatsApp kalian." Tanya Nevan seakan penuh intimidasi.
"Anu kak maaf. Kemaren kan kita masuknya lewat link dan itu kemaren dihapus linknya." Nevan menganggukkan kepalanya, "Sini." Tanya Nevan dengan tangan diulurkan ke arah Wianna.
"Iya ada apa kak?" Tanya Wianna heran melihat uluran tangan kakak pengurus itu.
"Nomor WhatsApp kamu mana?"
"Hah? Buat apa kak?" Wianna kaget sebab tiba-tiba kakak pengurusnya meminta nomor WhatsAppnya.
"Kamu mau dimasukkin grup, kan? Mana sini nomor WhastAppnya biar aku masukkin ke grup."
"Oh ya kak." Wianna gelagapan karena ia mengira hal sebaliknya dan dengan cepat mengambil ponselnya.
"082xxxxxxxx, itu kak."
"Namanya siapa?" Tanya kakak pengurusnya itu.
"Ella Anum Wianna, kak. Tadi kan sudah dik—"
"Iya, tahu. Nama panggilan kamu siapa, kan nggak aku tulis nama panjang kamu disini." Tanya Nevan agak sinis.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAHSA
Novela Juvenil"𝐑𝐀𝐇𝐒𝐀" "Mau permen gak?" "Lo nyetok berapa bungkus permen di rumah?" "Banyak sih. Kalo lo mau gue bisa bawain lo sebungkus besok." "Gila." 𝐈𝐧𝐢 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐤𝐮𝐦𝐩𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐡𝐚𝐬𝐢𝐬𝐰𝐚 𝐤𝐮𝐫𝐚-𝐤𝐮𝐫𝐚 𝐚𝐥𝐢...