Happy reading teuman!
Komen komen
Vote juga teumann__
"Sorii! Sumpah, maaf gak sengaja"
Di sebuah toko buku, ia tak sengaja menabrak seorang gadis ta, gak kok. Masih muda, yakali perawan tua.
"Hm...gapapa" Jawab gadis itu sambil memungut kembali buku yang terjatuh dari tangannya. Merasa tak enak hati, ia-pun berniat membantu mumungut buku gadis itu.
"Sini gue bantuin. Sumpah, tadi beneran gak sengaja"
Tapi nampaknya ucapannya tak digubris oleh gadis itu.
-AZIYA LAIZAN CHEN-
Tertera sebuah nametag diseragam gadis itu. Ziya, Lucu. Satu kata terlintas dibenaknya"Yaudah, permisi" Pamit gadis itu. Lamunannya terbuyarkan
"H-hah? E-eh iya, sekali lagi sori"
Sekali lagi sepertinya ucapannya tak digubris oleh Ziya, gadis itu.
"Coolgirl" Batinnya
"Gas! Bagas! Mana sih Ya Allah? HEH, LO! Prustasi gua nyariin" Kesal Kenzi, sahabatnya. Emosi Kenzi membara pada Bagas yang kerap menghilang tiba-tiba. Yap, orang yang tak sengaja menabrak Ziya adalah Bagas
"Gue gak kemana-mana kok. Tadi habis nabrak bidadari"
Kenzi mengkerutkan dahinya "Habisa kesambet apaan sih. Serem amat tuh omongan" Ucap kenzi solah-olah ia merinding
"Gausa dipikirin, kuy ke kafe" Senggolnya pada lengan kenzi, meninggalkan kenzi yang masih kebingungan
"Masa iya dia beneran ketemu bidadari, bukannya bidadari malah kabur kalau liat dia" gumam kenzi
"Udah, ayok" Ajak Bagas, lagi, yang melihat kenzi masih terdiam ditempat
Aneh. Kata yang paling pas menggambarkan tingkah Bagas malam itu. Lihat saja, dirinya tak berhenti melengkungkan kedua sudut bibirnya.
__
KLEK!
"Assalamualaikum, jiya pulang"Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Sebenarnya Ziya sudah pulang sejak pukul 4 sore tadi. Namun rasanya gak afdol bagi Ziya, jika ia tak mampir ke toko buku dulu.
"Waalaikumsalam. Dari toko buku lagi?" Tanya Nawa, bunda Ziya.
Ziya mengangguk dan menyalami Nawa"Jiya ke kamar dulu ya bun"
"Gak makan dlu" Tanya Nawa
Ziya menggeleng "Nanti aja bun, mau mandi dulu"
"Yaudah, bunda mau siapin makan malam dulu. Tapi ingat ya, nanti makan" peringat Nawa
"Iya bun" Ziya berjalam menuju kamarnya . Memulai ritual mandinya. Mandi loh, bukan ritual santet. Setelah merasa segar, ia merebahkan badannya di kasur sejenak. Ia teringat pada buku yang baru saja ia beli tadi. Ia pun berniat membacanya
"Tu, wa, ga, p-ploh? Kok goib satu?" Bingungnya. Ia kembali mengecek buku-bukunya. Seingatnya tadi ia membeli 5 buku, tapi saat ini hanya ada 4 buku
"Pasti ketinggalan nih atau jangan-jangan..diambil sama om tadi" Sebut saja, Ziya sedang berbiruk sangka pada Bagas, Bagaimana tidak, hanya Bagas seorang yang ia temui di toko buku tadi. Ziya kembali bergegas ke toko buku itu, lagi.
"E-eh! Jiya mau kemana?" Tanya Nawa yang sedang menyiapkan makan malam
"Bentar bun, ada yang ketinggalan disana"
"Makannya gimana? Belum loh ini"
"Nanti aja, habis ini jiya balik lagi kok"Ziya langsung mengacir pergi dengan taxi yang sudah ia pesan. Nawa menggeleng "Ni anak lebih mentingin buku daripada makan. Mending makan gak sih? Daripada buku, bikin prustasi"gumam Nawa
__
(Salam dari Binjai)
•
•
•
Gimanaa?
Jangan lupa vote, komen komen
Ya teumann😘
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rainther || ongoing
Teen Fiction"Pertemuan kita entah akan berujung apa, takdir atau hanya sekedar hadir" "Kita tidak salah, kita hanya berbeda. Tapi beda itu yang mempersalahkan kita, bahkan menentangnya" __ "Calon jodoh" Celetuk Bagas "Lo udah mau nikah?" Tanya Rivar dengan suar...