DUA PULUH ENAM-BYAKTA FAMILY

534 37 1
                                    

Dua puluh enam

Meesam mengusap kepala Laqueta pelan, pria itu duduk dengan menyandar di headboard, matanya terus menatap Laqueta yang sedang tidur tetapi Meesam yakin bahwa wanita itu tidak tidur dengan nyanyak karena sesekali terlihat kerutan di dahinya walaupun kamar itu hanya diterangi cahaya yang redup.

Perlahan pria itu mengusap kerutan di dahi Laqueta sehingga kerutan itu perlahan menghilang, tetapi tidak lama kemudian kerutan itu kembali muncul membuat Meesam menjadi gusar. Apa kondisi Laqueta seburuk itu?

Kini Meesam merasa sangat khawatir, sebelumnya Laqueta tidak pernah seperti ini. Pria itu sangat mengkhawatirkan kondisi Laqueta dan calon bayinya, besok Meesam akan membawa Laqueta ke dokter untuk memeriksa kondisinya dan Meesam tidak akan mendengarkan penolakan jika Laqueta menolak keinginannya ini.

Pria itu memejamkan matanya, tiba-tiba Meesam teringat dengan anak-anaknya, tadi dia belum sempat memeriksa mereka, apakah mereka sudah tidur atau justru masih terjaga. Pria itu turun dari tempat tidur dengan perlahan agar tidak membuat banyak pergerakan lalu menuju kamar anak kembarnya.

Meesam melihat sekeliling kamar karena hanya ada Ogya yang tidur di tempat tidurnya sendiri sedangkan Ochi tidak ada, Meesam memeriksa kamar mandi tetapi Ochi juga tidak ada di sana, pria itu juga memeriksa kolong tempat tidur dan juga lemari, mungkin saja Ochi membuat ulah dengan bersembunyi.

Karena tidak menemukan Ochi di kamarnya, Meesam langsung menuju kamar anak sulungnya dengan tergesa-gesa, dan benar saja ada Ochi di sana. Anak bungsunya itu tidur bersama Ojwala, keduanya sudah tertidur nyenyak, Meesam merasa lega karena dia takut Ochi kenapa-napa.

Meesam menaikkan selimut kedua anaknya hingga berada di atas dada karena sebelumnya selimut itu terletak di kaki, mungkin karena mereka tidurnya cukup banyak bergerak yang menyebabkan selimut itu menjadi turun.

Meesam tidak heran dengan Ochi yang berada di kamar Ojwala, anak gadisnya itu memang cukup sering pindah kamar. Meesam keluar dari kamar Ojwala dan menutup pintunya perlahan, sekarang waktunya bagi pria itu untuk tidur.

🐬🐬🐬

Laqueta terbangun dan tangannya langsung memegang perutnya yang terasa nyeri, wanita itu menggigit bibirnya untuk menahan ringisan. Perlahan Laqueta duduk dan mengambil air yang berada di atas nakas lalu memejamkan matanya berharap rasa nyerinya berkurang.

Cukup lama Laqueta duduk sehingga rasa kantuknya menghilang, karena itulah dia berpikir untuk menulis saja daripada hanya termenung. Ketika Laqueta menggerakkan kakinya, nyerinya semakin terasa dan kali ini lebih sakit daripada sebelum-sebelumnya.

Laqueta ingin berteriak namun dia menahannya.

"Meesam bangun."

"Meesam perut aku sakit," ucap Laqueta seraya menarik-narik tangan Meesam.

Laqueta berusaha membangunkan Meesam yang tidur dengan nyenyak, sebenarnya dia tidak tega tetapi rasa sakit di perutnya membuat Laqueta tidak punya pilihan lain.

"Please, bangun dulu, ini sakit banget." Laqueta meringis lalu tanpa sadar air matanya jatuh.

"Kamu kenapa, Ta? Kok nangis?" tanya Meesam dengan khawatir, pria itu langsung duduk dan membingkai wajah Laqueta dengan kedua tangannya.

"Perut aku sakit banget," adu Laqueta.

Meesam langsung menatap perut Laqueta, bahkan tangan Laqueta memegang perutnya dengan sangat kencang.

Meesam mengambil kunci mobil lalu menggendong Laqueta untuk membawanya ke rumah sakit.

"Tahan sebentar, sayang."

Meesam berdecak karena pintu utama rumahnya terkunci, terpaksa Meesam menurunkan Laqueta sebentar ke atas sofa, setelah pintu terbuka barulah ia kembali menggendong Laqueta dan membawanya ke mobil.

Klakson yang dibunyikan Meesam membuat satpam rumahnya langsung membuka gerbang dengan tergesa-gesa. Meesam mengendarai mobilnya dengan cepat karena tidak mau membuat Laqueta menahan sakitnya lebih lama lagi.

"Tahan sebentar, sayang," ucap Meesam lagi.

Meesam semakin menambah kecepatan mobilnya tetapi tetap berusaha untuk fokus di tengah-tengah kepanikannya.

Tanpa sadar air mata Laqueta jatuh, dia takut akan terjadi sesuatu yang buruk, bukan pada dirinya, tetapi pada calon bayinya. Laqueta tidak mau anaknya kenapa-napa, lebih baik dia saja yang menderita daripada harus kehilangan calon bayinya.

"Jangan berpikir yang buruk-buruk, jernihkan pikiran kamu."

Ucapan Meesam tidak membantu sama sekali karena Laqueta sudah merasa sangat takut.

🐬🐬🐬

Meesam duduk di kursi dengan lemas, matanya memerah karena menangis. Pria itu sangat khawatir pada Laqueta dan bayinya, Meesam tidak mau mereka kenapa-napa. Meesam menatap tangannya yang tadi digenggam Laqueta, tangan itu terlihat gemetar,ia mengepalkan tangannya dengan kuat lalu mulai menenangkan diri.

Dalam diam Meesam terus berdoa agar tidak terjadi sesuatu yang buruk, Meesam menyesal karena tidak membawa Laqueta ke rumah sakit lebih awal. Jika ia tidak lalai seperti ini, pasti Laqueta tidak akan menderita.

Jika saja ia lebih sabar dalam menghadapi Laqueta dan jika saja ia tidak bertengkar dengan Laqueta, Meesam yakin semua ini tidak akan terjadi. Seharusnya Meesam lebih menjaga Laqueta dengan baik dibandingkan berdebat dan marah seperti kemarin.

Kini Meesam menyesal karena melakukan semua itu. Ada banyak pengandaian yang dipikirkan Meesam, tetapi ia tau bahwa semua itu hanyalah bentuk penyesalannya saja karena tidak ada yang bisa mengubah masa lalu.

Saat dokter keluar dari ruangan, Meesam langsung berdiri dan menanyakan kondisi Laqueta. Namun jawaban yang diberikan dokter tersebut membuat Meesam kembali lemas, itu adalah kabar terburuk yang pernah didapatkannya selama dia hidup.

Kabar buruk yang membuatnya merasa seperti orang yang tidak berguna.

Meesam ... kehilangan calon bayinya.

🐬🐬🐬

Selasa, 4 Januari 2022

Sambil nunggu cerita ini update, ayo baca cerita aku yang lain.

My daughter dan
My daughter 2

Ini cerita tentang Risha & Sima, teman Ochi dan Ogya di sekolah.

Laqueta

Ini cerita tentang Laqueta dan Meesam sebelum menikah.

Keinarra'a life (selesai)

Odira's nightmare (selesai)

Minami's life (selesai)

Revisi: Sabtu, 8 Juli 2023

Byakta Family [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang