ˏˋ31°•*⁀➷

25 5 1
                                    

"Bukan ini  yang ku mau." ~Zara.

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Ketika jam pulang tiba, dengan semangat Zara menghampiri Farthur yang sudah melambaikan tangan diparkiran Sma Garuda.

"Zara." suara yang tak asing bagi Zara.
Ia menoleh ke sumber suara dan terdapat pak Anton disana.

"Ya?" tanya Zara sesopan mungkin.

"Pulang sama siapa? Pagi tadi saya liat kamu nggak bawa motor. Pulang bareng saya?" tawarnya.

Zara tampak menatap sekeliling. "Maaf pak, saya udah dijemput sama Arthur."

Pak Anton mengikuti arah pandang Zara. Dan benar, Farthur tengah bersandar pada mobil seraya bersedekap dengan senyum yang membuat rahang pak Anton mengeras dan tangannya terkepal kuat.

"Duluan pak," ucap Zara membuyarkan lamunan pak Anton.

Farthur segera menyuruh Zara masuk kedalam mobil.
"Gimana hari ini?" tanya Farthur seraya menyelipkan helaian rambut Zara kebelakang telinga.

"Emm menyenangkan." Farthur tersenyum melihat bibir Zara yang juga menampakkan senyum manisnya.

Ia mencubit hidung mungil Zara, "Mau kemana?"

"Pantai, boleh?" Zara tampak tak yakin dengan ajakannya.
Sedangkan pagi tadi ia mendapat penolakan mentah-mentah dari sang kakak.

"Boleh dong." senyum Zara kian mengembang. Farthur segera melajukan kendaraanya, meninggalkan Sma Garuda sedangkan Zara sibuk merapikan rambut Farthur yang sedikit berantakan dengan tangannya.

Farthur menikmati perlakuan Zara terhadapnya. Sesekali memejamkan matanya ketika Zara mengusap lembut kening miliknya.

"Pagi tadi Reza bilang apa sama kamu?" Farthur mencoba mencari tau apa yang membuat gadisnya menangis pagi tadi.
Pertanyaan Farthur yang baru saja ia lontarkan menghentikan kegiatan Zara.

"Enggak papa. Nggak penting juga."

"Jangan bohong, sayang."

Zara menatap dalam kekasih yang selalu ada untuknya. "Buat apa juga aku bohong sama kamu. Semuanya nggak ada yang penting. Cuma kamu yang penting," godanya.

"Diajarin siapa kaya gini?" selidik Farthur.
Tetapi Zara hanya tertawa menanggapinya.

Sesekali mereka saling melempar candaan, memecah suasana hening dalam perjalanan.
"Arthur!" panggilnya heboh seraya menepuk lengan Farthur.

"Apa sayang," balasnya sabar.

"Semut sama cacing gedean mana?" tanya Zara absurd

"Cacing lah." Farthur nampak percaya diri dengan jawabannya.
Jika dilihat memang lebih besar cacing bukan, dibandingkan semut.

"Tetott! salah!" ucapnya.

"Bener dong masa salah," ucap Farthur.

"Semutkan bisa cacingan."
Farthur menganga mendengar jawaban Zara yang tengah menyantap cemilan.

"Cacing juga bisa kesemutan." elak Farthur.

ZARA (Queen Star's♛)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang