DUA PULUH DUA

5.1K 385 11
                                    

"Aku kenyang." tolak Jeana saat Andra datang pukul 4 sore dan menawarkan berbagai jenis makanan dan aneka cemilan sehat.

"Kamu harus banyak-banyak makan sayang." bujuk Andra yang tengah duduk disebalah kasurnya.

Jeana mengendik pelan sebelum mengganti saluran TV dikamarnya. "FYI, tadi siang Aku makan banyak kok. Val siapin menu-menu yang bagus untuk mencukupi nutrisi Ibu hamil. Ah iya, Val itu dulu sekolah gizi loh."

"Itu tadi siang kan? Sekarang udah sore loh. Makan ya?" bujuk Andra lagi.

Jeana menatap Andra datar. "Kamu nyuruh Aku makan, ini Aku disuruh makan apa ya Ndra?" sindir Jeana. Dia menatap nakas yang hanya berisi sebuah tumblr berisi air. Sengaja menyindir Andra. Val sengaja tidak menyisakan makanan apapun diruangan itu karena Ia sangat ketat menjaga kondisi makanan yang tidak disimpan dengan layak diruangan ini. Bahkan Jeana yakin kulkas yang ada diruanganya hanya berisi minuman yang tadi sempat Julian dan Gisel beli.

"Ya.. Aku bisa pesan lewat ojol atau keluar sebentar untuk beliin." satu lagi pemicu kekesalan Jeana. Andra sama sekali tidak meluangkan waktu untuk Jeana dan Gisel disaat seperti ini. Dan apa ini? Andra sama sekali tidak ada inisiatif membelikanya sesuatu saat datang ke rumah sakit.

"Nope." tolak Jeana, lagi. "Sebentar lagi jatah makan malam datang dan Val juga sudah on the way kesini bawain cemilan."

"Yakin?"

"Hm." Jeana berusaha fokus menatap acara di salah satu saluran tv. Berusaha menikmatinya untuk mengalihkan rasa kesal pada Andra. "Anyway, where's Gisel?"

"Gisel.. sama bang Julian kan?" tanya Andra tak yakin. Jeana mendengus sebal.

"Bang Julian di kantor. Bagaimana bisa Dia jagain Gisel ditengah pekerjaanya yang menyita seluruh fokusnya?"

¤¤¤

Val melirik pada pintu kamar mandi dimana Andra masuk. Laki-laki itu baru saja diusir halus oleh Jeana. Val bahkan sempat ragu saat akan memasuki ruang rawat Jeana. "Si Andra kesini cuma bawa badan doang?"

"Kalo maksud Lo laptop dan tab adalah salah satu anggota badan Andra, yes!"

Val terkekeh mendengar sindiran Jeana. "Emang iya?"

"Loh mungkin aja kan? Gue telat menyadarinya kali." balas Jeana cuek. Ia kembali fokus menghabiskan jatah makan malamnya. "Lo tau Gisel dimana?"

"Gisel tadi ikut gue ke Joyganic terus tadi sore bang Ian jemput biar mandi dulu sama ganti baju. Mungkin sekarang masih sama bang Ian." jelas Val yang masih mengupas apel.

Jeana meraih ponsel untuk memastikan keberadaan anaknya. Menekan angka 1 lama di ponselnya, selang beberapa detik sebuah panggilan terhubung dinomor Bang Ian. "Abang sama Gisel?"

"Iya, ini ada di restoran deket rumah sakit. Gisel bilang belum sempet makan malam sama Val tadi."

"Ya sudah. Nanti kesininya hati-hati ya Bang. Jagain Gisel betul-betul."

"Mami.. cerewet banget ya Mami Kamu Sel." Jeana mendengus mendengar ledekan Ian setelah mengabarkan siapa penelpon pada Gisel.

Andra keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar. "Sudah makan?" tanya Andra dengan senyum sumringah.

"Syukur deh ini bumil satu doyan makan. Jadi gue nggak sia-sia bawain makanan." sambut Val saat mendapati Jeana tidak ada tanda-tanda akan menjawab pertanyaan Andra. "Gue bawa makanan juga buat yang lain. Meanwhile lo belum makan juga."

I Take YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang