Yeok tidak pernah menyesali pilihannya untuk menikahi Joohyun. Dia bersama wanitanya dalam kurun waktu yang lama. Setiap malam mereka menghabiskan waktu bersama. Saling berbagi cerita dan ketika lelah, Joohyun bisa menjadi obat paling mujarab untuknya.
"Anda tidak boleh mundur hanya karena anda mencintai istri anda Yang Mulia."
Perktaan itu tegas diucapkan oleh seorang bangsawan dari klan yang sama dengan ibunya. seolah tak perduli bahwa Yeok adalah lelaki biasa yang mendambakan kehidupan normal. Jatuh cinta dan hidup bersama wanita yang dia cintai. Kebahagiaan kecil yang terasa biasa untuj orang lain, menjadi mahal untuknya.
Jika saja bisa, ingin sekali dia membawa Joohyun pergi ke dunia modern dan meninggalkan kerancauan zaman yang pernah memisahkan keduannya.
"Saya mulai merasa anda ragu. Anda takut jika tahta yang bisa anda dapatkan akan memisahkan anda dari istri anda."
Bangsawan tersebut terus menekan Yeok. Meminta agar dia tetap pada tujuan utamanya terhadap tahta Kekaisaran.
"Saya kemari membawa pesan karena Yang Mulia Ibu Suri memanggil anda. Sebaiknya anda pikirkan kembali keputusan anda."
Apapun yang terjadi, mereka akan tetap maju dan menempatkannya di kursi tahta. Sekarang pun sama, Tujuan mereka datang adalah untuk semakin mendesaknya maju.
Ketika sang Bangsawan pergi, tinggalah Yeok dan Yeom dalam ruangan yang sama. Tak ada kata yang mereka ucapkan, masing-masing sibuk menimbang perasaan masing-masing.
Dalam bisunya Yeom, pria yang selalu memiliki pedang ditangannya itu tengah berpikir tentang perasaan tuannya. Sedangkan Yeok mencari celah yang bisa dia cari, agar Joohyun tetap berada dipihaknya.
"Bagaimana menurutmu?"
Yeok memijit kepalanya, melirik Yeom yang tetap tenang meski terus memeras fikirannya. Pertanyaan Yeok, membuat Yeok kembali fokus pada Yeok yang menanti jawaban darinya.
"Saya, menurut saya hidup anda adalah yang utama. Tahta tidak menjamin segalanya akan berlangsung lancar. Namun tahta adalah jawaban, jika anda ingin melindungi orang-orang anda."
Yeom adalah sosok yang dibesarkan untuk menjadi pelindung hidup Yeok. Seolah takdirnya untuk selalu mengutamakan Yeok lebih dari apapun, bahkan hidupnya sendiri.
"Tapi aku akan kehilangannya," wajah sedih Yeok bisa ditangkap oleh Yeom ketika pembicaraan mereka mengarah pada Lady Bae.
Mata yang biasa bersinar cemerlang itu meredup seketika berada dalam persimpangan keputusan.
"Anda," Yeom ragu mengutarakan pendapatnya. Bukan karena dia takut Yeok akan menentang isi pemikirannya. Hanya saja, hati Tuannya tak bisa dia mengerti.
Selama hidupnya, Yeom hanya tau tentang pendang dan selama itu pula tugasnya berada disisi Yeok untuk melindunginya. Perasaan terhadap wanita seperti yang Yeok rasakan, belum bisa Yeom mengerti.
Karena perasaan yang tak bisa Yeom pahami itulah, membuat dia tak bisa membayangkan berada dalam posisi Yeok saat ini.
Namun jika berbicara takdir, maka sudah seharusnya Yeok seharusnya berjuang untuk itu. Bukan hanya Joohyun, rakyat Joseon juga memerlukan pembaruan. Yeom tak ingin perasaan kagumnya pada Yeok berubah, ketika Tuannya lebih mementingkan hati daripada tugasnya sebagai putra kaisar sebelumnya.
"Aku seharusnya mengajak ayah mertuaku bicara," Yeok tahu itu percuma. Hanya saja dia sudah bertekad untuk melindungi Joohyun dikehidupannya saat ini.
Jika mengulang waktu adalah keistimewaan untuknya, maka dia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan kali ini untuk megubahnya.
"Aku akan pergi diam-diam setelah menemui Joohyun."
Kalimat Yeok adalah tanda bahwa Yeom harus bersiap-siap melakukan pengawalan. Bertandang kerumah Tuan Bae, selalu lekat dengan siasat politik. Meski Tuan Bae adalah seorang netral dalam pemerintahan. Dia tak memihak Hwon ataupun Yeok. Tuan Bae adalah sosok yang menginginkan kepemimpinan tenang.
"Baik," Yeom menganggukkan kepalanya mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
LADY BAE (VRENE FANFICTION)
FanficPerempuan itu terasa familiar, pada pertemuan pertama kami Seperti kami pernah bertemu pada kehidupan sebelumnya Sekuat apapun aku menolaknya Jalan takdir seperti merangkai kami menjadi sebuah cerita Aku bahkan penasaran akhir cerita ini -Kim Taehy...