Chapter 24

7.2K 240 4
                                    

Setelah Theo sadar dari komanya, dirinya harus melakukan terapi untuk bagian kakinya karena sudah lama tidak berjalan akibat koma. Di taman rumah sakit, dia perlahan-lahan belajar jalan seperti anak kecil. Tidak lupa dirinya juga ditemani oleh kedua orang yang dia sayangi.

"Ayah, ayo yah. Ayah pasti bisa, " kata Marcell memberi dukungan kepada ayahnya.

"Iya nih ayah sedang berjalan, " kata Theo yang berjalan perlahan.

Theo yang kelihatan kesusahan saat berjalan Marcell membantu ayahnya berjalan dengan menggandeng kedua tangan dan menariknya secara perlahan. Mira hanya tersenyum memandangi momen ayah dan anak.

"Dah!!! ".

Mira terkejut dan melihat kearah belakang.

"Marco, sudah berapa kali kakak bilang jangan kejutkan kakak, " kata Mira kesal.

"Hihihi... Maaf kak. Ini ada keranjang buah dari Kayana, " kata Marco meletakkan sebuah keranjang buah di bangku taman.

"Loh Kayana sendiri kemana? " tanya Mira.

"Dia sedang di kantor. Karna Kak Theo masih dirawat, alhasil semua pekerjaan dihendel oleh Kak Catherine dan Kayana. Pak Noah sendiri berada di perusahaan ayahnya Kak Theo, " jawab Marco.

"Jadi, bagaimana hubunganmu dengannya lancar? " goda Mira.

"Ish... Kakak ini. Bisa tidak berhenti bahas itu? " tanya Marco kesal.

"Memang kenapa? Yang tahu kan cuma kakak dan Mas Theo. Jika semuanya tahu, tanggung malu sendiri, " jawab Mira ketawa kecil.

"Hubungan kami baik-baik saja kok kak, " kata Marco.

"Tapi, apa dia tahu siapa dirimu sebenarnya? " tanya Mira.

"Huuu... Untuk saat ini aku belum tidak beritahu dia jika aku adik iparnya Kak Theo. Walaupun kakak dan Kak Theo belum resmi menikah, cepat atau lambat gelar itu akan menjadi milikku, " jawab Marco.

"Baiklah. Kakak dukung keputusan kamu. Tapi, kamu harus ingat satu ini. Kamu harus beritahu dia cepat atau lambat. Lebih baik dia dengar penjelasan dari dirimu daripada dari orang lain. Karna apa, karna jika dia dengar dari orang lain, itu jauh lebih sakit. Maka dari itu, kakak harap kamu bisa memberitahunya, " kata Mira.

"Baik kak. Aku akan memberitahunya di waktu yang tepat, " kata Marco.

"Bunda, lihat ayah! Sudah bisa berjalan! " teriak Marcell.

Mira dan Marco melihat Theo yang sudah bisa berjalan normal seperti biasanya dengan iringan tepuk tangan oleh Marcell.

"Mira, aku sudah bisa berjalan, " kata Theo senang.

Mira yang senang menghampirinya dan memeluknya dengan erat. Begitu juga dengan Theo yang pelukannya tak kalah erat. Marcell merasa cemburu dan menyelipkan tubuhnya diantara kedua tubuh orang tuanya.

"Aku juga ingin dipeluk, " kata Marcell.

Theo menggendong sang putra dan memeluknya dengan wanitanya. Marco yang melihat momen itu sangat bahagia.

"Kak, aku harap kakak bahagia dengan pria kakak sampai akhir hayat kakak, " gumam Marco.

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷

"Ya ini Pak Theo kapan dia kembali? Capek hendel semua berkas ini, " keluh Kayana yang baru saja menyelesaikan berkas. Itu pun baru berkas pertama yang selesai belum dengan berkas lainnya.

"Jangan banyak mengeluh. Cepat selesaikan berkas itu jika ingin pulang cepat, " kata Catherine yang sedang mengerjakan berkas lainnya.

Mantan CEOku adalah Cinta PertamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang