Tidak menjelaskan atau mengatakan apa-apa, Ushijima pergi membawa Tobio bersamanya. Ia mencari kamar untuk mereka berdua di club itu. Sampai berada di dalam, barulah Ushijima melepas cengkramannya.
Tobio tidak tahu harus berbuat apa. Ia melihat si pria besar begitu frustasi mengacak rambutnya lalu duduk di pinggir ranjang. Dengan insting pekerja, Tobio mendekatinya. Tubuhnya membunguk. "Anda mau minum sesuatu untuk menenangkan diri?"
Kepala Ushijima menatap pada Kageyama, melihat pada mata bulat yang berkedip polos padanya. Ah iya, dia sudah melibatkan lelaki ini dalam masalahnya. "Maaf, aku tadi tidak bermaksud— lupakan."
Tobio mengangguk. "Daijoubu.. Kalau ada seusatu yang anda inginkan, anda bisa mengatakannya.."
"Aku ingin melampiaskan stressku, berapa aku harus membayarmu?"
Tobio sedikit tersentak. "... "
.
.
."Dimana mereka?!" Oikawa membentak Suga, memaksanya memberitahu di kamar mana Ushiwakanya berada.
"Aku tidak bisa memberitahu anda. Ini—"
"Kalau kau tidak memberitahu aku akan mencarinya sendiri!" Oikawa bersikeras sampai tangannya ditahan oleh Tendou.
"Jangan naif. Bukankah kau sudah lama ingin putus dari Wakatoshi? Aku sudah mengetahui semua perselingkuhanmu lebih jauh sebelum pria itu."
Alis Oikawa menukik tajam. "Kau itu bicara apa?!"
"Kau tau yang kubicarakan. Kau tidak mencintai Wakatoshi, kau hanya senang dengan perhatiannya karena laki-laki yang kau cintai, Iwaizumi, hanya menganggapmu mesin pemuas." Senyum Tendou melebar.
Oikawa mengepalkan tangan hendak memukul lelaki merah itu tapi meleset. "Jaga ucapanmu!"
"Aku tidak akan membiarkanmu membodohinya lagi. Kau tidak pantas untuk kebaikan dan ketulusan orang itu."
.
.
.Ini buruk bagi Tobio. Ini buruk dengan bagaimana kakinya mengangkang lebar dan menerima setiap tumbukan Ushijima. Kepalanya mulai pusing. Harga dirinya sudah lepas. Tapi bukan itu yang dia pikirkan sekarang.
Tubuhnya yang tersentak abstrak diatas ranjang, tangannya yang meremas pundak Ushijima kelewat kencang, matanya yang berair karena kenikmatan. Akal sehat dan kewarasannya sudah ia letakkan untuk hal semacam ini.
"Ahh hh.." Dada Kageyama membusung saat ritme pria diatas tubuhnya bertambah. Kedua tangannya kini ditahan di samping kanan dan kiri kepala oleh tangan kekar sang dominan.
Lubangnya terasa penuh dan terus digaruk dengan benda tebal berurat dibawah. Stamina Ushijima seolah tidak ada habisnya. Membuat Kageyama kesusahan mengejar napasnya sendiri.
"Y-yamero.. Hhh" Dia kualahan.
Ushijima tidak bisa berhenti. Ekspresi lelaki manis dibawahnya terlalu indah. Jeritan, desahan, tangisnya, semuanya merdu dan membuat hasratnya membuncah.
Lubang Tobio yang sempit mencengkram dan menghangatkan miliknya dengan sangat baik. Wakatoshi bahkan lupa dia melakukan ini awalnya karena balas dendam. Ia justru menjadi kecanduan dengan Kageyama itu sendiri.
Ia memeluk tubuh si blueberry, menenggelamkan wajahnya, seiring mempercepat tempo hujamannya. Dia sudah dekat dengan puncak.
"Arghh.."
"Ahhhh!!" Tubuh Kageyama mengejang namun sesak peluk yang ia terima menahan gerak tubuhnya. Ini berat dan panas.
Ushijima melepas penyatuan lalu membuang kondom bekas yang barusan ia pakai. Mata Kageyama sudah tinggal 3%, ia bahkan tidak bisa membukanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Red (SakuKage) End
Fiksi Penggemar[Mature Content 🔞] Anugerah dan bencana, keduanya datang tanpa bisa dipilih. Demi menyelamatkan sang kakak, Kageyama rela melakukan apapun. Termasuk bekerja menjadi seorang penghibur di sebuah club malam milik Sugawara bernama "Dark Red" Disclaimer...