Chapter 21 √

222 38 8
                                    

"Sialan, saber sudah menghilang!" Chu melihat area di depannya telah hancur menjadi kawah hitam dan diselimuti lumpur grail yang menelan sedikit demi sedikit cahaya Excalibur yang memudar.

"Kita tidak bisa diam saja sebelum semuanya semakin lebih buruk." Medusa menoleh menatap Emiya.

"Ya kau benar, kita harus menemui Ruler. Sekarang itu adalah pilihan terbaik." Emiya mengepalkan tangannya lalu berbalik laki laki di depannya.

Sasuke menatap sekitarnya dengan termenung, semuanya telah di lahap lumpur hitam.

Arthuria...

Sialan baginya, hatinya merasakan sesuatu yang sudah lama ia tidak rasakan, terakhir kali adalah saat melihat orang tuanya dibunuh.

"Dia itu keras kepala..." Sasuke mengepalkan tangannya.

"Arthuria..."

Emiya berjalan lalu menepuk pundak Sasuke.

"Aku tau ini terasa berat bagimu, tapi aku tau pilihan Saber adalah pilihan terbaik baginya untuk menyelamatkan Masternya. Yakinkanlah dirimu, sejatinya kami servant hanyalah senjata. Sebaiknya kau juga pergi jika masih menyayangi nyawamu." Emiya berlalu setelah mengatakan itu diikuti Medusa dan Chu.

Emiya berhenti sebentar sebelum melesat pergi.

"Selain itu kau memiliki sesuatu yang di tinggalkan oleh arthuria untukmu, itu adalah harta terbaik. Jagalah benda peninggalannya."

Sasuke terus diam sampai kepergian Emiya dkk, matanya menatap kosong kedepan. Lalu tatapannya beralih ke punggung tangannya yang terdapat segel perintah.

"Dasar bodoh, kenapa kau sampai meninggalkanku, kau sudah berjanji akan membantuku, Arthuria."

Dia lalu mengepalkan tangannya dan menepuk dadanya, meski tidak secara nyata tapi Sasuke bisa merasakan sihir avalon yang sangat familiar dengan Arthuria ada di dalam dirinya.

***

Setelah beberapa lalu terjadi penyerangan di desa Konoha yang menyebabkan desa hancur, Naruto yang telah menyelamatkan Konoha dari pain sekarang ini tengah beristirahat di sebuah tenda setelah membantu merenovasi beberapa tempat.

"Benar benar melelahkan." Naruto merebahkan dirinya.

"Oi Naruto! Kakashi-sensei menyuruhmu untuk membantu ke pusat desa." Sebuah suara nyaring tiba tiba terdengar dari luar Tenda, sosok itu kini memasuki tenda dan melihat Naruto yang sedang merebahkan dirinya di sebuah kursi.

"Ternyata kau Shikamaru, ayolah aku baru saja duduk dattebayo." Naruto merengek.

"Jangan bersikap seperti bocah, Mendokusai." Shikamaru menguap.

"Cepatlah!" Usir Shikamaru.

Naruto menghela nafas. "Tch! Aku ingin ramen." Ucapnya lalu berdiri dan berjalan pergi.

_

Setelah selesai membantu di pusat desa, Naruto berjalan untuk kembali beristirahat di tempatnya. Tapi sebuah eksistensi mengalihkan perhatiannya. Ia segera berjalan mengikuti arah datangnya aura misterius itu. Sampai tibalah Naruto di atas bukit patung hokage.

Naruto melihat sebuah siluet seorang gadis berambut pirang yang mengenakan pakaian yang menurutnya aneh ditambah dia memegang sebuah tombak dengan bendera yang menutupinya.

[✓] 𝐃𝐢𝐟𝐟𝐞𝐫𝐞𝐧𝐭 𝐖𝐨𝐫𝐥𝐝 - Naruto x Fate SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang