𝚃𝚠𝚎𝚗𝚝𝚢 𝙴𝚒𝚐𝚑𝚝

826 108 13
                                    

Vino geram karena anaknya yang dijadikan sandra oleh Alister, Keenan yang berada di hadapan Rayhan mencoba meraih adiknya tapi..

Sret

"Akhh" rintih Rayhan saat lehernya tergores oleh pisau tajam Alister.

"Ray!!" Kata Keenan panik, di luar Silvia sudah menangis histeris karena anaknya yang dijadikan sandra oleh Alister.

"Ceritakan hal sebenarnya! Atau anakmu ini akan aku habisi tepat dhadapan kamu Sialan!" Murka Alister menatap tajam Silvia yang sudah panas dingin di tempat.

"Apa apaan kamu menatap tajam istri saya?!" Kata Vano kesal.

"Tanyakan saja kesalahan istri anda, kau sebagai suaminya bahkan tak tau apa yang dia lakukan pada adikku" kata Alister menatap tajam mereka semua.

"Eugh" leguhan Al terdengar di Indra pendengaran Alister, ia sedikit tenang saat melihat mata bulat itu akan terlihat.

Sret

Jlep

Karena tidak fokus pada sandraannya, Alister tersungkur saat Rayhan melepaskan diri, dan Keenan mengambil pisau di tangan Alister lalu menusuknya tepat di perut Alister.

"Arghh" Erangan Alister

"A-ab-bang" kata Al terbata bata.

"Shhh.. berani kalian mendekati Al aku tembak kedua kaki kalian!" Kata Alister tak memperdulikan darah yang keluar di perutnya.

Arselo tidak mendengarkan itu, ia mendekar ke arah Al yang sudah sesenggukan.

Dor

Dor

"Akhh" rintih Arselo karena peluru itu tepat sasaran mengenai kedua kakinya.

"Bawa mereka ke markas, jangan sampai ada yang kabur sebelum aku datang!" Kata Alister saat melihat anggota gengnya datang sesuai permintaannya tadi.

Mereka mengangguk dan membawa Keluarga Arselo pergi, walau ada sidikit pemberontakan tapi mereka dapat mengatasinya.

"Abang hiks, sakit? Darahnya banyak hiks hiks" kata Al menatap sedih Alister yang tersenyum tipis.

Albert yang ingin bergantian dengan Alister ia urungkan karena Alister yang mengancamnya jika ia tidak menurutinya maka Alister akan mengambil alih tubuh Albert selama 3 bulan.

"Adek gakpapa kan?" Tanya Alister mengusap lembut rambut Al.

"Hiks, itu darah abang.. bersihin dulu hiks hiks" kata Al menatap sayu Alister.

"Iya, bener kata Al.. sekalian di periksa, itu kayaknya lumayan dalam.. dan kalau Albert mengambil alih tubuhnya pasti ia langsung pingsan, ayolah Alister jangan keras kepala" kata Danesh, ia tau Alister mempunyai jiwa jiwa psichophat.

"Tidak pak tua, saya masih ingin melihat Al!" Kata Alister tanpa menggunakan embel embel 'kakek'.

"Huh dasar keras kepala!" Kata Shelli langsung dibalas tatapan tajam oleh Alister.

"Bang lister? Bukannya nama abang Albert?" Tanya Al membuat Alister tersenyum tipis.

"Ehem.. nanti aja ya, coba Adek panggil nama abang Alister" kata Alister tersenyum jahil.

"Bang Ali" kata Al menatap polos Alister, Alister tersenyum lalu memejamkan matanya.

Bruk.

"Astaghfirullah" Cassie segera memanggil suster dan dokter untuk menangani putranya, sedangkan Al sudah menangis saat abangnya pingsan.

Baby Al [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang