King

2.1K 124 2
                                    

"Cuih! "

Semua orang yang ada di sana sontak berkeringat dingin dan ketakutan. Suasana di ruangan serba mewah itu sangatlah hening, tak ada yang berani buka suara bahkan rasanya untuk mengambil oksigen saja mereka kesulitan. Perempuan muda itu bahkan tampak tak sanggup bernafas dengan wajah manisnya yang tampak pucat pasi.

Kasihan pikir beberapa orang disitu. Sungguh malang gadis itu bahkan baru menginjakan kakinya di istana ini kurang dari 24 jam.

Kepala sang Raja terangkat menatap dingin kearah pelayan itu "kau! Beraninya menyajikan sampah itu ke hadapanku" Desis pria paling berkuasa di sana dingin.

"Penggal kepalanya! "

Sang pelayan menggeleng sambil menangis "ja.. Jangan yang mulia.. Ampuni hamba.. Hiks.. "

Bukannya iba pria yang dikenal dengan julukan Raja tirani itu malah semakin memandang pelayan itu remeh. Beberapa prajurit menarik pelayan yang terus menjerit memohon ampun sampai suaranya tak lagi terdengar. Dua orang saling berpandangan lalu menggeleng pelan. Ada juga yang tampak menyumpah serapahi pria tak punya hati itu, namun itu hanya di dalam hati. Cari mati jika mereka berani mengucap itu secara gamblang yang ada sebelum kalimat itu terucap kepala mereka pastilah lenyap duluan.

Sang Raja berdiri dengan perasaan marah "Perdana menteri! "

Yang dipanggil buru-buru menghadap sambil tak lupa menundukkan kepala hormat "hormat saya yang mulia"

"Kenapa tadi pagi banyak rakyat jelata berkeliaran di gerbang istana?! "

Perdana menteri sempat terdiam sebelum akhirnya berani berucap "mereka adalah warga dari desa bagian utara kerajaan, mereka datang untuk meminta kebaikan tuanku agar menurunkan jumlah pajak yang mulia" Ujarnya hati-hati.

"Menurunkan? Kenapa?! "

".. Sekarang musim kemarau panjang, ladang mengering dan-"

"Lalu kenapa?! Ini adalah wilayah kekuasaan ku jika masih ingin menginjakkan kaki di sini maka patuhilah dan bayarlah dengan setimpal. Itu saja? Sampaikan pada semua pengungsi di wilayah utara mereka wajib menyerahkan sebagian harta yang mereka punya mulai sekarang setiap bulannya! "

Pria yang dipanggil perdana menteri yang tak lain dan tak bukan adalah kakak ipar Raja mengeratkan tangannya seraya menahan marah "hamba pamit undur diri yang mulia"

Sang Raja berdiri dan meninggalkan ruang rapat dengan cepat diikuti selusin orang di belakangnya.

Selepas kepergian Raja beberapa orang sontak berdebat sambil menanyakan soal kewarasan Raja mereka. Bukannya membuat rakyat sejahtera yang dilakukan Raja Tirani itu justru membuat mereka semakin sengsara.

Kunimi Akira salah satu Jenderal melirik sahabatnya. Kindaichi tampak mengencangkan genggaman pedangnya sambil memandang punggung dengan lambang gagak hitam itu penuh kebencian "sabar Kindaichi, belum saatnya.. " Ujar si belah tengah menenangkan sahabatnya.

"Aku sungguh muak dengannya, kenapa orang sepertinya harus jadi Raja?! "

"Kita tahu jika mendiang Raja terdahulu sangat membanggakannya, dia sudah memenangkan banyak peperangan dan satu-satunya keturunan Raja"

" ... "

"Tenanglah, tak lama lagi semuanya akan segera berakhir.. Hanya tinggal sedikit lagi"

👑👑👑👑

Kageyama Tobio melangkah tergesa-gesa lalu mendobrak kasar pintu kamarnya. Seorang wanita cantik terlonjak kaget dan menghampiri rajanya "yang mulia? "

✔[ Three shot ] KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang