1

36 2 0
                                    


"Kakak, ini barang yang mau dibawa udah semua?"

"udah Ma, buset tanya mulu"

*Tak

"shhh a-aw apaan sih bang"

"yang bener ngomong sama nyokap"

"nyenyenye"

"kalian ini berantem mulu, ayo cepet makannya biar ga ketinggalan kereta"

So, hai.. kenalin Aku Caiden Oza Atharwa, salah satu putri yang di miliki keluarga Atharwa. aku memiliki kakak laki-laki bernama Kairav Paraduta Atharwa dan adik laki laki bernama Paramayoga Atharwa. benar, Orang Tua kami memberikan nama dari bahasa sansekerta, selayaknya bagaimana eyang kami memberikan nama Atharwa sebagai marga keluarga besar.

Pagi ini, aku akan mulai berkuliah di salah satu kota besar yang ada di Pulau Jawa. awalnya aku berniat berangkat sendiri, namun keluarga ini bersikeras untuk ikut mengantar karena khawatir dan bla bla. kadang suka bingung kenapa khawatir padahal ain't gonna have black belt for nothing, tapi ya benar menjadi satu-satunya anak perempuan dalam keluarga akan selalu menjadi mutiara yang harus dijaga.

"Abang, tolong pesenin taxi online takut keburu macet" ucap mama setelah memastikan tidak ada barang yang ketinggalan. sebenarnya barang bawaanku cukup sedikit hanya 1 koper sehingga kami memutuskan untuk menggunakan kereta di perjalanan kali ini.

"Iya maa, sudah bentar lagi sampai drivernya"

aku beranjak dari dudukku menuju kamar yang selama 18 tahun ini kutinggali untuk beberapa tahun kedepan aku akan jarang tidur di kamar ini, kamar yang gelap dan minim pencahayaan sangat tidak identik dengan kamar perempuan. kupejamkan mataku beberapa saat membuat memori-memori lama tentang kamar ini dan 'seseorang' itu terputar secara pelan.

Saat aku memainkan melodi dari gitarku dan dia bernyanyi dengan indahnya, atau saat dia selalu marah kepadaku karena kondisi kamar yang gelap sehingga ia sering terbentur sesuatu saat berjalan selama 3 tahun ia selalu mengomel hal yang sama dan ia pun tahu omelannya tidak akan merubah apapaun. aku menyukai kegelapan and she knows that. Aku pun semakin tenggelam dalam ingatan-ingatan lain hingga akhirnyaa

"Kak Athaaa"

"Kak"

"ck, woii kak"

"CAIDEN"

aku terperanjak kaget karena mendengar seseorang memanggilku dengan nama depan, setelah tersadar dari jebakan ingatan masa laluku aku menoleh memastikan siapa yang memanggilku dengan nama depanku. ternyata

"Heh bocil berani banget lu manggil pake nama depan"

"Lagian kakak budeg apa gimana dipanggil dari tadi aku sampe capek" keluh Yoga

"hehe iyaa iyaa maaf, kenapa?"

"Taxinya udah sampai, suruh turun sama mama"
ujarnya sambil meninggalkanku

Yeah, pada akhirnya kenangan akan selalu hanya menjadi kenangan. aku pun bangkit dari kasurku dan beranjak meninggalkan kamar kesayangan ini, oh im gonna miss this room so much. setelah menutup pintu kamar, aku pun turun dan kulihat barang-barangku sudah terpindahkan dari ruang tamu.

"Kak.. ayoo nanti telat"

"Iyaa maaa ini jalan ke depan"

aku dan keluargaku pun mulai masuk ke mobil taxi online dan kami segera menuju ke Stasiun Bandung. tak butuh waktu lama kami sudah sampai di stasiun bandung tepat 30 menit sebelum keberangkatan kereta.

aku menbantu Bang Duta membawa beberapa barang milik mama dan Yoga sedangkan ia membawa koperku, mereka berencana menginap selama 3 hari di Malang lalu kembali ke Bandung karena Bang Duta memiliki pekerjaan yang tidak bisa ditinggal terlalu lama.

ObliviousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang