Sore ini, Rachel dan beberapa guru lain sudah sampai di sebuah bumi perkemahan yang mereka rencanakan. Suasananya, benar-benar menenangkan dan juga dingin.
Rachel tersenyum senang melihat pemandangan ini. Dan Farel yang melihat itupun ikut tersenyum
"Tempatnya bagus, aku suka. Siapa yang rekomendasiin?" Tanya Rachel pada Farel
"Pacar kamu!" Kesal Farel
Rachel terkekeh. "Pacar gue pinter, kan? Jelas, gue beruntung dapetin dia." Sombongnya
Farel berdecak malas. "Udahlah, ayo ke villa! Jalan-jalannya nanti aja. Sekarang kita simpan barang-barang dulu. Dan berhubung disini yang ikut cuma 4 orang, 3 orang cowok dan 1 orang cewek, jadi kamu tidur sendiri. Dan kebetulan kamarnya ada 3. Kamar kamu, ditengah-tengah kita.
Rachel terdiam mendengar penjelasan Farel. Ia juga, mereka hanya ber-empat. Rachel, Farel, Leon, dan pak Adam selaku pembina pramuka.
Mampus!
'Jamgan bilang, gue bakal dijadiin piala bergilir, lagi?' batin Rachel yang tiba-tiba membayangkan yang tidak-tidak
"Awas kalau kalian macem-macem, gue bakal teriak!" Ancamnya yang membuat Farel tertawa
"Silahkan aja teriak, teriak yang keras! Gak akan ada yang denger, kok. Villa ini cukup jauh dari rumah warga. Dan lagi, setiap kamarnya kedap suara." Bisik Farel diakhir kalimat, membuat Rachel menelan ludahnya susah payah
"Awas aja kalau berani macem-macem, GUE BUNUH KALIAN SEMUA!"Teriaknya yang kemudian berlari menuju villa, dan meninggalkan Farel yang terbahak
***
Malam ini, suasananya begitu hening. Rachel tidak terbiasa dengan situasi seperti ini, dia takut. Andai Shana tidak mengkhianatinya, Rachel pasti mengajak Shana kesini.
Ahhh Shana lagi!
Ting!
'Ke belakang villa sekarang!'
Rachel mengernyit membaca pesan yang dikirim oleh Farel. Ke belakang villa? Mau apa?
Sebenarnya Rachel malas, tapi dia juga cukup penasaran.
Rachel pun meraih jaketnya, lalu melenggang pergi.
Karna sepi, Rachel pun berlari karna terlalu takut.
'Astaga, kak Leon sama pak Adam kemana?!' batinnya kesal
***
Saat sampai disana, Rachel melihat Farel dengan jelas. Kemana Leon dan pak Adam? Kenapa hanya ada Farel?
Perlahan, Rachel menghampiri Farel yang tengah berdiri ditepi danau.
"Kenapa?" Tanya Rachel to the point
Farel menoleh dan tersenyum lembut, "Aku kira kamu gak bakal dateng. Ayo!" Ajak Farel yang langsung menggenggam tangan Rachel
"Tunggu, kita mau ngapain?" Tanya Rachel curiga
"Naik perahu, didepan kita kan ada perahu." Jawab Farel santai, yang justru membuat Rachel menatapnya horror
"Naik perahu? Malem-malem gini? LU MAU NGAJAK GUE MATI?!" Bentak Rachel dengan melepaskan genggamannya
"Kok ngajak mati, sih? Ya nggak lah. Ada juga ngajak romantisan." Tanya Farel bingung
"Romantis? Liat gue tenggelam dan mati itu romantis? GUE TAKUT AIR,, BEGO!" Bentak Rachel lagi
Ahh, Farel baru ingat. Rachel takut air, yh? Dulu Rachel pernah cerita begitu memang. Hanya saja Farel lupa.
"Percaya sama aku, kamu bakalan aman. Gak akan tenggelam, apalagi mati. Kita bareng-bareng lawan rasa takut kamu." Ucap Farel dengan serius, dan kembali menggenggam tangan Rachel
Rachel benar-benar takut, tapi apa salahnya mencoba? Lagipula, jika Rachel mati, Farel juga akan ikut mati, kan? Mueheheheh
Perlahan, Rachel melangkahkan kakinya menaiki perahu tersebut. Saat dinaiki, perahunya sedikit bergoyang, membuat Rachel menjerit ketakutan
"Aaaakh! Perahunya gerak... Gue takut!"
"Tenang Hel, tenang. Aku ada dibelakang kamu, kamu gak bakal tenggelam." Ucap Farel yang berusaha menenangkan Rachel
"Tapi gue takut.." lirih Rachel yang nyaris menangis
"Kamu tenang, terus jalan dikit lagi, lalu duduk anteng." Aba-aba Farel yang diikuti Rachel
Setelah Rachel terlihat anteng, barulah Farel mendayung. Selama dia mendayung, Farel tak henti-hentinya memandang Rachel yang ketakutan
"Jangan natap air, nanti kamu muntah. Mending tatap aku aja, aku lagi berjuang sendirian, lhoo." Canda Farel yang balas dengan delikan sinis dari Rachel
"Apaan sih? Gak usah gombalin pacar orang, deh!" Ucap Rachel
"Ck. Pacar aja bangga. Saya yang punya istri biasa aja, tuh." Cibir Farel, yang dibalas dengan pelototan dari Rachel
Farel terkekeh, "Perahu gak akan bergerak lurus kalau mendayung hanya pada satu sisi, tapi harus seimbang. Apalagi kalau yang mendayung cuma satu orang, padahal yang naik berdua. Capek lho, berjuang sendiri padahal kita berdua."
"Curhat, heh? Lagian siapa suruh naik perahu? Gue sih gak mau. Kalau capek gak usah di dayung, biar tenggelam dan mati bareng aja sekalian." Ucap Rachel sewot.
Farel hanya menghela nafas pelan, lalu mencoba tersenyum
"Walaupun aku capek, tapi aku gak bakalan nyerah. Karna apapun yang aku lakuin sekarang, itu untuk hasil yang baik. Jadi aku gak bakalan nyerah untuk dapetin hasil yang baik. Aku bener-bener pengen lihat kamu bahagia, dan membuat kamu bahagia. Walaupun kebanyakan, hasilnya justru menyakiti. Tapi aku gak akan nyerah buat ngasih kamu kebahagiaan. Kebahagiaan yang nyata, bukan semu seperti yang selalu kamu bilang."
"Maaf atas sikap aku selama ini, yang nyaris bikin kamu nangis tiap hari. Aku.. bener-bener gak maksud untuk itu. Aku pengen kamu tetep hidup, meskipun kenyataan pahit memaksa kamu untuk mati. Dan selalu yakin kalau, semua ini akan berakhir bahagia. Entah itu didunia, atau disurga nanti." Ucap Farel serius. Rachel diam, tak tau harus menjawab apa
Perlahan, Farel mendekat, menghapus jarak diantara mereka. Rachel diam, dengan degup jantung yang menggila. Sedetik kemudian, bibir Farel menempel sempurna di bibir mungil Rachel. Mengecupnya, melumatnya.
Tangan kanannya yang bebas perlahan membuka bibir bawah Rachel, hingga Farel lebih leluasa memperdalam ciumannya.
Keduanya larut dalam aktivitasnya, sampai Rachel melihat Leon yang berdiri tegap dipinggir danau.
******
Hy guys..... Gimana2 kbarnya??
Happy new year, guys!!!! Semoga kita mnjadi pribadi lebih baik dari yg sblumnya..
Smoga taun ini, apa yg diinginkan sgra trcapai.Punya bnyak uang, sehat jasmani dan rohani,.....
Btw, liburan taun baru klian kmna nih, gengs???
Gue sih tim yg libur taun baru ttp krja. Coz tmpt krja gue gk mgkin ttup.
Gimana2 sma part ini???
See you......
Senin, 3 JANUARI 2022
19:11
KAMU SEDANG MEMBACA
THE FUCKING DESTINY (End)
Teen Fiction17++ THE FUCKING DESTINY. Sesuai dengan judulnya, hidupku bagai dipenuhi kesialan tiada akhir. Bahkan sampai akhir khayatku. PENGKHIANATAN. Seakan terus mengiringi langkahku. Dan itu dimulai, saat dia datang. ~RACHEL VERANDA~ Sesuai judulnya, hidupk...