𝐄𝐩𝐬.𝟏 - 𝐋𝐨𝐨𝐤𝐢𝐧𝐠 𝐚𝐭 𝐡𝐞𝐫

523 68 19
                                    

Recommended song:
Into It - Chase Atlantic

Disini, apapun bisa terjadi...

Apa yang kamu harapkan di sebuah club? Seseorang datang ke hadapanmu lalu memberitahu apa yang sedang kamu lakukan ini salah? Omong kosong! Ini adalah tempat dimana orang orang bisa saja kehilangan kewarasannya. Segala hal yang orang orang anggap liar dan tidak pantas adalah hal wajar bahkan dianggap menyenangkan disini.

Ketika kamu masuk, kamu akan melihat dunia yang berbeda. Minuman keras, perempuan penghibur dengan pakaian minim, orang orang mabuk yang kehilangan kendali, bahkan kamu bisa saja melihat 2 atau lebih orang yang tidak saling kenal tiba tiba berciuman karena kehilangan kesadaran. Bau alkohol, parfum yang menyengat, asap rokok, dan musik super kencang yang memekikkan telinga akan membawamu ke dunia lain, semakin lama kamu berada ditempat itu, semakin pekat bau bau itu akan tercium. Lalu kalau sudah begini, kamu akan lupa dengan segalanya. Semakin malam akan semakin seru, wajah orang orang akan semakin kabur, dan kamu tidak akan bisa berhenti tertawa, bahkan kamu bisa saja melakukan hal yang akan kamu sesali di esok hari..

Bagiku, tempat ini adalah surga sekaligus neraka

-

10.21 PM, Roppongi, February 14th, 20XX

"Cuman segini? Huh, kukira organisasi besar seperti kalian bisa melakukan yang lebih daripada ini." Ucap seorang pria tinggi sambil melepas sarung tangannya yang penuh dengan darah, Haitani Ran, adalah nama dari pria itu.

"Cih, padahal lawannya cuman segini, kenapa cecunguk cecunguk bahkan tidak bisa menyelesaikan tugasnya? Benar benar tidak berguna, mereka bahkan tidak bisa kembali dengan tubuh mereka yang utuh." Ucap Rindou adik Ran ikut meluapkan emosinya.

Haitani Brothers, duo eksekutif dari geng kriminal terbesar di Tokyo saat ini, Bonten, dengan Sano Manjiro sebagai pemimpin mereka. Mereka dikirim untuk membereskan orang orang dari kantor detektif yang tengah berusaha menyelidiki kasus kejahatan yang dilakukan Bonten selama setahun belakangan ini. Sebelumnya mereka memang sudah mengirim beberapa bawahan mereka untuk membereskan para detektif ini, namun tidak berhasil, selalu saja ada yang mati, berhasil tertangkap, atau dijadikan sandra untuk mengorek informasi. Mau tidak mau mereka yang harus turun tangan

Ran menarik rambut orang yang Ia ketahui sebagai kepala penyelidik dari investigasi kasus kejahatan Bonten dan menodongkan pistolnya di dahi pria tersebut. "Ada kata kata terakhir? Pak detektif? Akan kusampaikan kok~"

"Hahh, hhh- kenapa kalian melakukan ini semua? Apa kalian tidak memikirkan bagaimana perasaan dari keluarga korban? Apa kalian bahkan punya hati?!" Ucap kepala penyelidikan itu sebelum Ia terbatuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya

Ran terdiam sejenak setelah mendengar ucapan korbannya. Ran berjalan kearah jendela gedung dengan noda cipratan darah dan menatap pemandangan malam kota Roppongi. "Well, aku adalah orang yang egois. Aku hanya memikirkan kesenanganku sendiri, dan aku tidak peduli dengan perasaan orang lain. Selagi bukan aku yang merasakan rasa sakit itu, aku tidak akan peduli"

"I.. Iblis. Kau bahkan tidak layak disebut sebagai manusia!!" Ucap sang kepala penyelidikan setelah mendengar jawaban Ran.

"Humm, kamu benar kurasa~ Okay, aku mulai bosan, mungkin darah dan kematianmu bisa menghiburku pak? Karena moodku sedang bagus, aku akan mendengarkanmu deh kalau kau punya wasiat untuk anak atau istrimu." Dari jarak sekitar 2 meter Ran mengarahkan pistolnya kearah kepala pak kepala investigasi tersebut

"Kau dan teman temanmu tidak akan selamat, karma akan datang menagih hutangmu!!" -Kepala Investigasi

"Kutunggu kedatangannya" -Haitani Ran

𝐄𝐯𝐢𝐠𝐡𝐞𝐝𝐞𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang