Chapter 4: Bekas Luka Seorang Ayah

4 0 0
                                    

Pertama kali Rena bertemu orang tua kandungnya saat dia berusia 6 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertama kali Rena bertemu orang tua kandungnya saat dia berusia 6 tahun.

Sebelumnya, dia telah tinggal di vila terpisah di suatu pedesaan. Alasan aturan  ini adalah nasihat yang diberikan para tetua  pada orang tuanya bahwa mereka harus berpisah dari anak perempuannya jika ingin fokus membesarkan ahli warisnya.

Oleh karena itu, Rena kecil dikirim untuk tinggal di vila. Meskipun kehidupan di vila itu baik dan tenang, Rena terus-menerus merasa kesepian.

Dia merindukan keluarganya. Dia melihat potret orang tuanya dan bertanya-tanya seperti apa mereka. Dia memimpikan suatu hari dia akan kembali ke rumah setelah menguasai pendidikan dan etiketnya.

Suatu hari, dia menerima surat dari kediaman utama. Tuan muda telah dewasa dan sudah waktunya bagi Nona untuk pulang.

Rena sangat senang. Dia akhirnya bisa pulang!

Rumah besar House Ruber jauh lebih besar dari vila. Para pelayan di sana jauh lebih halus dan lebih memperhatikan etiket mereka. Orang tuanya lebih cantik daripada yang digambarkan dalam potret.

Bagi Rena, semuanya terasa tidak nyata. Viscount menyambutnya, "Selamat datang, Rena."

Air mata mulai berkumpul di mata Rena. Dia mendengar suara ayahnya untuk pertama kali dalam hidupnya.

Meskipun Rena masih sangat muda, hidup kesepian di vila telah mengajarinya dengan jelas tentang pentingnya keluarga.

Dia membungkuk kepada orang tuanya, mengungkapkan cintanya yang mendalam untuk keluarga yang telah dia rindukan selama bertahun-tahun.

"Ayah. Ibu. Saya, Rena Ruber, ingin menyapa Anda untuk pertama kalinya.”

Dia telah berlatih berkali-kali hanya untuk saat ini.

Melihat orang tuanya tersenyum padanya, Rena merasa semua kerja kerasnya terbayar dan dia akhirnya kembali pada keluarganya.

Dia percaya dengan sepenuh hati semua itu selama 6 tahun, sampai hari Rena dijual oleh ayahnya.

.

.

.

"Nona, itu istananya!"

Uni membuka jendela kereta dan berteriak.

Jari anak itu menunjuk ke sebuah menara putih, yang terletak di tengah Kota Kekaisaran. Itu adalah bagian dari Istana Kekaisaran tempat Kaisar tinggal.

“Nona, apakah Anda pernah ke Istana Kekaisaran? Um… Nona?”

Uni mengoceh dalam kegembiraan dan tidak menyadari bahwa Rena tengah melamun untuk sementara waktu.

Rena menutup mulutnya dan merenung sambil menatap ruang kosong di depannya.

"Nonaku? Nona Rena!”

Regina Rena - Untukmu yang Tak TermaafkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang