"Oh oh, sepertinya kalian membangunkan sesuatu yang berbahaya."
"Apa mereka ini benar-benar manusia?" tanya Jungwon begitu dia melihat mata tentara di hadapannya memiliki pupil berwarna putih.
Terlihat kosong dan tak bernyawa.
"Monster. Bagaimana pun bentuknya, mereka adalah monster," Sunoo melepaskan tembakan dari pistol di kedua tangannya. Tembakannya tepat mengenai kepala dua tentara dan membuat perhatian mereka teralihkan.
Persis seperti yang Heeseung ceritakan, tentara yang diinginkan pemerintah, tentara monster di hadapan mereka ini benar-benar kuat. Tinju mereka mungkin beratnya lebih dari 1 ton dan luka mereka sembuh sangat cepat. Bedanya, dibandingkan monster lain yang tak punya akal, makhluk ini berpikir dan itu membuat mereka jauh lebih mengerikan lagi.
Luka yang dihasilkan dari cengkeraman cakar Jake sembuh dengan cepat. Padahal dia hampir saja berhasil memisahkan tangan itu dari pundaknya. Luka dari tembakan senapan juga tak berarti. Peluru-peluru itu seperti tertelan ke dalam kulit-kulit mereka.
"Bagaimana kita bisa mengalahkannya?"
"Lepas kepalanya," Niki naik ke pundak salah satu tentara lalu memisahkan kepalanya dengan satu tarikan tangan. Namun, ketika Niki hendak lompat ke tentara lain, sebuah peluru menembus jantungnya dan dia pun terjatuh.
"Niki!"
Sunoo bergerak cepat untuk merebut jantung tentara monster, tapi hanya satu, dia sudah terlempar. Kekuatan tentara monster berada di luar kemampuan mereka. Tidak ada gunanya Sunghoon di sana karena taringnya tak berbisa. Mereka juga tak bisa lari karena pintu dihalangi. Kalau nekat, tentara monster yang terbangun ini akan membuat kekacauan yang lebih banyak.
"Mereka harus dihancurkan di sini atau semuanya akan sia-sia, bahkan keadaan bisa jadi lebih buruk," kata Sunoo.
Tentara-tentara ini berpikir tapi punya kekuatan dan naluri seperti monster. Sungguh, tidak ada yang bisa membayangkan kalau mereka berhasil lepas ke luar sana, di antara banyaknya monster lain yang sudah jadi bencana mengerikan.
"Oke, mudah mengatakannya memang," cibir Jake.
Sunoo menarik sudut bibirnya, "Ini waktunya kalian pakai masker."
Mereka memakai masker yang sejak awal mereka bawa. Sunghoon membantu Niki memakainya juga karena tembakan tadi membuat kesadarannya menghilang.
"Jungwon."
"Aku mengerti."
Sayap kupu-kupu terkembang dari punggung Jungwon. Tidak begitu lebar dan berwarna kehijauan. Bersama hembusan napas Jungwon, serbuk-serbuk keemasan melayang di udara. Serbuk itu terhirup oleh tentara monster yang tak menggunakaan masker. Dalam satu hitungan, tubuh besar mereka langsung limbung dan jatuh ke lantai dengan bunyi bedebum yang keras.
"Sedikit lagi."
Mereka diam dalam posisi yang sama, sedikit menahan napas juga. Takut-takut kalau masker mereka tidak cukup efektif untuk menahan serbuk Jungwon. Rasanya, bukan cerita yang bagus bila mereka mati karena kekuatan teman sendiri.
"Mereka sudah mati," Sunghoon memberitahu.
Akhirnya, mereka bisa bernapas lega. Setelah beberapa saat, hingga tidak ada lagi kerlip keemasan dalam pandangan, mereka melepas masker.
"Tes tes, apa kalian mendengarku? Seru sekali sepertinya."
"Sial kau Jay dan teropongmu," umpat Jake.
Jay tertawa renyah. Dia, kan, sudah sangat membantu dengan seluruh peralatannya, kenapa Jake suka sekali marah-marah?
"Begini, aku baru saja mendapat kabar dari beberapa informanku kalau laboratorium semacam ini bukan hanya ada di Seoul."
KAMU SEDANG MEMBACA
7 DAY DREAMS| Jungwon [ENHYPEN]
FanfictionJungwon bermimpi hal yang sama berulang kali. Monster, senapan, dan udara yang berdebu. Saat dunia nyata tidak begitu ramah padanya, Jungwon bertanya yang manakah mimpi buruk itu? !baku!