***
M
atahari mulai menampakkan wujudnya sedikit demi sedikit, dengan suara hening yang tenang serta ranjang yang nyaman membuat kedua pasangan tidak bergerak seinci pun dari tempatnya.
Venom dan Vivi masih berperlukan, mereka membagi kehangatan satu sama lain. Jika kebanyakan wanita lebih memilih mencari kehangatan di dada pria maka Vivi lain, di atas dada Vivi terdapat wajah Venom yang berdusel disana.
Bahkan terkadang Venom seperti bayi yang hendak menyusu karena bibirnya mulai maju - maju tidak jelas.
"Kak bangun, dada aku sakit!"sentak Vivi yang mendorong pelan kepala Venom.
Bukannya pindah tempat, Venom malah menurunkan kepalanya dan mensejajarkan bibirnya dengan puting susu Vivi.
Tangannya merembat ke dalam kaos gadisnya lalu berhenti di gundukan kenyal. Tangan itu aktif meremas pelan dan terakhir memilin puting Vivi. Dengan mata yang masih terpejam, Venom menaikkan kaos baju Vivi dan langsung menyedot payudara gadisnya tanpa pikir panjang.
Respon Vivi? Jangan ditanya, dia sudah memejamkan matanya serta mengigit bibirnya untuk tidak mendesah. Karena jika dia mendesah, Venom pasti akan semakin menjadi - jadi.
"Shttt, jangan di tahan sayang. Lepasin, keluarin semuanya"ujar Venom ketika melepas sedotannya.
☕☕
"Vi, hari ini terakhir ujian kelas kamu kan?"
"Iya kak"
Venom yang sedang menyetir mobil untuk mengantar Vivi ke sekolah. Dengan tangan kanan ia menyetir sedangkan kiri untuk memegang paha gadis itu.
Oh, tingkat kemesuman Venom tentu tidak berubah hanya meningkat dengan hormon yang berbeda.
Vivi hanya melirik sekilas ketika tangan besar itu meraba bagian celana pendeknya.
Dengan kasar Vivi memukul tangan Venom hingga bersuara nyaring, "Jaga tangan nya"
Venom hanya terkekeh pelan, Vivi hanya bisa menahan napas ketika melihat pemandangan itu. Tunangan nya semakin tampan dan seksi, itu membuat dirinya was - was. Takut Venom diembat cewe lain, ew ga banget.
Setelah sampai di depan gerbang, Vivi langsung mengecup bibir Venom dan keluar dari mobil. Oh ini sudah menjadi kebiasaan, jadi tidak ada kata "malu" dalam kamus mereka.
Melihat Vivi menghilang dari pandangan nya, Venom langsung melajukan mobilnya ke arah kantor.
☕☕
Venom memasuki kantor yang sedang berada di tengah puncak itu dengan wibawa serta tatapan tajam dan aura dominan yang sangat mendominasi.
Menaiki lift khusus yang hanya boleh digunakan oleh diri nya dan private person.
"Selamat pagi pak Venom"sapa sekretaris Venom yang sangat cantik serta anggun.
Dan sangat kebetulan sekali nama dari sekretaris nya adalah Anggun, lebih tepat nya, "Anggun Swandewi"
Gadis yang sangat dewasa, sopan santun dan sangat cantik. Dan jangan lupakan fakta bahwa Anggun adalah wanita karir yang sangat pintar.
Venom hanya mengangguk sebagai balasan, dia mulai duduk di area kekuasannya dan menghidupkan laptot serta melihat data jadwal hari ini.
"Pak, hari ini kita ada makan siang dengan mitra sekolah yang bertujuan untuk menanyakan beberapa hal mengenai kerja sama yang sudah bapak janjikan pada minggu lalu"
Anggun membacakan beberapa jadwal yang memang harus Venom bintangi di dalam pikirannya.
"Oke, nanti kamu dan saya akan makan siang bersama mitra sekolah tersebut, jangan lupa membawa berkas laporan"jawaban Venom membuat anggun merona dan pamit undur diri.
Setelah pergi nya Anggun, Venom kembali bekerja. Tanpa memikirkan bahwa dia baru saja membuat seorang wanita merona karena ucapan nya.
***
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
VENOM [ ✓ ]
Teen Fiction18+ Warning : Adultromance "APA?? LU LESBI" "Selama ini gw kawin terus naena sama orang yang suka sama sesama jenis fuck!" "Gw ga peduli, pokoknya gw bakalan buat lo balik ke jalan yang bener, BIAR NAENA SAMA NENEN TIAP HARI GAPAPA YANG PENTING LO B...