Chap 12

2.6K 324 29
                                    

“Neo Culture School adalah sekolah sihir yang dibangun untuk para kaum werewolf. Seperti sekolah sihir biasanya disini kita memiliki 4 asrama yaitu Gryffindor, Slytherin, Ravenclaw, dan Hufflepuff. Dan seperti yang kalian lihat kemarin, kalian akan diseleksi oleh topi seleksi untuk menentukan kalian akan masuk ke asrama apa. Setiap tahun sekolah kita selalu mengadakan dua perlombaan. Pertama, setiap asrama-asrama ini akan saling berkompetisi untuk menjadi yang terbaik dan memenangkan piala asrama, kalian akan mendapatkan poin atau kehilangan poin itu tergantung bagaimana kalian berkompetisi. Sedangkan yang kedua yaitu perlombaan yang dimaksud oleh Mrs. Seohyun, kalian akan bersaing untuk mendapatkan piala sekolah dan berkesempatan bertemu dengan dewa dan dewi Olympus. Di perlombaan inilah segala strategi, pengetahuan tentang sihir, dan kekompakan kalian akan dibuktikan dan para tetua akan melihat sejauh mana kemampuan kalian itu” jelas Mrs. Irene panjang lebar. “Jika ada yang ingin di tanyakan, saya persilahkan”

“Mrs. Irene saya ingin bertanya” Jinyoung mengangkat tangannya.

“Silahkan”

“Saya dengar setiap asrama mempunyai nilai yang berbeda-beda, apa saja nilai itu-itu?”

“Pertanyaan yang bagus Jinyoung. Setiap asrama mempunyai penilaian yang berbeda-beda seperti ; Gryffindor nilai asramanya adalah keberanian, kesetiaan, tekad kuat dan memiliki sifat kepahlawanan. Ravenclaw nilai asramanya adalah kecerdasan, kreativitas, kegemaran belajar, dan kecantikan atau ketampanan. Hufflepuff nilai asramanya adalah kerja keras, toleransi, loyalitas, dan keadilan. Dan yang terakhir Slytherin nilai asramanya adalah ambisi, idealis, kepemimpinan, cerdik, dan yang paling penting adalah memiliki darah penyihir murni" jelas Mrs. Irene. "Ada yang ingin bertanya lagi?"

Hening.

“Jika tidak ada saya akhiri pertemuan kita hari ini, dan besok kalian akan belajar mantra-mantra sihir bersama pak Namjoon”

"Baik, Mrs. Irene"

Irene mengangguk lalu melangkah keluar kelas setelah mengakhiri pelajarannya.

Sekarang adalah jam makan siang para murid melangkah keluar kelas menuju ruang Dionysus. Ruang Dionysus sendiri di khususkan untuk para murid. Dan mereka akan mengambil makanan dan minumannya sendiri sesuai yang di siapkan oleh pelayan yang berjaga disana.

Jisung melangkah mendekati pelayan untuk mengambil makan siangnya dan saat pelayan itu melihat Jisung, ia tersenyum dan memberikan minuman anggur spesial yang dibuat khusus untuk cucu dari Afrodit itu. Seperti yang di ketahui, Dionysus adalah dewa anggur dan pesta. Dan para murid akan mendapatkan minuman anggur namun untuk Jisung minuman anggur nya di buat spesial dari murid yang lain.

Melihat raut kebingungan di wajah Jisung, pelayan itu tersenyum. "Goddess Seohyun mengatakan aku harus membuat ini untuk cucu afrodit saja" ucapnya.

Mendengar itu Jisung balas tersenyum lalu mengangguk kecil dan melangkahkan kakinya riang menuju meja dimana Renjun, Chenle, dan Haechan duduk.

"Kenapa punya mu berbeda?” tanya Chenle saat menyadari minuman anggur Jisung berbeda dengan miliknya.

"Pelayannya mengatakan punyaku spesial karena aku cucu Afrodit” ucap Jisung bangga sembari terkekeh kecil.

"Ini tidak adil. kenapa hanya cucu Afrodit?" Chenle tidak terima. "Atau jangan-jangan pelayan tadi tergoda dengan wajah polos mu itu”

Jisung mengangkat bahunya acuh dan meraih gelas miliknya, maniknya melebar setelah meminum anggur miliknya. "Ini sangat enak, woah” pekiknya senang.

Melihat itu Chenle semakin merengek dan berakhir dengan Renjun dan Haechan yang mrminta maaf pada murid-murid lain yang terganggu dengan keributan yang dibuat Chenle dan Jisung yang sedang berebut minuman anggur itu. Bahkan empat orang yang biasanya tidak peduli dengan sekitar mereka kini ikut melirik kearah meja Jisung, Chenle, Renjun, dan Haechan duduk.

“Lucu” gumam Jaemin kecil.

Jeno menoleh pada Jaemin saat mendengar gumaman itu dan menyeringai kecil. “Apa kutub es mu sudah meleleh sekarang?” goda Jeno pada Jaemin.

Jaemin mengalihkan pandang dari Jisung untuk menatap Jeno sebentar lalu kembali melanjutkan makan siangnya. Merasa diabaikan, Jeno tertawa kecil. Ia tahu sahabatnya itu tidak suka saat ada yang bertanya tentang privasinya.

"Kalau kau lambat bergerak, maka aku yang mendapatkannya” bisik Jeno di telinga Jaemin.

Tepat sasaran. Jaemin berhenti menyuap makanannya dan beralih menatap datar Jeno yang di balas Jeno dengan seringai kecil.

"Kau menantang ku?” Jaemin menaikkan sebelah alisnya.

Jeno mengangkat bahunya dan menyeringai pada Jaemin. “Menurut mu?”

“Kalian ini kenapa?” Mark bertanya setelah merasakan aura alpha Jaemin dan Jeno samar-samar.

“Tidak apa-apa” Jeno tersenyum. “yakan Jaem?”

“Hm” Jaemin berdehem sebagai jawaban lalu kembali menyuap makan siangnya.

Mark dan Sungchan saling bertukar pandang sebentar seolah-olah saling berkomunikasi lewat tatapan mereka mengenai Jaemin dan Jeno sebelum akhirnya kembali melanjutkan makan siang mereka sebelum kembali ke kelas.

Jeno kembali melirik kearah meja Jisung dan ketiga temannya duduk. Namun tanpa di duga ia bertemu tatap dengan Renjun. Jeno tersenyum namun tidak dengan Renjun. Renjun memutuskan kontak mata mereka dan mengalihkan pandang tuk memperhatikan Jisung yang sedang makan sembari tersenyum tulus.

Dan ditempat lain Moon Goddess tengah tersenyum lebar menikmati tontonan menarik dari cermin besarnya. Kisah cinta yang unik dengan alur yang menarik dengan tujuan menyatukan setiap hati dan mempersiapkan mereka untuk hal yang akan terjadi ke depannya.

“Seohyun, cepat atau lambat Jisung harus tahu siapa dirinya karena jika tidak nyawanya akan ada dalam bahaya”

“Aku tahu Irene sayang, aku tahu. Oleh karena itu aku mempercayainya pada Jaemin. Mereka mungkin terlihat bertolak belakang tapi seperti dua kutub berlawanan mereka dapat melengkapi satu satu sama lain” Seohyun tersenyum pada Irene. "Karena demi cinta, seseorang dapat berubah menjadi malaikat……." Seohyun mengantungkan kalimatnya dan kembali memperhatikan cermin nya. "Atau berubah  menjadi iblis dalam sekejap”    










“Satu bulan lagi kita akan melakukan serangan ke klan werewolf untuk menangkap cucu Afrodit itu lalu setelah kita berhasil mendapatkan darahnya kita akan membunuh seluruh klan werewolf sampai tidak ada yang tersisa”

“Menurut mata-mata kita cucu Afrodit itu sangatlah cantik, haruskah kita membunuhnya?”

“Apakah secantik itu?” tanya lelaki lain yang  baru saja bergabung.

“Entahlah, aku tidak percaya jika belum melihatnya”

“Menurut ramalan pemilik darah yang kita butuhkan itu adalah cucu dari Afrodit dan seorang slytherin….” perempuan itu menjeda ucapannya sebentar dan menatap serius ketiga saudaranya itu. “Dan peramal itu juga mengatakan kalimat yang menjadi peringatan untuk kita semua ‘jika kekuatan besar berhasil di bangkitkan maka itu adalah kehancuran’.  Aku tidak mengerti maksud ucapannya tapi yang pasti cucu Afrodit itu adalah ancaman bagi kaum kita”

“Kalau begitu sebelum itu terjadi kita harus musnahkan dia, bagaimanapun caranya dia harus mati”



TBC............................................

See you next chap 👋💚

Salam hangat dari Semenya Jisung
- Ria

Historia De Amor 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang