Rexi berjalan keluar rumah menuju garasi dimana mobil-mobil dengan berbagai macam merk terparkir disana, ya rumah yang ditinggalinya setahun setelah pertemuannya dengan Vando, pertemuan yang tak pernah bisa dilupakan.
Ia memilih Audi R8 berwarna merah dan langsung bergegas menaikinya, ia kali ini memilih untuk jalan-jalan sendiri tanpa Vando ataupun Jane. Ia ingin berusaha melakukan apa yang biasanya ia lakukan dengan Oka tanpa Oka sekarang ini, kalau dia berhasil melakukannya, bisa dipastikan ia bisa tanpa Oka.
Ketika sampai di Mall ia langsung menuju kedai coffee and cake yang berada dilantai 4 gedung ini. Seperti biasa gadis itu memesan mocha hangat dan red velvet kesukaannya. Ia ingat betul ketika Oka mengajaknya kesini dan disini pula Oka memberikan sebuket mum and roses untuknya. Rexi hanya meringis mengingat kejadian itu, dan ketika ia sadar hatinya tak seperih kemarin ketika Oka mengakhiri hubungannya, yang artinya ia mulai berhasil.
Rexi menyeruput mocha miliknya, namun tak seperti biasanya, ia merasa mual, dan ia segera bergegas ke kamar mandi. Yang ia muntahkan hanya cairan putih bening.
"Apa ini? Jangan bilang gue... Ah mampus ini tanggal berapa?" batinnya. Ia segera merogoh tas hitam kecil miliknya untuk melihat tanggal berapa sekarang. "Gue telat." imbuhnya.
Rexi segera mengetikan pesan untuk seseorang dan bergegas kembali kemejanya. Hampir 20 menit gadis itu menunggu akhirnya seorang laki-laki datang dan duduk dihadapannya.
"Apa? Gue udah bilang kita udahan, stop bersikap seolah gue masih pacar lo"
"I'm late. kita gak bisa udahan" ucapnya. "Maksud lo?" alis tebal milik Oka terangkat. "Intinya itu. Gue mau mastiin dulu, dan selama itu kita gak bisa udahan. Kalo lo masih penasaran, cari jawabanya sendiri."
Rexi bergegas meninggalkan Oka tapi lengannya ditahan oleh Oka. "Gue minta penjelasan lo."
"Ikut gue ke mobil gue nggak mau bahas ini disini." kata Rexi.
Mereka berjalan menuju mobil Rexi dan ketika sampai mereka langsung memasuki mobil tersebut.
"Gue telat Oka."
"Telat maksud lo?"
"Ya itu gue telat. Gue belum tau pasti ini bener apa nggak. Jadi izinin gue buat mastiin ini dulu, dan selama itu kita nggak bisa udahan Oka."
"Jangan bilang lo..."
"Gue belum tau, jadi biarin gue cari tau dulu."
"Ya Tuhan. Jangan sampek beneran."
"Kalo beneran?"
"Gue nggak tau mau dikemanain semua ini. Mungkin gue nyaranin ke lo buat gugurin itu."
"Brengsek. Bodoh! Gue nggak akan gugurin, sama aja gue ngebunuh dia, gue nggak mau dianggap pembunuh, dia nggak berdosa Oka!"
"Tapi Rex mau jadi apa kita kalo ini beneran kejadian?"
"Shut up your mouth! Keluar dari mobil gue, lo emang brengsek Oka!"
Rexi mengatur emosinya setelah Oka keluar dari mobilnya. Ia frustasi, bingung apa yang harus ia lakukan. Ia tak mungkin menceritakan ini kepada Vando ataupun Jane, apalagi mama papanya, Ia takut.
-----------------------------------------
Happy Monday readers! Selamat beraktivitas. Nih aku update buat gantiin seminggu akun wattpadku yang eror. Enggak ada sehari kan aku udah update lagi? Hehe. Semoga kalian suka dengan jalan ceritaku. Jujur aku belum tau endingnya seperti apa, tapi aku udah memikirkan cerita ini akan berlanjut kayak gimana. Jadi sekali lagi semoga kalian suka.
Jangan lupa vote and comment. Thank you and Love you readers.
Ichasa-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Gift
Fanfiction- Rexi Emeralda - Oka Geraldy - Alvando Denatra - Janetha Westhon - Masa SMA yang penuh keindahan, kebahagiaan, dan juga tantangan. 17 tahun dan hamil, bagaimana kehidupanmu? Dibenci? Dicaci? Atau bertambah indah? 17 tahun dan mengemban tugas berat...