Bab 21 - Avowal

4.1K 89 0
                                    

"Kau gila Al!" Damian murka tak setuju dengan keputusan sepihak Alea.

"Maaf Damian tapi aku enggak bisa mengecewakan James,"

"Tapi bukan berarti kamu harus menggugurkan kandungan kamu!" Damian menatapnya tajam.

"Ini cuma ini yang bisa aku lakukan Damian, bisakah kau mengerti keadaannya aku adalah pacar James."

"James dan James yang selalu kau pikirkan, pernah kau memikirkan perasaan ku, selama ini aku selalu mencoba memberikan pengertian kepadamu Al tapi kamu tidak pernah memikirkan perasaan ku!" ujarnya yang berhasil membuat Alea terdiam.

"Ok, jika itu keputusan kamu silahkan gugurkan kandungan kamu dan mulai hari ini mari kita akhiri semuanya,"

"Maaf sudah menjadi penganggu dalam hubungan mu."

Damian keluar dari apartemen Alea dengan membawa segala rasa kekecewaan yang ia terima, ia pikir setelah ini semua ia bisa memiliki Alea seutuhnya nyatanya di luar pikirannya wanita yang di cintainya bahkan tega ingin melenyapkan buah hati mereka.

Bukan, bukan hanya Damian yang merasa kecewa. Alea pun sama merasakan kekecewaan pada dirinya yang tanpa berpikir panjang dengan segala ucapan yang ia ucapkan barusan, Alea di rundung dua pilihan entah apakah keputusannya ini akan membawanya ke dalam kebahagiaan atau kesedihan untuknya.

***

Keyra masih tidak habis pikir dengan keputusan Alea yang ingin menggugurkan kandungannya hanya demi untuk tidak mengecewakan James.

"Key aku sudah banyak sekali menyakiti perasaannya,"

"Perasaan siapa yang kau maksud Al, Damian atau James? Apakah kau tidak pernah berpikir akan perasaan Damian padamu dan apakah kau tega membunuh darah dagingmu sendiri.. "

"Oh Tuhan dosa apa yang sudah ku lakukan sekarang ya akan mensupport keputusan bodohmu itu Al,"

Alea terdiam bukan hanya Damian yang marah bahkan sekarang sahabatnya pu tak menyetujui keputusannya.

"Al dengarkan aku baik-baik jangan melakukan sesuatu yang akan membuatmu menyesali perbuatan ini untuk selamanya,"

"Pikirkanlah baik-baik aku akan pulang dan kabari aku secepatnya jika kau benar-benar akan menggugurkannya aku akan menemanimu nanti," Alea mengangguk dan saat itu pula Alea sendirian di apartemennya.

Alea menangis ia tidak tahu harus berbuat apa, ia benar-benar bingung dengan situasi sekarang disisi lain James menunggu jawaban darinya tapi Damian telah ia kecewakan dengan keputusannya padahal pria itu baru saja sangat terlihat bahagia saat ia mendengar tentang kabar kehamilannya tapi dengan sekejap Alea menghilangkan kebahagiaan itu dengan keputusannya.

***

Esok harinya Alea keluar dari apartemennya ia mencoba mencari udara segar di pagi hari dan pagi hari ini juga ia akan bertemu dengan James.

Saat ia berjalan di tepi jalan ia melihat sekumpulan anak kecil yang sedang bermain di taman bersama kedua orang tua mereka, tawa harmonis dan kebahagiaan terpancar dengan jelas di raut wajah mereka semua tak sadar seketika Alea mengelus perutnya yang masih rata.

Apa ia tega melenyapkan darah dagingnya sendiri.

James melambaikan tangannya saat melihat Alea yang berada di sebrang jalan. Alea tersenyum melihat pria itu ia pun terburu-buru menghampirinya dan hampir saja akan terpeleset karena salju yang licin beruntung dengan sikap James menahan tubuh Alea agar tidak tejatuh.

"Are you ok?"

"Ok thanks James," Alea merasa lega beruntung ia tidak terjatuh, jika sampai terjatuh itu sangat berbahaya bagi kandungannya yang masih seumur jagung.

"Kenapa tiba-tiba kamu ngajakin aku ketemuan, apa kamu sudah memutuskannya?" Alea mengangguk.

"Al kau kenapa kantung matamu, kau memikirkannya sampai kau tidak tidur huh?" Alea terkekeh mendengar ucapan kekhawatiran James.

"Ayo kita duduk bicarakan hal baik ini baik-baik," James mempersilahkannya untuk duduk di bangku yang ada di taman.

"Apa kau tidak kedinginan Al?" James bertanya karena sedari tadi Alea menyembunyikan tangannya di dalam kedua saku jaket mantelnya.

"Sini biar ku peluk," dan James memeluknya memberikan kehangatan tubuhnya, rasanya Alea ingin menangis di pelukannya tapi sungguh egoisnya jika ia masih sempat menangis di pelukan pria yang akan tersakiti karenanya.

Alea menarik tubuhnya membuat James mengerutkan dahinya, merasa ada yang aneh dengan sikap Alea karena tak mau di peluknya.

***

Dan seseorang melihat keduanya yang tadi barusan berpelukan mesra, ia pikir memutuskan untuk menemui wanitanya kembali tapi kenyataannya saat baru saja ia akan keluar dari dalam mobilnya ia menyaksikan wanita yang di cintainya berpelukan erat dengan kekasihnya.

"Apa sebegitunya kau mencintai dia Al? Apa aku kau tidak akan memberikanku kesempatan sekali saja sepertinya aku memang tidak di takdirkan untukmu." ujarnya yang menatap kedua manusia yang sedang berpelukan.

Damian memutar balik mobilnya ia berjanji tidak akan pernah menganggu hubungan Alea dengan James. Lagi pula, bukankah Alea akan menggugurkan buah hati mereka lalu untuk apa ia terus mencoba bertahan pada wanita yang tidak pernah memberikannya kesempatan.

***

"Apa ini maksudnya Al?" Alea memberikan kotak kecil berwarna merah beludru pada James.

"Maafkan aku James, aku tidak bisa menerimanya."

"Kau menolak lamaran ku kenapa Al, kita sudah berpacaran lama, kita juga sudah cukup untuk saling mengenal." Alea menarik nafasnya.

"Aku tidak pantas untukmu James,"

"Kau pantas untukku sayang," James menangkup wajah Alea dan Alea menggelengkan kepalanya.

Alea memundurkan tubuhnya satu langkah, "Aku tidak pantas untukmu James! Aku sudah mengkhianatimu.. "

"Aku juga berselingkuh dengan pria lain dan Mari kita akhiri saja hubungan ini." bagai di sambar petir di pagi hari, James di buat shock dengan pengakuan Alea barusan.

"Kau sedang bercanda Al?"

"Aku sedang tidak bercanda James, aku sungguh berselingkuh di belakangmu. Maafkan aku James, aku tau kau pasti sangat marah padaku, kau juga pasti tidak akan mudah untuk memaafkan aku tapi jika kau mau pukul saja aku James," Alea sekuat tenaga menahan air matanya.

Tidak, mana mungkin James memukul Alea wanita yang sangat di cintainya tapi ia juga kecewa karena wanitanya berani mengkhianatinya.

"Jika aku memaafkan mu, apa kau mau kembali dengan ku Al? Tinggalkan dia dan mari kita memulainya kembali dari awal," Alea menggeleng.

"Terimakasih jika kamu benar-benar akan memaafkan aku tapi aku tidak bisa meninggalkannya James,"

"Karena kamu mencintainya," James membentaknya membuat Alea terkejut kali ini pria itu benar-benar marah.

"Iya aku mencintainya dan aku sedang mengandung anaknya, ku mohon maafkan aku James tapi aku memang pantas kau benci."

James sekuat tenaga menahan amarahnya ia tidak mungkin menyakiti Alea tapi kenyataan ini benar-benar membuatnya murka.

"Katakan padaku Al siapa pria itu? Siapa pria yang berani menggodamu." Alea menatapnya James sangat marah dan ini untuk pertama kalinya ia melihat James marah.

"Dia tidak menggodaku James tapi aku yang menggodanya, maaf ku mohon maafkan aku James."

"Jawab pertanyaan ku Alea, siapa pria itu!" Alea terdiam sesaat.

"Damian, Maaf karena aku sudah mengkhianatimu."

"Jadi pria itu Damian," James pergi dengan segala amarahnya meninggalkan Alea yang sekarang menangis sendirian di temani hujan salju yang sekarang mulai turun.

TO BE CONTINUED..

AFFAIR With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang