18. Transformasi menjadi gembel

30 15 0
                                    

Rizal membuka matanya perlahan saat merasakan ponselnya berdering beberapa kali di dalam saku celananya dan ia merasakan kepala nya sangat sakit ia merasa sesak mendapati ruangan yang tak ia kenali dengan debu dan sarang laba-laba di setiap sudut ruangan kaki dan tangannya terikat ia memberontak dan mencoba melepaskan diri tapi sangat susah sekali

"Sialan, harusnya gue di sekolah aja" kata Rizal dan mencari cara supaya bisa keluar dari tempat ini

"Sialan Hoddie gue?! Kemana Hoddie gue bangs*t?!" Seru Rizal menatap sekeliling nya ia baru sadar bahwa kini dirinya hanya memakai seragam putih abu

Ponselnya kembali berdering namun tak bisa ia raih karena tangannya di ikat ia mendengus dan menggesekkan tali itu pada apapun yang ada di dekatnya dengan susah payah dan menahan lengannya sakit ia hanya ingin bebas dan keluar

Beberapa menit ia telah selesai dan melihat pergelangan tangannya memerah dan menjadikannya goresan-goresan berdarah ia mendengar suara orang yang bicara di luar ia segera mendekati pintu dan menguping

"Dia udah bangun belum?"

"Kayaknya belum"

"Lama juga tuh orang"

"Lo pukul pake tangan kan?"

"Pake sikut gue. Kayaknya dia emang kesakitan, pingsan nya lama"

"Anjir lo kenapa pake sikut kalau mati gimana?! Coba gue cek"

Perlahan terdengar suara kunci di putar Rizal segera mencari cara dan dengan cepat melihat keluar jendela tak ada cara lain selain melawati jendela ini ia pun segera membukanya dengan perlahan dan menimbulkan deritan dari engsel yang berkarat

"Jangan berisik anjir" gumam Rizal menatap jendela dan menoleh ke arah pintu yang masih berusaha di buka. Rizal segera menaiki jendela bersamaan dengan pintu terbuka

"Woy! Jangan kabur lo!" Seru seseorang membuat Rizal mendengus dan segera melompat membiarkan mereka menatapnya, Rizal terjatuh ke atas rumput dan segera berlari menjauh, mengendap ke arah gerbang yang tak ada siapa-siapa, ia segera berlari dengan kencang menendang gerbang yang sudah tua itu hingga terbuka lebar dan menimbulkan kan suara dentuman nyaring dari alumunium berkarat itu

"Woy!!! Dia kabur!!!"

"Kejar!!!"

"Kejar?!! Gimana sih kagak becus!!!"

Rizal segera berlari sekuat tenaga dan menoleh kebelakang beberapa orang itu mengejarnya dan meneriakinya bagai warga yang mengejar maling

"Gue lari kemana ya?" Tanya Rizal dengan kalang kabut ia tak mengenali tempat ini jadi ia hanya berlari tanpa tujuan saja

Sakunya bergetar dan dengan cepat ia meraih lalu mengangkatnya di tengah pelarian

"Hallo? Zal lo dimana anjir bikin khawatir aja, lo kemana aja?! Fabia ada disini!" Terdengar suara Anggi di sebrang sana

"Anggi! Entar dulu deh ngomelnya gue lagi lari nih"

"Hah? Lo lomba lari?! Kok bisa angkat telfon?"

"Anggi! Gue serius anggota si Dani ngejar gue. Cepet lo kesini sama yang lain!"

"Lah lo dimana sekarang?!"

"Gue gak tau jalan apaan"

"Coba di sekitar lo ada apa?"

"Orang"

"Haduh liat yang bener dong!'

"Mana bisa gue lagi lari!"

"Lo liat apa aja toko kek, bangunan apa gitu?"

"Ah ribet lo, gak usah kesini aja!"

Rizal segera mamatikan ponselnya dan memasukannya kedalam saku lalu melihat kebelakang mereka tak terlihat lagi, Rizal menghela nafas lega dan segera berjalan dengan tenang namun tetap waspada melihat keadaan

Kulkas Aktif《Completed》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang