5. Equanimity

7 0 0
                                    

Equanimity

Dalam menyelesaikan masalah :
Jangan buru-buru menilai dan ambil keputusan.
Dengar, pahami dan tetap tenang.

🌼🌼🌼

Haura

"Panggilan kepada ananda Haura Salsabilla Rendjani kelas X IPA 2 untuk segera menuju ke bagian administrasi"

Bunyi speaker memutus semangat untuk menenggak air mineral dingin yang sudah ada digenggaman. Aku sudah tau betul apa yang nanti akan dibicarakan sesampainya di ruang itu. Sudah berapa bulan ya? 4 atau bahkan 6? Aku sampai lupa karena saking banyaknya.

"Sar, gue ke ruang administrasi dulu. Kalau ada guru masuk tolong bilangin yaaa"

Sarah hanya mengangguk dan mengangkat jempolnya pertanda oke.

Dunia sedang jahat-jahatnya memperlakukan remaja sepertiku ya?

Semesta mau kasih pelajaran apa lagi ya hari ini?

Bumi, tolong baik ya sama aku dan adikku?

Langit, selepas senja nanti tolong airnya tumpahkan ya?

Beberapa pertanyaan random saling bersahutan di dalam kepala ketika aku sedang jalan menuju ruang administrasi. Sesampainya di depan pintu, aku menarik nafas panjang dan memutar gagang pintu dengan pelan.

"Selamat pagi Pak, Saya Haura, yang tadi bapak panggil lewat pengeras suara" sapaku sekaligus memperkenalkan diri.

"Selamat pagi juga nak Haura, silahkan duduk" jawaban dari Pak Agus terdengar seperti biasa, ramah dan bersahabat.

"Nak Haura, seperti yang sudah kamu tau sebentar lagi ulangan tengah semester akan berlangsung. Bapak saat ini sedang merekap siapa saja yang masih belum lengkap dalam administrasi dan salah satunya itu kamu. Jadi..?" lanjut Pak Agus menjelaskan alasan kenapa aku dipanggil.

"Iya Pak, Haura tau. Haura banyak sekali nunggaknya ya? Tapi Haura juga sedang berusaha kok Pak. Kemarin sudah terkumpul, tapi Haura juga harus bayar bulanan adik Haura. Karena kalau tidak, adik Haura bakalan diberhentikan. Jadi tolong beri keringanan ya Pak untuk Haura?" Jelasku sambil memberikan alasan kenapa sampai aku nunggak berbulan-bulan.

"Bapak tau nak, tapi ini sudah jadi peraturan disini. 5 bulan kamu nunggak dan mau tidak mau, kalau kamu belum bayar nanti kamu ngga bisa ikut ujian. Bapak juga sangat menyayangkan lho, kamu itu pintar dan termasuk siswa yang cerdas."

"5 bulan berarti 5 juta ya pak? Tolong beri waktu ya pak, sampai satu minggu sebelum ujian. Haura mau usaha" aku menjawab sambil memohon kepada Pak Agus supaya diberi keringanan.

"Ya sudah, Bapak beri waktu kamu, tapi seminggu sebelum ujian harus sudah ada ya?"

"Baik Pak, Haura akan berusaha. Terimakasih ya Pak sudah kasih kesempatan."

"Iya sama-sama, sekarang kamu boleh kembali ke kelas"

🌼🌼🌼

Brian

Masih terngiang panggilan yang di tujukan untuk seseorang yang namanya sudah aku hafal di luar kepala. Kalau saja kamu mau terima bantuanku, setidaknya kamu tidak kesusahan sekarang.

Lamat ku dengar suara dua orang yang sedang berdiskusi di ruangan yang disebut dengan ruang administrasi itu mencapai final. Jani mendapat keringanan dan sedikit kelonggaran.

No LongerWhere stories live. Discover now