start

494 33 2
                                    

"Punya sesuatu yang menarik untuk ditunjukan padaku, Kim?" Tanya wanita itu.

"Tentu saja tidak. Tapi aku ingin bertanya sesuatu, apa aku boleh melanjutkan project rahasia milik Kak Karina?"

Pupil mata wanita itu membulat sempurna, "kau tahu darimana soal itu?!" Tanyanya kaget.

Pemuda itu bersekap dada, "dia yang memberitahuku sendiri waktu itu. Dia bilang jika aku ingin melanjutkan project itu, aku harus meminta izin padamu."

Wanita itu berdecak, "kau tak akan bisa menyelesaikan project itu."

"Kenapa?" Tanya pemuda itu dengan wajah bingungnya.

"Itu sulit, lagipula memangnya kau mau bernasib sama seperti Karina? Jangan buang-buang waktumu hanya untuk mengurusi project milik orang lain."

"Tapi kalau aku melanjutkan project itu, otomatis project itu menjadi milikku, Nona." Kukuh sang empu.

Decakan sebal kembali terdengar dari wanita itu. "Bisa jangan keras kepala untuk kali ini, tidak? Jika kau sampai bernasib sama seperti Karina, bisa-bisa orang tuamu akan menuntutku nanti."

"Tolong ya, Nona. Aku benar-benar ingin melanjutkan project itu." Mohon pemuda tersebut dengan wajah memelasnya.

"Kau ini, kenapa sih ingin sekali melanjutkan project tak berguna itu?"

"Hei! Project itu 100% sangat berguna untukku, Nona. Itu sebabnya aku ingin melanjutkannya, lagipula, kau belum saja lihat apa yang bisa dihasilkan dari project rahasia itu."

Wanita itu menghela nafas lalu meletakkan kacamata hitamnya kasar keatas meja kafe. Cukup lelah dengan sifat keras kepala pemuda dihadapannya ini.

"Dengar ini, kau boleh melakukannya. Dengan syarat aku juga harus ikut dalam penyelesaian project itu, karena jujur aku tak mau melihat kau mati sia-sia seperti Karina nantinya."

"Kau ser—

"Dan satu lagi, lebih baik kau berhati-hati ketika menggunakan alat hasil project itu. Aku takut kau melakukan hal yang tidak-tidak dengan alat itu nantinya, bagaimana pun kau masih bocah." Lanjut wanita itu.

"Aku bukan bocah! Aku mahasiswa yang akan naik ke semester 3 nantinya!" Sungut pemuda itu.

"Ya pokoknya begitu lah, ingat pesanku itu. Lebih baik berhati-hati jika tak ingin suatu yang besar dan menakutkan menghampiri dirimu."

'Till The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang