Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yoojung membaringkan tubuhnya begitu saja. Apa yang terjadi terasa seperti mimpi. Tak sedikit pun ia menyangka bahwa wanita yang mendonorkan matanya adalah calon istri dari seseorang yang ia cintai.
"Apa yang harus ku lakukan sekarang...?" ucapnya lemah.
"Nara..., maafkan aku...." ucapnya lagi dengan air mata yang sudah mengalir dipipinya.
Sementara dari luar kamarnya, pintu itu seolah tak berhenti diketuk.
"Noona buka pintunya, jebaaal...."
Dareum masih berusaha meminta agar sang kakak membukakan pintunya, namun hasilnya masih saja nihil.
Ting.
Satu pesan masuk, Dareum pun lansung membuka pesan yang ternyata adalah dari Yoojung.
Jika kau terus mengetuk pintu kamar ku bisa hancur. Aku baik-baik saja, aku hanya butuh waktu sendiri Dareum-a, ku mohon.. :)
Dareum tak lagi mengetuk setelah membalas pesan sang kakak. Meski ia khawatir tapi Dareun juga akan menghormati permintaan Yoojung. Dareum pun memutuskan untuk keluar.
Sehun masih ada diposisinya, bahkan kini dengan keadaan yang menyedihkan.
Hujan tiba-tiba saja turun dengan deras, membuatnya basah kuyup.
"Hyung..." ucap Dareum, membuat pria bermarga Oh itu memalingkan wajahnya dari memandangi kamar Yoojung yang tetap padam.
"Dareum-a..." ucap Sehun frustasi.
"Pulanglah hyung, kau bisa sakit nanti..."
"Aniya..., aku harus bicara dengan noona mu"
"Ku rasa noona ingin sendiri hyung, jadi lebih baik sekarang kau pulanglah..."
Sehun hanya terdiam—pilu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kau juga harus mengobati luka mu hyung..."
Sehun menyentuh ujung bibirnya dan juga pipi nya yang terluka dan spontan ia meringis kesakitan.
