1.7

5.7K 767 27
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

. . . . . . . . . . . . . .

Arjeno masih diam memperhatikan Karina yang terus meringkuk di balik selimutnya. Karina terus saja memunggungi Arjeno dan seperti enggan berbicara dengan kekasihnya itu. Arjeno terus mengelus puncak kepala Karina, berusaha memberikan ketenangan untuk gadisnya itu. Selanjutnya Arjeno berniat untuk mengambilkan air minum untuk Karina, karena dia yakin gadis itu pasti akan sakit jika terus menangis seperti ini. Saat Arjeno hendak bangkit, tangannya ditahan oleh Karina, tidak membiarkan Arjeno pergi. Tangan lainnya menepuk tempat kosong di sampingnya, mempersilahkan Arjeno untuk bergabung dengannya. 

Arjeno lalu merebahkan badannya tepat di samping Karina, dengan tanpa ragu, Karina lalu meletakkan kepalanya di atas dada bidang Arjeno. Memeluk badannya dengan erat dan tentu saja di balas hangat oleh Arjeno. Dia memilih untuk mengelus rambut panjang Karina, Arjeno baru sadar jika dia sangat menyukai wangi badan Karina. 

"Aku pikir tadi aku bakal mati." Ucap Karina akhirnya bersuara. 

"Gak bakal aku biarin kamu mati." Jawab Arjeno masih terus mengelus kepala Karina. 

"Jujur tadi aku mikirin kamu, kalo misalnya aku beneran mati." 

Arjeno tak merespon, menunggu kalanjutannya. 

"Karena tanpa aku sadar, ternyata sekarang pusat semesta aku ada di kamu, Jen." 

"Mama, Papa, bahkan Oreo juga pergi. Untuk saat ini, aku pengen terus hidup, karena kamu juga hidup." Karina semakin mengeratkan pelukannya dan menghirup aroma citrus dari badan Arjeno, yang menurutnya sangat menenangkan. "Makasih, udah nyelametin aku tadi."

Arjeno lalu menciup kening Karina dengan sayang, "Aku pastiin kejadian kayak tadi gak terulang lagi, Kar." 

Mereka berdua kembali diam, masih berkelut dengan pikirannya masing-masing. 

"Mama Joanna mau ngejual rumah dan ruko punya mama aku."

Arjeno terkejut mendengar penuturan Karina, "Lah? Kok bisa? Harusnya itu hak kamu dong."

"....kenapa gak kamu usir aja mama tiri kamu itu?"

"Andai aku bisa ngusir mereka pasti udah aku usir, Jen." Karina diam menerawang tentang kehidupannya selama ini.

"Kata Mama Airin, rumah yang dia tempatin itu rumah dari oma buat mama papa pas mereka baru nikah. Trus setelah mama pergi, dan karena papa bucin banget sama Mama Joanna akhirnya dibalik nama jadi atas nama Mama Joanna."

"...walaupun rumah itu atas nama Mama Joanna tapi rumah itu masih punya mama ku dong. Harusnya Mama Joanna ngejaga rumah itu, bukannya malah mau di jual. Ya tapi namanya setan, mau gimana?"

"Orang kayak gitu kok masih kamu panggil mama." Arjeno kesal sendiri mendengar Karina yang masih memanggi Mama tirinya dengan sebutan mama.

"Dulu aku gak mau manggil Mama Joanna dengan sebutan mama. Karena buat aku, mama aku cuma satu, cuma Mama Airin." 

Sweet Creature | Jeno Lee x Karina Yoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang