3

19 3 0
                                    


"I need to go to Bali"

Kalimat itu sudah terdengar selama 3 jam terakhir. Setelah Michelle mendengar kabar tentang Edward yang katanya memiliki seorang pacar, ia langsung terdiam selama diperjalanan sampai sehabis proses photoshoot Bazaar Magazine

Disaat Michelle membuka mulutnya, kalimat yang disampaikan adalah ia harus pergi ke Bali.

"Michelle, stop talking non-sense. Sebentar lagi kita akan sampai di Olivier dengan Pak Kusuma about extending your modelling contract. Jadi Bali adalah hal terakhir yang harus kamu pikirkan," cukup bagi Anne mendengar kalimat sama selama beberapa jam ini.

"Anne, aku harus pergi ke Bali dan memastikan hal ini secara langsung. Aku tetap akan menyelesaikan schedule untuk hari ini tapi sehabis itu kita bisa memesan tiket− "

"Emangnya kenapa?" ucap Anne secara tiba-tiba.

"Kenapa kalau ternyata itu bukan gosip? Apakah memiliki pacar adalah hal yang salah? Dia pasti memiliki kehidupan pribadi terlepas dari sosok public figure-nya. Dan untuk kamu datang kesana untuk memastikan hal tersebut bukanlah hal yang pantas dilakukan," Anne berpikir wanita cantik ini hanya berbicara hal yang tidak masuk akal. 

Namun balasan yang diterima cukup membuat ia terkejut.

"Hatiku sakit Anne. Memang memiliki seorang pacar bukanlah hal yang salah. Tapi disaat aku mengetahui bahwa dirinya telah memiliki pacar, hatiku terasa sangat sakit. Aku mencoba memproses hal ini, aku berusaha memberitahukan diriku untuk menerima hal tersebut, but I can't Anne. My feelings won't let me," Michelle dengan sendu berkata. 

Dia memang telah mencoba untuk tidak memikirkan hal tersebut. Mencoba menjadikan hal ini bukan sebagai masalah. Tapi sekeras apapun ia mencoba, hatinya tetap terasa sangat sakit.

Selama 5 tahun ini memang tidak sedikit Michelle mendengar berita seperti ini. Michelle sadar dengan wajah tampan yang dimiliki Edward dan kesuksesan yang mengikuti, pasti tidak sedikit wanita yang dikabarkan memiliki hubungan dengannya.

Namun selama ini Edward tidak pernah menanggapi, sehingga berita semacam itupun reda dengan sendirinya. Didukung dengan berita yang biasa dikabarkan tidak pernah menyertakan bukti apapun seperti foto, dan hanya intrik media dan permainan kalimat untuk menciptakan buah bibir masyarakat, jadi berita tersebut hanya bertahan paling lama 2 minggu saja.

Namun saat ini untuk pertama kalinya, media menyediakan bukti foto yang menurut analisa Michelle bukanlah foto dari hasil editan. 

Michelle sangat mengenali pria yang meskipun menggunakan topi dan sedang duduk menyamping, menghadap seorang wanita yang dari belakangnya saja menampilkan kesan elegan.

Pria itu adalah Edward Atmadja. Terlihat Edward menatap wanita tersebut, dan bagaimana salah satu tangannya terlihat memegang tangan wanita diatas meja. Oh astaga, Michelle tidak akan lupa objek dalam foto tersebut.

Tanpa Michelle sadari mulai muncul lapisan bening yang menutupi kedua matanya. Tapi menangis adalah hal terakhir yang ingin dilakukan Michelle. Ia langsung mengedipkan kedua matanya dengan cepat untuk menghalau lapisan bening tersebut.

"Michelle aku ingin bertanya suatu hal dan aku harap kamu dapat menjawab dengan jujur," Carina bertanya,

"Jika selama ini perkataanmu benar mengenai kamu yang mencintai dia, lalu kenapa hampir 5 tahun ini kamu tidak pernah mencari cara untuk bertemu dengannya? Kenapa kamu selama 5 tahun tidak pernah melakukan kontak apapun dengan dia? You act like you didn't care about him, tapi disaat berita seperti ini muncul kamu terlihat sangat terluka. Why Michelle? I just don't understand what you're thinking." 

"Apa kamu ingat kalau dia orang pertama yang percaya kepadaku. He is the one who believes at me, and dare enough to say it out loud in front of me. Walaupun aku hanya orang asing tapi itu tidak membuat ia ragu untuk mengatakan hal seperti itu. He has amazed me Carina. Dan hal yang aku inginkan disaat aku bertemu dengannya adalah dia dapat melihat kalau aku mampu. Aku ingin sukses terlebih dahulu dan dapat membuktikan diriku. Aku ingin ia melihat bahwa wanita yang 5 tahun lalu, yang terduduk di lobby dan menangis karena lagi-lagi menerima penolakan, adalah wanita yang tidak menyerah akan mimpinya. Aku memilih untuk bertahan." 

Michelle dengan yakin menjawab pertanyaan Carina.

"Aku memang tidak pernah melakukan kontak apapun dengan dia karena aku fokus dalam membangun karir. Membangun karir, meraih sukses agar suatu saat ketika kesempatan itu tiba dan aku bertemu dengannya untuk mengucapkan terimakasih atas apa yang ia lakukan 5 tahun yang lalu, ia dapat merasa bangga melihatku. Isn't it funny, that I haven't say thank you to him," 

Keadaan dalam mobil menjadi hening. Ketiga wanita muda itu tenggelam dalam pikiran masing-masing.

"Bagaimana jika saat ini kamu bertemu dengannya dan mengucapkan kata terimakasih?" Anneline mengeluarkan suara sejak terdiam cukup lama. 



05/01/22

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang