Part 31

1K 59 0
                                    

Tiga hari berlalu, Ayas masih di selimuti dengan rasa kesedihan nya, bahkan sudah tiga hari ini ia tidak pergi ke kantor dan hanya bekerja dari rumah saja. Ayas dan Aira masih berada di rumah bunda agar bunda tidak merasa kesepian.

Saat ini Aira dan Ayas sedang berada di depan rumah untuk mengantarkan Abi dan umi nya pulang.

"Maafin Abi ya nak, gak bisa lama-lama di sini" ucap Abi Zayin mengusap bahu Ayas.

"Ayas ngerti ko, Abi punya tanggung jawab besar di pondok" balas Ayas tersenyum tipis.

"Jangan terlalu lama sedih-sedih nya, ingat kalian harus jaga bunda kalian. Kalo ada apa-apa langsung hubungi Abi"

"Aira juga baik-baik di sini" lanjut Abi Zayin.

Aira tersenyum dan menjawab "iya Abi"

"Kita pulang dulu ya" kali ini umi Hana yang berucap.

Aira memeluk sang umi sebelum umi nya pulang.

"Abi sama umi hati-hati di jalan" ucap Aira setelah melepaskan pelukannya.

"Iyah" balas umi.

Abi Zayin dan umi Hana menaiki mobil mereka.

"Pulang dulu ya, assalamu'alaikum" ucap Abi memberi salam.

"Waalaikumusalam" jawab Aira dan Ayas.

Setelahnya mobil pun melaju keluar dari area pekarangan rumah.

"Ayo masuk" ajak Aira.

Ayas tak menjawab dan mengikuti Aira masuk.

Saat masuk dan melewati ruang tengah. Ayas dan Aira melihat bundanya yang sedang duduk sendiri.

Ayas dan Aira menghampiri bunda yang hanya duduk dan melamun.

"Bunda ngapain?" tanya Ayas yang duduk di sebelah bundanya.

"Ah, bunda cuma duduk ko" jawab sang bunda yang di akhiri senyuman tipis.

"Oh iya sayang, Abi sama umi kamu udah pulang?" tanya bunda pada Aira.

"Iya bunda baru aja" jawab Aira.

"Maafin bunda ya, gak bisa anterin sampe depan. Tapi tadi umi kamu udah pamitan ko ke bunda"

"Nggakpapa ko bunda, Abi sama umi pasti ngerti" balas Aira.

"Iyah"

"Kalo kalian mau pulang ke rumah, pulang aja. Bunda nggakpapa ko, lagian udah ada Tante sama om kalian juga di sini" ucap bunda Indri.

"Tapi bun-"

"Udah, nggak usah khawatir. Kamu juga harus kembali kerja, perusahaan butuh kamu kalo bukan kamu siapa lagi?" tanya bunda memotong ucapan Ayas.

"Yang bunda bilang bener, tapi Ayas nggak bisa kerjain semua urusan kantor tanpa bantuan dari ayah" balas Ayas.

"Sttt, kamu bisa sayang. Bahkan kamu jauh lebih dari ayah kamu, kamu harus percaya itu" ucap bunda memberi semangat anak semata wayangnya.

"Ayas bakal coba dan berusaha sebisa mungkin" balas Ayas memeluk sang bunda.

"Ini baru anaknya bunda" ucap bunda mengusap punggung Ayas.

"Emang dulu bukan anak bunda ya?" tanya Aira yang sedari tadi hanya diam menyaksikan interaksi ibu dan anak ini.

"Kayanya si bukan" balas sang bunda.

"Bundaa!..." teriak Ayas kesal.

Aira dan bunda hanya tertawa saat melihat wajah kesal Ayas. Inilah yang Aira ingin lihat wajah ceria bunda yang kembali.

Lebih Dari Seorang UstadzahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang