1. Pamitnya Hanna

43 11 0
                                    

---+---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---+---

Navya tengah buru-buru menuruni tangga dari lantai tiga untuk menepati janjinya pada sang mama karena dia bilang akan mengantar ke bandara. 

Kemarin malam mamanya bilang akan menyusul papanya ke Surabaya atas perintah dari papanya yang terhitung sudah satu bulan terkakhir ini sama sekali belum pulang ke rumah. Dia mau ikut juga tapi mamanya berpesan untuk menjaga toko kue saja dari pada dia ikut.

"Jangan sampai ini macet!" ucapnya penuh harap setelah mobilnya keluar dari area kampus.

Untung saja jam makan siang sudah usai jadi jalanan sudah sedikit lenggang dan tak macet parah. Dua puluh menit kemudian dia sampai di rumah langsung disambut mamanya yang sudah rapi.

"Macet ya di jalan? Mama kan udah bilang kamu enggak perlu nganterin." ucap Hanna, mamanya.

"Takut mama capek kalo berangkat sendiri. Lagian juga mama bawa koper ini pasti berat." jawabnya memberi alasan yang sama seperti yang tadi malam dia katakan saat mamanya tidak mau diantar olehnya.

"Ya sudah. Berangkat sekarang aja ya karena takut terlalu mepet dan kalau masih ada waktu kita tunggu di bandara aja." ajak mamanya.

Sebelum berangkat dia ke kamarnya dulu untuk mengganti tasnya dari tas yang biasa dia gunakan ke kampus menjadi tas selempang biasa. Tak lupa juga dia ke dapur untuk minum karena haus sekali.

"Nanti kita ke toko dulu ya buat cek aja." ajak mamanya dan dia pun mengangguk.

Mamanya ke toko untuk berpamitan sekaligus meninggalkan pesan pada semua karyawan bahwa selama dirinya pergi, anaknya yang akan menggantikan. Memantau dan mengecek semua keadaan yang ada di toko.

Navya yang mendapat amanat itu tidak kaget lagi karena sering mendapat tugas dari mamanya jika dia datang ke toko. Kontribusi waktu, tenaga, dan idenya selama ini juga diterima dengan baik oleh semua karyawan jadi dia sangat nyaman di dekat mereka.

"Saya mau pamit ke Surabaya dan toko ini akan saya serahkan ke Navya jadi kalian semua komunikasi dengan dia saja ya." ucap mamanya saat semua karyawan berkumpul.

Setelah itu Navya langsung membawa mamanya ke arah bandara dengan lancar. 

"Nav, kemangi yang kita tanam itu nanti dipetik ya takut terlalu tua kalau dibiarkan lama. Mama mau minta Bi Ina atau Pak Salim buat petik tapi entar kamu malah ngambek-ngambek gak jelas." ucap mamanya memulai percakapan.

Bi Ina dan Pak Salim adalah dua pekerja di rumah mereka. Bi Ina menjadi tukang masak dan membersihkan rumah sedangkan Pak Salim merangkap jadi satpam dan tukang merawat halaman. Keduanya sudah ada di sana sejak Navya kecil.

Omong-omong tentang tanaman kemangi, di salah satu sudut halaman rumah mereka memang ada tanaman itu karena Navya suka sekali dengan aroma dan rasanya. Jika bisa setiap makan ada daun kemangi hingga Bi Ina memasak satu menu yang bisa dicampur dengan daun kemangi.

KemangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang