PART ONE

1.4K 24 4
                                    

Hyun Jae (POV)

Dentuman keras dari drum menggema di Aula sekolah malam ini.

Aku sedikit menjauh dari speaker yang membuat drum-yang dimainnkan oleh drummer band terkenal di sekolah-ini semakin besar.

Dasar, aku tak mengerti kenapa mereka semua malah bersenang-senang saat gendang telinga mereka secara tidak langsung dirusak.

Dan persetan dengan tuxedo ini, acara begini saja diwajibkan menggunakan tuxedo untuk para pria dan tentu saja gaun untuk para wanita.

"Hei!" Satu tepukan mendarat di pundak kananku, aku yang sedang mencoba keluar dari gedung ini, memberhentikan langkahku. Sedikit ku menoleh ke sumber suara "Kau mau kemana?"

"Aku tak kuat disini, kepalaku ingin pecah!" Ujarku harus berteriak karena lagi lagi drum itu.

Pria ini terkekeh, "Kau harus belajar bersenang-senang di tahun sekarang."

"Lebih baik aku menjadi pria jadul dari pada kesehatanku terganggu" Sambil berlalu aku melepaskan genggaman pria ini di pundakku dan berjalan menuju luar aula.

Dia mengikutiku hingga diluar.

"Kau tampan tapi aneh" Ucapnya lalu berdiri di sampingku.

Kali ini aku terkekeh. "Apa yang harus kulakukan agar aku tak dibilang aneh? Jangan memintaku untuk menaruh kupingku dekat-dekat dengan speaker tadi"

"Bro ayolahhh, kita ini sedang berada di tahun yang istimewa, dimana semua yang kau butuhkan akan terkabul, jama modern"

Sungguh, aku tak mengerti dengan jalan pikir mereka, apa yang kita dapat senangkan jika; Pertama, kuping kita rusak ; Kedua, hanya membuat suara habis ; Ketiga, membuang energi untuk berjingkrak ria

Ya, masa bodoh dengan mereka memanggilku ketinggalan jaman, tapi aku takkan menghabiskan waktuku untuk merusak diri.

"Kau masih saja menjadi pria dingin, Hyun-jae!"

"Bukan begitu, hanya saja aku tak suka keramaian"

Dia terkekeh."Baiklah, aku kembali ke dalam, jangan sampai masuk angin"

Aku menghela napas dan menatap lapangan kosong depanku.

Pikiranku langsung melambung jauh beberapa tahun lalu, saat aku bertemu dengan cinta pertamaku, dia gadis yang manis dan lembut, namun sekarang sudah tenang di dekapan tuhan.

Aku merindukannya, merindukan memori dulu yang kita lewati, merindukan saat aku pertama kalinya mengajari dia bermain basket di tengah lapangan malam hari.

Banyak yang bilang tuhan sedang merencanakan sesuatu yang baik untukku. Sudah kutunggu selama 1,5 tahun, tapi tak juga datang.

Mataku kembali melirik kedalam, jumlah orangnya masih saja banyak, berjingkrak-jingkrak tak karuan.

Jika dia masih ada, apakah aku akan berada di luar berdiam diri seperti ini?

Tentu tidak.

Aku akan berada di sini bersamanya, mungkin menikmati bulan sabit berdua sambil duduk di lantai.

"Hyun-jae!" Panggil seseorang dari belakang.

Aku menengok namun kembali menatap lapangan kosong ini.

Hyeri menepuk pundakku."Kau tak kedalam?"

Hyeri adalah sahabatku, kami bersama dari kelas 7 Smp. Selain cantik, dia punya kelebihan, yaitu meramal masa depan, entahlah apa aku harus percaya, tapi semua ramalannya benar 98%, ia pernah meramalku, aku bisa jadi gay jika tidak cepat cepat mencari pengganti. dia juga jago dalam olahraga, apalagi menarik perhatian laki laki, bukan main.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OUR STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang